Bali Paradise

Niniku Kemas Keaslian Rasa Jaje Bali Jadi Lebih Menarik

Jaje Bali (kue Bali) mulai tidak populer di kalangan masyarakat Bali. Semakin lama jajanan ini semakin langka dan susah ditemukan.

Penulis: made cintya dewi | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Made Cintya Dewi
Jaje Bali 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Jaje Bali (kue Bali) mulai tidak populer di kalangan masyarakat Bali. Semakin lama  jajanan ini semakin langka dan susah ditemukan.

Jajanan ini boleh jadi akan kalah bersaing dengan cakes modern yang disajikan di kafe-kafe modern.

Anak-anak muda Bali tampaknya juga tidak lagi familiar dengan jajanan warisan leluhurnya.

Beranjak dari kecemasan itu, I Wayan Handika bermaksud untuk melestarikan kembali jajanan Bali agar tidak punah. Ia ingin memberikan nuansa yang berbeda dalam pemasarannya.

Pemilik Niniku Waroeng Snacks & Cakes yang suka traveling ke Jepang ini, merasa terinspirasi ketika melihat orang Jepang menghargai kue-kue tradisional warisan leluhur mereka.

Art plating kue-kue Jepang yang cantik mendorong Handika untuk mengkreasikan jajanan tradisional Bali menjadi lebih menarik.

“Orang Jepang mengemas kue tradisionalnya dengan cantik dan menarik. Sementara kue tradisional kita dikemas sembarangan. Kenapa kita tidak bisa melakukan hal yang sama? Padahal jajanan kita tidak kalah, apalagi dari segi rasanya,” ujar Handika kepada Tribun Bali.

Menggunakan nama Niniku Waroeng Snacks & Cakes, Handika menjual menu-menu warisan sang ninik (nenek), seperti cerorot, bantal, sumping, onde-onde, kelepon dan jenis lainnya.

Tidak hanya menjual jajanan yang mempertahankan keaslian rasa, isian jajanan Bali yang disediakan di sini juga mulai dikreasikan dengan olahan stroberi, alpukat dan buah lainnya.

Dengan olahan baru tersebut, rasa yang disuguhkan menjadi lebih bervariasi. Penyajiannya juga tidak sembarangan. Handika menggunakan wadah-wadah klasik yang unik.

Desain interior bangunannya yang modern dan elegan memberi suasana yang berbeda saat menyantapnya. Suasana yang ditimbulkan bahkan berpengaruh pada rasa jajanan yang dihidangkan.

Konsep inilah yang ditekankan oleh Handika. Perlakuan terhadap makanan mempengaruhi penilaian terhadap rasa itu. Itulah yang dilakukan orang-orang Jepang terhadap warisan leluhurnya.

Mereka menyadari fakta bahwa lingkungan saat makan, mempengaruhi suasana hati dan kesan terhadap rasa masakan.

Menikmati jajanan Bali yang ditemani kopi khas Bali memberi kenikmatan yang berbeda. Kebiasaan ini yang ingin diperlihatkan dan dipertahankan oleh Handika.

Selain ditemani kopi, di sini pengunjung juga bisa memesan jus sehat, yang khusus diperuntukan bagi kesehatan tubuh.

Beberapa jus tersebut adalah, jus untuk penderita hipertensi, gangguan jantung, dan jus untuk mempertahankan daya tubuh serta meningkatkan stamina.

Jus hipertensi dibuat dari campuran mentimun dan sayuran.

Untuk jus kesehatan jantung, bahan yang digunakan adalah anggur yang diblender beserta bijinya.

Sedangkan jus daya tahan tubuh adalah perpaduan antara jahe, madu, dan lemon. Rasa jus ini didominasi dengan rasa lemon yang asam manis.

Madu yang digunakan pun bukan madu biasa, melainkan madu hutan yang memiliki khasiat lebih tinggi. (*)


Daftar Harga:

Putri ayu Rp 2.000

Bikang Rp 2.000

Wajik Rp 2.000

Kue bantal Rp 2.000

Cerorot Rp 2.500

Lapis Rp 2.000

Sumping Rp 2.000

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved