Bali Paradise
Yuk, Masuk Museum Geopark Batur! Plesiran Sambil Nambah Ilmu Kebumian
Museum Geopark Batur wajib masuk dalam daftar tempat yang mesti dikunjungi saat waktu luang.
Penulis: I Gusti Agung Bagus Angga Putra | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bosan mengunjungi objek wisata yang begitu-begitu saja?
Barangkali menghabiskan waktu liburan dengan mengunjungi tempat yang antimainstream bisa menjadi alternatif mengisi waktu liburan.
Terlebih objek wisata tersebut dapat menambah wawasan Anda atau si buah hati.

Museum Geopark Batur wajib masuk dalam daftar tempat yang mesti dikunjungi saat waktu luang.
Terletak 70 kilometer di sebelah timur laut Denpasar, museum yang dibuka sejak tahun 2007 ini menawarkan wisata pendidikan.
Lokasinya yang bersebelahan dengan obyek wisata populer Penelokan di Kintamani Bangli, museum ini menjadi pilihan tepat bagi masyarakat yang hendak menambah wawasan dalam ilmu kebumian atau geologi.
Suasana yang tenang dan sejuk, jauh dari hiruk-pikuk Kota Denpasar akan menyambut pengunjung ketika menjejakkan kaki di halaman museum ini.
Setelah memasuki museum, pengunjung dapat menyaksikan maket atau miniatur Gunung Batur dan kaldera yang ada di sekitarnya.
Miniatur itu membentang di tengah-tengah lobi yang luas.

Di dinding lobi terdapat televisi layar datar yang berisi tayangan video yang menjelaskan beberapa hal mengenai Gunung Batur dan geosite di antaranya Gunung Payang, Bukit Puraknya, Danau Batur, Gunung Bunbulan, dan Gunung Abang. Selain itu, agar lebih mudah dipahami, pihak museum juga menyediakan papan besar yang ditempeli poster ukuran raksasa.
Pada poster ukuran raksasa yang memenuhi dinding lobi tersebut berisi penjelasan ringkas tentang geopark seluas 370,5 km2 itu.
Secara garis besar, Museum Geopark Batur ini dibagi ke dalam tiga tema ruangan.

Pertama ada ruang kebumian, kedua ruang kebudayaan, dan ketiga ruang biodiversity.
Pengunjung mesti melewati tiap tema ruangan secara berurutan untuk menikmati sekaligus mengelilingi museum hingga tuntas.
Pada setiap tema ruangan, pengunjung dapat menyaksikan video simulasi terbentuknya Gunung Batur, alam semesta, atau ragam kebudayaan yang ada di sekitar Gunung serta Danau Batur.
Tidak terbatas sampai di sana, video simulasi pembentukan alam semesta, terjadinya tsunami, pergerakan lempeng bumi, terbentuknya bumi, dan alam semesta serta galaksi dapat dijumpai di sini. Semuanya dikemas dalam format bermain sambil belajar.
Pengunjung dipastikan akan betah berlama-lama, terlebih penjelasan disampaikan melalu perantara peralatan mutakhir.
Semisal pada video proses terbentuknya galaksi bima sakti atau milky way, pengunjung seperti dibawa masuk ke dalam tayangan video karena didukung layar besar dan efek suara yang jernih.
Lebih bagusnya lagi, pengunjung tidak perlu berlama-lama antre untuk menikmati materi pembelajaran visual.

Selain simulasi video, di ruang kebumian pengunjung juga dapat melihat beberapa jenis bebatuan, baik yang berasal dari Gunung Batur maupun tempat lainnya.
Batu-batu yang beberapa di antaranya merupakan hasil letusan dan endapan lava tersebut dipajang berjejer di sepanjang lorong ruang kebumian.
Keluar dari ruang kebumian, pengunjung akan memasuki ruang kebudayaan. Ruangan ini terletak di lantai dua museum.

Di antara ruang kebumian dan kebudayaan, pengunjung harus melewati lorong yang berdampingan dengan hutan belantara di gunung sebelah museum.
Hamparan hijau pepohonan dan udara pegunungan yang segar bersih dan sejuk jadi teman perjalanan sebelum memasuki ruang kebudayaan.
Di ruang kebudayaan, tema yang diusung meliputi bagaimana bentang alam Gunung Batur berkolaborasi dengan kebudayaan masyarakat setempat.
Terdapat pula sarkofagus dan replika candi-candi serta patung.
Terakhir, di ruang biodiversity, di antaranya berisi penjelasan mengenai keanekaragaman hayati Gunung Batur.
Bagaimana efek letusan Gunung Batur yang berperan serta menyuburkan tanah sekitarnya.
Keunggulan tanaman kopi di Bangli, serta ras anjing Kintamani yang pemberani.
Staf Museum Geopark Batur, Ida Ayu Komang, mengatakan semenjak tahun 2016, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) turut membantu pengembangan musem ini.

Museum ini diresmikan kembali pada April tahun lalu.
Di Museum Geopark Batur, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk.
Menurut Dayu Komang, Museum Geopark Batur kerap dikunjungi oleh siswa-siswi sekolah dan sudah dikenal oleh kalangan wisatawan mancanegara.
“Museum ini buka setiap hari kecuali Jumat dan libur nasional. Pada Senin hingga Kamis, museum buka mulai pukul 08.00 hingga 16.00. Sedangkan hari Sabtu dan Minggu buka mulai pukul 08.00 dan tutup pukul 14.00,” jelasnya.

Manjakan Mata di Penelokan
Museum Geopark Batur terletak tepat di sebelah objek wisata Penelokan di Kintamani, Bangli.
Objek wisata Penelokan menjadi favorit bagi wisatawan mancanegara maupun domestik menikmati kemegahan Gunung Batur dan ketenangan air Danau Batur yang jernih memanjakan mata.
Setelah menyaksikan bagaimana proses pembentukan Gunung dan Danau Batur di museum, dengan berjalan kaki pengunjung bisa lebih dekat menyaksikan keindahan gunung setinggi 1.171 meter yang berdampingan dengan Danau Batur.
Menyaksikan bentang alam Gunung dan Danau Batur sambil bercengkerama bersama keluarga dari ketinggian di Penelokan, mampu mengusir segala penat dan jenuh yang didapat saat menjalani rutinitas sehar-hari. (*)
Info:
Museum Geopark Batur, Lokasi : Jalan Raya Penelokan, Batur, Kintamani, Bangli
Waktu kunjungan :
Senin-Kamis : Pukul 08.00 - 16.00 Wita
Jumat : Libur
Sabtu-Minggu : Pukul 08.00 - 14.00 Wita
- Tidak dikenakan biaya masuk