Inspirasi
Wow, Hari Ini Undiksha Luncurkan Mobil dan Motor Listrik, Bodi Kuat Pakai Serat Pohon
Mobil listrik bernama Ganesha Sakti (Gaski) ini telah selesai dirakit dan akan diperkenalkan kepada publik bersamaan dengan motor listrik Ganesha 1.0
Penulis: Lugas Wicaksono | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sebuah mobil listrik terparkir di garasi Fakultas Teknik dan Kejuruan (FTK) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Senin (9/1/2017).
Mobil listrik bernama Ganesha Sakti (Gaski) ini telah selesai dirakit dan akan diperkenalkan kepada publik bersamaan dengan motor listrik Ganesha 1.0 yang juga telah rampung dirakit hari ini, Selasa (10/1/2017), dengan mengelilingi Kota Singaraja.
Gaski dirakit oleh tim Korawa yang terdiri dari 14 mahasiswa semester V program studi (prodi) Pendidikan Teknik Mesin.
Tim yang langsung dipimpin Kepala Prodi Teknik Mesin, Dr Kadek Rihendra Dantes ST MT, ini dibagi menjadi tiga, tim bodi diketuai Nengah Subrada, tim sasis dengan ketua I Nyoman Agus Adi Saputra, dan Moh Iqbal sebagai ketua tim motor.
Iqbal menjelaskan, Gaski merupakan mobil listrik berpenggerak Gardan Motor BLDC berdaya 1000 Watt.
Mobil ini dibuat selama hampir setahun dengan waktu perancangan selama delapan bulan dan perakitan selama tiga bulan.
Menurut dia, ada beberapa kelebihan mobil listrik ini dibandingkan mobil listrik lain.

Tim Korawa dan Sengkuni berpose bersama mobil listrik Ganesha Sakti dan motor listrik Ganesha 1.0 yang siap dilaunching, Selasa (10/1/2017) dengan berkeliling Kota Singaraja.
“Gaski ini menggunakan jenis motor sinkron yang bertipe motor BLDC yang dirangkai menjadi satu dengan gardan secara langsung. Mungkin kebanyakan mobil listik pakai motor BC, tetapi kita coba inovasi dengan BLDC supaya tenaga yang dihasilkan lebih besar,” jelasnya.
“BLDC sensornya lebih mudah untuk dirangkai itu yang utama, karena kita menggunakan sensor jenis holt yang dirangkai dengan kabel yang langsung terhubung, dari perangkaian lebih mudah dari motor BC yang lain,” tambahnya.
Selain itu, dengan spesifikasi mesinnya itu, Gaski memiliki kecepatan yang terbilang baik. Dengan kondisi jalan yang normal, mobil listrik ini mampu mencapai kecepatan maksimal 30 kilometer/jam.
Ini dibuktikan dengan uji coba mengelilingi Kota Singaraja, Minggu (8/1/2017), dan berjalan normal dari awal sampai akhir.
Dengan kecepatan maksimal tersebut, daya tahan baterai mampu bertahan sampai sekitar tiga jam atau setelah menempuh jarak perjalanan sekitar 100 kilometer.
Pengisian daya listrik ke dalam baterai sebagai bahan bakar masih dilakukan secara konvensional dengan sistem charger.
Tim Korawa berencana akan mengembangkan kelemahan ini.
“Pengembangan akan masih terus kami lakukan baik pengisian langsung dari baterainya, selama ini pengisian masih menggunakan charging konvensional menggunakan arus listrik PLN, rencana kami akan menggunakan pengisian langsung baik dari panel surya maupun lainnya,” ujarnya.
Sementara untuk bagian bodi menggunakan bahan dari baja karbon rendah dan pipa gas.
Keseluruhan bagian mobil listrik ini dirakit sendiri mulai dari nol dengan bahan-bahan yang didapatkan mulai dari Bali sampai Jakarta.

Tim Korawa dan Sengkuni berpose bersama mobil listrik Ganesha Sakti yang siap dilaunching, Selasa (10/1/2017) dengan berkeliling Kota Singaraja.
Komponen yang sampai dibeli di Jakarta adalah komponen yang tidak tersedia di Bali seperti komponen mesin.
Pembuatan Gaski ini telah menghabiskan biaya sampai Rp 50 juta.
