Bali Paradise

Mujair Nyat-nyat Asli Kintamani dengan Olahan Base Rajang dan Bunga Kecombrang

Sayangnya, usaha kuliner yang mengangkat makanan tradisional Bali, pada umumnya hanya sampai pada usaha kuliner kelas dua.

Penulis: made cintya dewi | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
Tribun Bali/Made Cintya Dewi
Mujair Nyat-nyat Asli Kintamani 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Selain terkenal dengan seni budaya dan adat istiadatnya, Bali juga kaya akan wisata kulinernya yang tentunya tidak dapat ditemui di tempat lain.

Sayangnya, usaha kuliner yang mengangkat makanan tradisional Bali, pada umumnya hanya sampai pada usaha kuliner kelas dua.

Terhitung masih jarang ada usaha kuliner yang mampu menampilkan makanan tradisional kelas VIP.

Sesungguhnya cukup banyak keunikan yang dapat diangkat dari makanan tradisional Pulau Dewata ini.

Restoran Warung Ikan Kintamani
Restoran Warung Ikan Kintamani

Di samping itu, saat ini terbilang sudah banyak hotel di Bali yang menyediakan menu-menu tradisional khas Bali.

Kondisi ini memang dapat dikata menggembirakan untuk perkembangan kuliner.

Tapi sayangnya, kualitas dan cita rasa makanan di tempat tersebut tidak semuanya mampu menghidangkan yang terbaik.

Hal tersebut terjadi dinilai karena chef yang meracik makanan tradisional tersebut keahliannya lebih dibidang masakan western.

Bermula dari kegelisahan tersebutlah, Dr Ir Made L Nurdjana berniat mendirikan restoran yang menonjolkan makanan tradisional Bali yang rasanya masih original.

Menggunakan label Restoran Warung Ikan Kintamani, ia menawarkan menu khas Kintamani sebagai menu unggulannya. Seperti yang kita ketahui, makanan khas Kintamani adalah mujair, nila nyat-nyat.

Mujair Nyat-nyat Asli Kintamani
Mujair Nyat-nyat Asli Kintamani

Manager Restoran Warung Ikan Kintamani yang terletak di Jalan By Pass Ida Bagus Mantra, Ketewel, Ketut Novia Dewi, mengatakan menu khas Kintamani yang disajikan di sini bukan hanya sekadar nama saja.

Nila nyat-nyat rasanya asli seperti nila nyat-nyat yang ada di tempat asalnya, sebab yang memasak menu ini adalah orang-orang dari Kintamani.

“Karena beliau berkeinginan mengangkat kearifan lokal makanan Kintamani. Jadi ciri khas dari makanan itupun harus tetap asli tanpa diubah atau dikurangi. Memang banyak warung makan yang menyajikan ikan nyat-nyat. Tapi kalau orang sekadar meniru masakan Kintamani, tapi tidak mendalaminya, akan ketahuan dari rasanya,” ujar Novia kepada Tribun Bali.

Ia juga menambahkan nila nyat-nyat yang ditawarkan ukurannya lebih besar.

Selain itu yang membuat menu ini menjadi spesial adalah bumbu asli Kintamaninya yang berbeda dengan bumbu nyat-nyat di tempat lain.

Jika biasanya bumbu nyat-nyat hanya menggunakan base genep saja, tapi bumbu nyat-nyat ala restoran ini menggunakan base rajang yang dicampur dengan bunga kecombrang.

ikan

“Bumbunya kami campur antara base rajang dengan bunga kecombrang. Biasanya kecombrang itu kan digunakan untuk sambal, tapi setelah kami olah dengan bumbu rajang, ternyata rasanya enak dan saat dinyat-nyat, ada aroma kecombrangnya. Penyajian menu nila nyat-nyat ini kami pasangkan dengan sambal matah, sambal merah, dan plecing,” imbuh Novia.

Di samping nila nyat-nyat, nila bumbu Kintamani juga tidak kalah enaknya.

Ikan nila digoreng dan disiram dengan bumbu Kintamani.

Campuran berbagai rempah Bali diulek, lalu ditambahkan bunga kecombrang.

Pelengkapnya sama dengan menu nila nyat-nyat yaitu sambal matah, sambal merah, dan plecing.

Restoran ini juga menawarkan aneka sup, seperti sup ikan dan sup jagung.

sayur

Sup yang disajikan juga merupakan khas Kintamani.

Penyajiannya menggunakan daun junggul sebagai penyedapnya.

Menurut Novia, tumbuhan junggul hanya tumbuh di Kintamani.

Selain sebagai penyedap, daun junggul berfungsi untuk menetralisir bau amis.

“Sup memang ada di mana-mana. Kalau di Bali namanya jukut, tapi sup kami dijamin berbeda. Biasanya orang menggunakan daun salam, tapi kami gunakan daun junggul. Itu rasanya khas sekali. Cita rasa supnya lebih kuat. Junggul itu seperti kemangi, tapi aromanya lebih keras,” tambah Novia.

Segarnya Jus Terong Belanda

Restoran ini juga menyajikan aneka minuman, mulai dari yang segar, dingin, hingga yang hangat. Minuman yang paling sering dipesan oleh pengunjung adalah jus terong Belanda yang memiliki rasa segar dengan warna yang cantik.

Minuman yang menyegarkan ini juga sangat baik untuk kesehatan.

es segar

Konsep yang digunakan restoran ini dipadukan dengan semangat go green.

Bangunannya dilengkapi dengan halaman yang luas, serta diperindang dengan pohon-pohon. Bahkan di tengah-tengah taman, disediakan tiga gazebo.

Berbagai fasilitas juga tersedia di restoran ini seperti lapangan futsal, wifi, serta meeting room.

Meeting room yang ada di antaranya yang semi indoor dan full indoor.

Semi indoor biasanya digunakan untuk party. Pengunjung dapat memanfaatkannya secara cuma-cuma asalkan memesan makanan.

Sementara ruangan full indoor dapat digunakan selama dua jam oleh pengunjung yang memesan makanan dan minuman.

Jika lebih dari dua jam, akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 100 ribu per jam.

Sedangkan bagi yang tidak memesan makanan, bisa menggunakan tempat dengan syarat harus membayar Rp 200 ribu per jam.

Sedangkan lapangan futsalnya hanya bisa digunakan secara gratis saat siang hari.

Jika pengunjung ingin menggunakan lapangan futsal di sore hari, dari pukul 18.00 Wita hingga malam, akan dikenakan biaya sebesar Rp 100 ribu per jam. (*)

Info Harga:

Gurami goreng tepung Rp 50.000

Gurami tim bumbu rajang Rp 50.000

Gurami pepes kemangi Rp 50.000

Gurami panggang madu Rp 50.000

Nila bumbu kintamani Rp 40.000

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved