Bali Paradise

11 Pancoran Penglukatan Tirta Mumbul, Genah Memohon Rezeki Hingga Nunas Tamba

Tempat penglukatan ini memang memiliki air yang sangat jernih dan segar sebab langsung mengucur dari sumber mata air.

Tribun Bali/Ni Putu Diah Paramitha Ganeshwari
Penglukatan Tirta Mumbul 

Tirta Mumbul awalnya adalah sebutan untuk kolam alami yang ada di wilayah itu.

Kolam ini terbentuk dari semburan mata air bawah tanah.

Sejak dulu, warga telah memanfaatkan air Tirta Mumbul untuk kepentingan irigasi dan kebutuhan hidup.

()

Sekitar tahun 90-an, warga mulai memanfaatkan air Tirta Mumbul untuk kepentingan spiritual.

Masyarakat mulai menjadikan kolam Tirta Mumbul sebagai tempat melakukan ritual melasti, banyu pinaruh, dan nyegara-gunung.

Tahun 2016 sarana melukat mulai dibangun dan dibuka untuk umum Desember lalu.

Lokasi ini pun segera menarik minat pengunjung hingga luar Bali.

Ada juga pemedek yang jauh-jauh datang dari Lombok dan Banyuwangi karena mendapat pewisik.

Menurut Ida Bagus Made Bhawa, ketua pengelola Tirta Mumbul hal ini disebabkan tempat ini memiliki taksu.

 “Masyarakat percaya dengan melukat di sini mereka akan mendapatkan anugerah. Pengunjung biasa datang untuk memohon rejeki, nunas tamba (memohon penyembuhan), dan juga mencari siddhi (energi spiritual),” ujar Ida Bagus Made Bhawa.

Ia pun menuturkan, banyak masyarakat  yang menghaturkan daksina dan bebanten sebagai ucapan terima kasih ke Tirta Mumbul, sebab permohonannya kala melukat dikabulkan.

Di lokasi ini terdapat 11 pancoran yang masing-masing memiliki nama dan makna berbeda.

Nama pancoran disesuaikan dengan nama dewa dalam Nawa Sanga, ditambah pancoran Dewi Gangga dan Saraswati.

Patung-patung manifestasi dewa pun terpajang apik di atas pancoran.

“Jika ingin melukat di sini, aturannya adalah menggunakan pakaian adat Bali. Penglukatan dimulai dari pancoran yang paling selatan, pancoran Dewi Gangga. Di pancoran pertama ini, hal-hal yang ada di dalam diri kita akan diuraikan satu per satu, seperti benang kusut yang harus diurai sebelum dirapikan. Di pancoran setelahnya, mulailah uraian-uraian tersebut akan disusun kembali, supaya tercipta harmoni. Terakhir, Dewa Siwa akan memberikan sentuhan anugerahnya dan juga sebagai pengesahan, kita telah selesai melaksanakan melukat,” jelas Ida Bagus Made Bhawa. 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved