Serba Serbi
Ini yang Tak Akan Pernah Kembali Dalam Hidup di Dunia, Maka Lakukan Swadharma dengan Baik!
Dalam Sutasoma misalnya, ketika dimakan Bhatara Kala sebagai wujudnya menjadi naga, Bhata Kala merasa panas hingga akhirnya menyerah.
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - "Apa yang tak pernah kembali di dunia ini? Ya waktu itu sendiri," kata Putu Eka Guna Yasa, seorang penekun lontar dan menjadi staf UPT Lontar di Universitas Udayana.
Tidak ada yang bisa menawar waktu.
"Tapi dalam beberapa teks Bahatara Kala ini mampu dinegosiasi. Bhatara Kala ini siapa? Kala itu waktu, jadi ia yang mengendalikan waktu," katanya.
Dalam Sutasoma misalnya, ketika dimakan Bhatara Kala sebagai wujudnya menjadi naga, Bhata Kala merasa panas hingga akhirnya menyerah.
"Maknanya, kelascaryan (ikhlas) itu mampu bersahabat dengan waktu sesuai konsep Bhuda," imbuhnya.
Waktu itu memakan segalanya sehingga kita adalah bebotoh galah (waktu).
Salah satu cara agar kita tidak dimakan waktu menurut Guna adalah dengan melakukan swadarma (kewajiban).
"Swadharma itu apa? Pekerjaan sendiri. Geginan (pekerjaan). Yang keluar dari gegunan. Kalau bertemu antara gegunan atau kompetensi diri dengan geginan atau aktivitas hidup, swadarmanya pasti akan dilakukan dengan total. Sehingga dengan begitu kita menyadari bahwa waktu itu telah berlalu," paparnya.
Artinya bhuta dalam arti ruang dan kala dalam arti waktu tidak memakan orang yang melakukan swadarma dengan penuh.
"Walaupun kelahiran manusia hidup di dunia ini sudah dijatah waktunya," tutupnya. (*)
Kelahiran Redite Kliwon Tolu, Berjiwa Pemimpin, Terbuka, dan Pemberani |
![]() |
---|
Lahir Minggu Kliwon Tolu, Teliti dan Menyenangkan, Hidupnya Bahagia? |
![]() |
---|
Lahir Sabtu Wage Kulantir, Hidup Senang Saat Umur Ini |
![]() |
---|
Purnama Kesanga, Ini Maknanya Dalam Hindu Bali |
![]() |
---|
Mengapa Bulan di Dekat Ufuk Terlihat Lebih Besar? Semua Hanya Ilusi Otak Kita |
![]() |
---|