Merakit Layang-layang Adalah Karya Seni
Wayan Rimpug sedang menata layang-layang yang dijual di pinggir jalan Raya Kuta, Badung, Bali, Rabu (21/6/2017).
Penulis: Rizal Fanany | Editor: imam rosidin
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Merakit rangka layang-layang, menempel kain hingga menjadi layang-layang siap terbang merupakan sebuah karya seni.
Hal ini disampaikan oleh Wayan Rimpug, salah seorang perajin sekaligus penjual layang-layang di pinggir jalan Raya Kuta, Badung, Bali, Rabu (21/6/2017).
Ada dua jenis layang-layang yang ia jual, yakni layang-layang bebean dan layang-layang ikan cotek.
Menurut dia keunggulan dari layang-layang yang dijualnya adalah jika kena air cepat kering.
Sudah enam tahun terakhir Rimpug menggeluti bisnis musiman ini.
Dalam sehari dia bisa memproduksi 2-5 layang-layang. Namun, jika ada pesanan dia biasanya dibantu oleh anaknya.
"Sudah 6 tahun ini saya jualan layang-layang, apalagi ini musim angin kencang dan sudah musimnya orang-orang bermain layang-layang," kataya.
Layang-Layang dari bahan kain peles ini dibadrol dengan harga Rp 75-150 ribu sesuai besar kecilnya ukuran. (*)