Selain Gaski, Undiksha juga akan meluncurkan sepeda motor listrik Ganesha 1.0 yang dikerjakan mahasiswa semester IX Prodi Pendidikan Teknik Mesin.
Proyek motor listrik ini dikerjakan oleh tim Sengkuni yang terdiri dari 30 mahasiswa, masih diketuai Kepala Prodi Teknik Mesin, Dr Kadek Rihendra Dantes ST MT.
Sama dengan tim Korawa, tim Sengkuni ini dibagi menjadi tiga tim, terdiri dari tim bodi yang diketuai Gede Aprianto, tim sasis diketuai Kadek Budarma, dan tim motor dengan ketua I Gede Tangkas Artha Susena.
Tangkas mengatakan, motor listrik yang dirakitnya ini berjenis skuter elektrik.
Berbeda dengan motor listrik yang banyak diproduksi, Ganesha 1.0 ini dirancang sebagai motor listrik bertransmisi atau disebut Electric Vehicles Base Continous Variable Transmission (EV-CVT).
Motor listrik ini adalah motor DC dengan memakai mikro switch yang menempel pada mekanis gas, berfungsi mengamankan sistem daya pada berbagai kondisi kendaraan.
Sementara Kadek Dantes menambahkan, energi listrik pada motor ini bersumber pada generator melalui alat pengisian (charge) yang berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) sesuai dengan kebutuhan pengisian dari baterai melalui dua buah kabel, yaitu positif dan negatif.
Motor DC yang diproduksi Undiksha ini berbeda dengan motor lain yang banyak menggunakan BLDC. Motor listrik ini diklaim satu-satunya yang menggunakan transmisi di Indonesia.
“Kampus lain belum pernah saya lihat motor yang bertransmisi. Kalau motor listrik yang lain kan BLDC, pada tromol ban ada gigi satu dua tiga empat. Kalau ini variabel sama dengan motor matic, gigi 1,1 atau 1,2 ada, ini matic tinggal gas saja,” ujar Kadek Dantes.
Saat uji coba, Ganesha 1.0 mampu melaju dengan kecepatan maksimal 40 kilometer/jam dengan baterai berdaya 130 volt 30 ampere. Baterai ini mampu bertahan dengan waktu tempuh dua jam atau sejauh 80 kilometer. Sama dengan mobil Gaski, motor listrik ini masih menggunakan pengisian daya listrik secara konvensional.
“Masih sama dengan kendala yang dihadapi motor listrik umumnya, kendala ada pada daya tahan baterai, bagaimana caranya daya yang dikeluarkan kecil tapi kecepatannya maksimal,” kata Tangkas.
Sementara itu, menurut Gede Aprianto, bodi motor terbuat dari bahan ramah lingkungan menggunakan serat pohon dan daun gebang.
Pohon ini banyak ditemukan di perbukitan Buleleng Barat. Motor listrik ini juga diklaim lebih unggul karena keramahan lingkungan.
“Kita ambil seratnya, kemudian kita tiriskan sehingga kadar air rendah, kita jemur baru kita rol sehingga serat itu terpisah dengan kambiumnya, serat itu kita ambil sebagai penguat seperti serat fiber glass,” tuturnya.
Meskipun terbuat dari serat pohon, bodi motor ini cukup kuat.
“Cukup kuat, hampir sama kekuatannya karena kemarin sempat diuji tabrak kekuatan dan hasilnya sudah bagus,” kata Aprianto.
Pembuatan motor listrik Ganesha 1.0 ini telah menghabiskan sedikitnya Rp 80 juta.
Proyek Gaski maupun Ganesha 1.0 ini dikerjakan dengan dana yang sudah disiapkan Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) senilai Rp 112 juta. Kekurangannya ditambahi oleh Undiksha.
Sampai saat ini mereka masih menunggu mitra yang dapat diajak kerjasama untuk memproduksi masal setelah melalui beberapa penyempurnaan.
Mereka juga berharap dukungan dari Pemkab Buleleng maupun Pemprov Bali.
“Produksi masal kita masih menunggu mitra dan biaya, mitranya kita belum ada, kalau dari daerah lain pemerintahnya yang mendukung, kita berharap pemerintah daerah di sini untuk mendukung,” pungkas Aprianto. (*)
