Sedih, Surat Dedek untuk Mendiang Ayah ‘Terakhir Bapak Ajak Bantu Pengungsi, Besoknya Sudah Tiada’
Bocah perempuan yang masih duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Pemaron ini mengutuk perbuatan pelaku yang tega menghabisi nyawa ayahnya.
Berdasarkan informasi yang beredar, petugas gabungan dari Polsek Kota Singaraja dan Polres Buleleng berhasil mengamankan seorang terduga pelaku berinisial KL di Mapolsek Kota Singaraja.
Namun hingga kemarin sore, belum ada keterangan resmi dari pejabat berwenang terkait keberhasilan penangkapan KL ini.
Kasubag Humas Polres Buleleng AKP Nyomab Suartika mengatakan, pihaknya berencana akan memberikan statment secara resmi hari ini, Rabu (4/10/2017) pukul 10.00 Wita di Mapolsek Kota Singaraja.
"Kasusnya akan di rillis Rabu (hari ini, red)," ucapnya singkat.
Sebelumnya, Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP Mikael Hutabarat mengatakan, pelaku penganiayaan terhadap seorang anggota ormas di Jalan Pulau Sulawesi, Kelurahan Kampung Baru, Buleleng, berhasil terdeteksi.
Terduga pelaku berinisial KL, diprediksi telah melarikan diri ke Denpasar.
AKP Mikael juga membeberkan pihaknya telah berhasil mengamankan barang bukti berupa sebilah pedang sepanjang sekitar 51 sentimeter.
Pedang tersebut mereka temukan di dapur milik rumah terduga pelaku di Jalan Pulau Belitung, Kelurahan Kampung Baru, Buleleng.
Diduga Lebih dari Satu
Sementara itu, kakak pertama almarhum Botak, I Luh Suratni (35) menjelaskan, seusai menjalani autopsi di RSUP Sanglah, pihak keluarga langsung membawa pulang jenazah Botak Senin (2/10/2017).
"Ini sudah jadi keputusan keluarga. Almarhum dikubur dulu. Nanti proses upacara pengabenan dilakukan kalau waktunya dan hari baiknya sudah tepat," jelasnya.
Suratni mengaku tidak mengetahuinya secara pasti apa motif pelaku menghabisi nyawa Botak. Namun ia menduga, pelaku yang membunuh adik ke enamnya itu berjumlah lebih dari satu orang.
"Kami serahkan kasus ini kepada polisi dengan harapan agar pelaku segera ditangkap. Kami dari pihak korban berharap mendapatkan perlindungan dari polisi. Terutana buat anak dan istrinya. Takut nanti pelakunya melakukan teror atau semacamnya," tutupnya. (*)
