Takut Warga Trauma, Seluruh Air Minum Otomatis Denpasar Distop, Dirut PDAM Pusing
Tewasnya Rendi akibat tersetrum saat minum air di fasilitas AMO membuat semua layanan di sejumlah ruang publik di Denpasar distop.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Eviera Paramita Sandi
"Kok mati ya keran air minumnya. Padahal saya haus sekali," ujar Billy Prayoga, remaja yang kemarin berolahraga di Lapangan Puputan Margarana Renon (Lapangan Renon), Denpasar.
Meski Billy sudah mengetahui ada yang meninggal kena setrum AMO saat akan minum, namun ia tidak takut minum air di AMO Bajra Sandhi.
"Iya saya sudah tahu berita anak tewas kesetrum AMO. Tapi kan fasilitas di sana dan di sini tentu beda," kata remaja 18 tahun dari Sidakarya Denpasar itu.
Warga lain, Made Riki berharap PDAM melakukan inspeksi rutin dan sering terhadap AMO-AMO yang ada agar warga tak jadi korban jika fasilitas itu bermasalah.
"Kalau menyediakan pelayanan harus juga diimbangi dengan pengawasan. Karena ini kan ruang publik. Ya semoga nanti ada peningkatan pengecekan terhadap alat-alat itu, biar aman," harap Made Riki.
Direktur Utama PDAM Denpasar, Ida Bagus Gde Arsana mengakui bahwa memang seluruh layanan keran air siap minum di Denpasar distop untuk sementara waktu.
Ini dilakukan lantaran, menurut PDAM, banyak warga trauma minum di AMO akibat kejadian meninggalnya Rendi.
"Memang sengaja kami stop untuk sementara. Ini semata-mata untuk meredam trauma masyarakat," kata Arsana kepada Tribun Bali.
Arsana menyatakan, total ada tujuh tempat keran air siap minum milik PDAM Denpasar yang diletakkan di sejumlah ruang publik di Denpasar.
Rinciannya, dua unit di Lapangan Puputan Badung Denpasar, dua unit di Lapangan Taman Kota Lumintang Denpasar, satu unit di areal jogging track Lapangan Renon Denpasar, satu unit di kawasan warung Men Weti Sanur, dan satu unit lagi di areal Graha Sewaka Dharma, Lumintang, Denpasar.
Arsana menyebut, AMO yang menyebabkan Rendi meninggal memang yang paling tua, yaitu sudah dipasang sejak tujuh tahun silam atau pada tahun 2010. Namun, sejauh ini Arsana menyebut dirinya tidak pernah menerima laporan tentang kerusakan fasilitas tersebut.
“Bentuk keran air minum di Lapangan Puputan Badung yang bermasalah itu paling berbeda dari yang lain. Namun, kami tidak pernah terima laporan kerusakannya. Kami selalu lakukan pemeliharaan rutin setiap dua minggu sekali,” jelas Arsana.(*)
Info ter-UPDATE tentang BALI, dapat Anda pantau melalui:
Like fanpage >>> https://www.facebook.com/tribunbali
Follow >>> https://twitter.com/Tribun_Bali
Follow >>> https://www.instagram.com/tribunbali
Subscribe >>> https://www.youtube.com/Tribun Bali
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/amo_20170415_093320.jpg)