Kekerasan Melibatkan Kelompok Pemuda Kian Marak, Polresta Tengarai Karena Kurang Kasih Sayang Ortu

"Kita tidak mungkin lepas tangan. Tapi, kami berharap semua yang terlibat dengan unsur anak, harus terlibat. Jangan hanya penegakan hukum. Karena akan menjadi sebuah tren, yang kemudian membuat Kepolisian bekerja untuk mengatasi hal itu," bebernya.

Di bagian lain, Kapolsek Denpasar Barat Kompol Gede Sumena menyatakan, ‎kasus yang pernah ditangani pihaknya ialah penganiayaan di Jalan Gatsu Barat dekat mini mart pada 13 Juni 2016 sekitar pukul 04.00 Wita.

Dari kasus ini, seorang remaja 15 tahun menjadi korban yakni MNA dan pemuda 17 tahun, ZMI.

‎"Pelakunya satu orang dewasa yakni Wayan Rulianto, 21 tahun. Satunya MIM, remaja 16 tahun," jelasnya.

Kasus kedua, ialah di Jalan Pulau Buton pada 13 Juni 2017 dini hari pukul 02.00 Wita, enam orang pelaku diamankan.

Mereka rata-rata merupakan pemuda bau kencur yang mengalami persoalan di dalam keluarga. Mereka adalah GWS (16), AS (16), KPF (15), PES (16), ‎HW (17) dan S (16). ‎

Enam pemuda itu memiliki masalah keluarga yang membuat mereka akhirnya melakukan tindakan penganiayaan dan penusukan.

Kasus berikutnya ialah seorang pemuda DWP (16) melakukan penganiayaan terhadap rekan sebayanya di Jalan Nusakambangan pada 4 April 2017 lalu.

Kasus berikutnya, terjadi di Jalan Teuku Umar Denpasar empat orang pemuda melakukan pencurian dengan kekerasan pada 29 April 2017, sekitar pukul 00.30 Wita.

Empat pelaku remaja yakni MSR (15), MOS (17) MW (17) dan DPD (17) yang melakukan kekerasan berupa penusukan dan meminta HP serta uang dari remaja lain yakni MS (17). MZ mengalami luka tusuk.