Benda-Benda Ini Diyakini Turun dari Surga, Yang Nomor 2 Ada di Indonesia
Ada istana yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bidadari yang cantinya tiada tara, buah-buahan yang boleh dipetik kapan saja
Dahulunya batu ini dipercaya oleh umat islam memancarkan cahaya putih seperti Hajar aswad, namun Allah telah memadamkan cahayanya karena seandainya cahaya tersebut masih ada, digabungkan dengan cahaya Batu Hajar Aswad maka akan menerangi seluruh bagian yang ada di antara ufuk timur dan ufuk barat.
4. Daun Tin

Daun ini dikisahkan ada saat nabi Adam as memakan buah khuldi, maka seketika itu pula terlepaslah pakaian nabi Adam tanpa sehelai benang pun di tubuh beliau, kemudian nabi Adam pun mengambil dedaunan yang ada di surga untuk menutupi tubuhnya karena malu, namun dedaunan tersebut malah menjauh dari beliau, tapi ada satu dedaunan yang merasa iba kepada nabi Adam yaitu daun-daun pohon Tin, karena daun Tin tidak sanggup melihat kondisi nabi adam pada saat itu.
Inilah daun-daunan yang dipercaya sangat berjasa bagi nabi Adam.
Dari daun Tin ini juga mempunyai kelebihan padanya berupa buah yang manis tanpa berbiji.
5. Cincin Nabi Sulaiman

Wahab bin Munabih mengatakan bahwa cincin Nabi Sulaiman dikenal dengan nama "Cincin taat Nabi Sulaiman" yang diciptakan Allah dari cahaya yang bersinar sangat terang yang cahayanya mengalahkan setiap cahaya berasal dari langit yang memiliki empat sisi diantara sisinya tertulis kata :
Pada sisi pertama tertulis "Laa ilaha ilallah Wahdahu laa syarikalahu Muhammadan abduhu wa rasuluhu".
Pada sisi kedua tertulis "Allahumma malikal mulki tu'til mulka man tasya wa tanzi'ul mulka man tasya wa tu'izu man tasya wa tuzilu man tasya”.
Pada sisi ketiga tertulis "Kullu syai'in haalikun illallah"
Dan pada sisi keempat tertulis "Tabarokta ilahiy laa syariika laka".
Cincin tersebut diyakini memiliki cahaya yang bersinar yang apabila dikenakan maka akan berkumpul para jin, manusia, burung, angin, setan dan awan.di mana angin sebagai kendaraannya, Manusia dan Jin sebagai bala tentaranya, burung sebagai pembantu dan teman bicaranya , binatang buas sebagai pekerjanya, dan para Malaikat sebagai utusannya. (Budi Darmawan) (*)