Eksekusi di Kampung Bugis Serangan

Warga Kampung Bugis Serangan Marah Karena Perhiasannya Hilang Saat Eksekusi Lahan

Eksekusi lahan seluas 94 are atau 9400 meter persegi di kampung Bugis Serangan berakhir ricuh.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/ Andriansyah
Warga di Kampung Bugis, Serangan, Bali saat dilakukan eksekusi lahan Senin, (17/6/2014), saat itu eksekusi batal dilakukan karena aparat menganggap situasi tak kondusif. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Eksekusi lahan seluas 94 are atau 9400 meter persegi di kampung Bugis Serangan berakhir ricuh.

Ada warga yang mengalami bocor di kepala akibat aksi saling pukul dengan aparat.

Eksekusi pun sudah berjalan dengan pemerataan bangunan warga.

Pantauan Tribun Bali, eksekusi dilakukan seusai aparat berwajib berhasil mengevakuasi warga dari jalan raya menuju rumah warga.

Sayangnya, evakuasi warga berjalan ricuh hingga bentrok dan saling pukul.

Dihimpit pihak aparat keamanan yang terjun dengan personel yang berjumlah cukup banyak membuat warga menyingkir.

Tragisnya, tak hanya persoalan bentrok.

Warga juga berteriak marah karena menganggap eksekusi ada muatan laiknya perampokan.

Baca: Oknum Usil Curi Barang-Barang Warga Saat Eksekusi Lahan Kampung Bugis Serangan

Sebab, barang berharga warga hilang. Meski ada juga yang kemudian ditemukan.

Satu di antara 36 KK yang menempati lahan 94 are itu, Husein (48) mengaku kehilangan perhiasan.

Perhiasan berupa kalung emas, cincin dan gelang raib dari lemari yang dikeluarkan paksa 

"Semua hilang. Uang tidak tahu berapa. Yang bisa saya selamatkan hanya ijazah anak saya saja," kata Husein Selasa (3/12/2016).

Bapak Anak tiga itu mengaku bahwa anak-anaknya masih kecil.

Ia menganggap bahwa ada unsur pencurian di sini.

Sementara itu, salah seorang warga ,Zaenuddin (35) warga Kampung Bugis Serangan, menjadi korban dalam peristiwa siang ini.

Ia mengaku melawan karena terhimpit dari depan dan belakang dan akhirnya harus pasrah dan minggu di lapangan.

"Saya dua kali dipukul, sudah tidak tahan akhirnya saya keluar. Dan akhirnya diobati hanya dengan perban saja," ungkapnya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved