Serba Serbi
Mensyukuri Kekayaan dan Kemakmuran di Hari Buda Cemeng Klawu, Ini Mitos yang Berkembang
Umumnya para pedagang melakukan persembahyangan khusus di tempatnya berjualan atau di Pura Melanting di dalam pasar.
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN – Rerainan Rambut Sedana pada Buda Wage/Buda Cemeng Klawu, Rabu (28/2/2018) sering diidentikan masyarakat Bali sebagai pemujaan kepada uang.
Umumnya para pedagang melakukan persembahyangan khusus di tempatnya berjualan atau di Pura Melanting di dalam pasar.
Pengasuh Pasraman Manikgeni, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda menyebutkan, Rerainan Rambut Sedana merupakan hari untuk mensyukuri kekayaaan dan kemakmuran.
"Bukannya hari atau pemujaan kepada uang. Pemujaan ditujukan kepada Sang Hyang Rambut Sedana atau Dewi Laksmi," katanya, (27/2).
Terkait kepercayaan tidak boleh menabung atau membayar hutang pada hari tersebut, pendeta yang merupakan pensiunan jurnalis itu menerangakan hal itu merupakan tradisi atau kepercayaan kuno.
"Di era modern hal itu tidak berlaku, masak operasional bank berhenti pada hari itu," terangnya.
Begitupun adanya kepercayaan jika membeli dompet saat rerainan Rambut Sedana rejeki akan mengalir, menurut Mpu Jaya Prema hal itu hanyalah mitos.
"Yang terpenting, umat harus bisa memaknai setiap hari baik atau rerainan. Untuk prosesi persembahyangan atau upakara bisa disesuaikan," terangnya. (*)
Kelahiran Redite Kliwon Tolu, Berjiwa Pemimpin, Terbuka, dan Pemberani |
![]() |
---|
Lahir Minggu Kliwon Tolu, Teliti dan Menyenangkan, Hidupnya Bahagia? |
![]() |
---|
Lahir Sabtu Wage Kulantir, Hidup Senang Saat Umur Ini |
![]() |
---|
Purnama Kesanga, Ini Maknanya Dalam Hindu Bali |
![]() |
---|
Mengapa Bulan di Dekat Ufuk Terlihat Lebih Besar? Semua Hanya Ilusi Otak Kita |
![]() |
---|