Bali Mandara Mahalango
Tabuh Selogam Sanggar Raka Rai Pukau Penonton
Tabuh selogam ini menjadi suguhan penabuh sebagai ucapan terima kasih dan selamat datang.
Penulis: i kadek karyasa | Editor: Kander Turnip
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Alunan gambelan gambang dan selonding dari Sanggar Raka Rai, Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Bangli memukau penonton di kalangan Angsoka, Taman Budaya Art Centre, Denpasar, Bali, Rabu (10/8/2016) malam.
Perpaduan alunan merdu suara gambelan itu mampu menciptakan ragam seni yang berbeda, karena gambang dan selonding adalah alat musik atau gambelan yang terpisah, namun dengan kreatifnya mereka madukannya sehingga terciptalah sebuah karya seni yang bermutu tinggi.
Tabuh selogam yang dibawakan mendapat tepuk tangan yang meriah dari penonton.
Tabuh selogam yang bermakna selonding dan gambang yang terinspirasi dari penata tabuh, sehingga penyatuan antara selonding dan gambang itu menjadi sebuah karya dengan estetika seni yang tidak ternilai.
Tabuh selogam ini menjadi suguhan penabuh sebagai ucapan terima kasih dan selamat datang.
Tidak hanya perpaduan gambang dan selonding saja, gambelan dari selonding dan gambuh bisa juga sebagai iringan sebuah tarian.
Tarian Sundih yang dibawakan oleh dua orang penari.
Tari ini mengisahkan sundih atau sebuah cahaya kehidupan, yang senantiasa menerangi manusia tatkala manusia sedang berada di dalam kegelapan, tari ini terinspirasi sebagai wujud rasa syukur ke hadapan Ida Hyang Widi Wasa atas berkat dan karunianya, sehingga beliau menciptakan kita dengan Sabda, Bayu dan Idep.
Musik selonding dan gambang masih terdengar asing di Bali, namun dengan adanya Bali Mahalango ini diharapkan masyarakat menjadi lebih tahu tentang selonding dan gambang itu seperti apa.
Selonding yang dulunya digunakan untuk upacara ritual di daerah Karangasem, seperti perang pandan, dan upacara lainya yang disakralkan oleh masyarakat Bali Aga, kini sudah bervariasi dan tidak hanya difungsikan sebagai pengiring upacara keagamaan, namun selonding bisa dikalanorasikan dengan gambang sehingga terciptalah sebuah karya dari alunan gambelan selonding dan gambuh yang sangat merdu. (*)