6 Minuman Alkohol Khas Indonesia yang Digemari Turis Wisman, Dari Arak Bali Hingga Tuak
Kebanyakan konsumsi alkohol tradisional di Indonesia digunakan sebagai obat atau untuk menghangatkan tubuh.
TRIBUN-BALI.COM - Jepang punya sake. Korea Selatan punya soju, dan China punya baijiu.
Ini bukan nama makanan, melainkan alkohol.
Mungkin kamu tak akan mengira jika Indonesia juga punya alkohol tradisional.
Bukan cuma satu jenis, namun ada beberapa yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kebanyakan konsumsi alkohol tradisional di Indonesia digunakan sebagai obat atau untuk menghangatkan tubuh.
Uniknya minuman ini tak cuma disukai penduduk lokal namun juga turis asing yang berkunjung ke Indonesia.
Dilansir TribunTravel.com dari laman scmp.com, 6 alkohol tradisional khas Indonesia.
1. Arak

Arak Bali biasanya disuling dari beras ketan atau gula aren, kemudian dicampur dengan bunga dan buah dari pohon palem.
Kandungan alkoholnya cukup tinggi yakni hingga 50 persen.
Secara tradisional, minuman ini digunakan sebagai tabuhan, yakni persembahan kepada dewa-dewa selama ritual keagamaan.
Saat ini, bahkan tempat-tempat kelas atas di Bali melayani campuran arak.
2. Ballo

Alkohol khas Sulawesi Selatan ini terbuat dari getah pohon lontar dan sering disajikan dalam cangkir bambu.
Ada dua jenis ballo; penyamakan ballo yang manis dan halus, yang memiliki kandungan alkohol hingga 10 persen, dan kacci ballo yang tajam, asam, dan kuat.
Kamu dapat mencoba ballo di Tana Toraja, rumah bagi kelompok etnis Toraja.
Minuman ini sering dikonsumsi selama ritual keagamaan atau selama pertemuan sosial.
3. Ciu

Ciu merupakan minuman alkohol tradisional yang banyak ditemukan di Banyumas, dan Bekonang, Sukoharjo.
Ada 2 variasi ciu.
Satu terbuat dari tebu, lainnya dari singkong.
Kandungan alkoholnya cukup tinggi, yakni sampai 70 persen.
Penduduk setempat percaya bahwa minum ciu baik untuk kesehatan, mengklasifikasikannya sebagai jamu atau obat tradisional.
4. Sopi

Minuman ini banyak ditemukan di Kepulauan Maluku dan Flores.
Sopi sudah ada sejak zaman pendudukan Belanda pada abad 15.
Namanya berasal dari kata lama Belanda yang berarti zoopje yang berarti minuman kecil.
Pembuatan sopi membutuhkan waktu hingga 10 hari.
Sopi disuling dari nira manis, dicampur dengan akar, dan difermentasi di dalam batang bambu.
Beberapa orang lebih suka sopi yang sedikit manis , sementara yang lain menambahkannya dengan rempah dan akar, seperti ginseng.
5. Swansrai

Swansrai merupakan minuman khas Papua yang memiliki rasa kuat, sedikit pahit, dan kandungan alkohol hingga 30 persen.
Penduduk setempat biasanya menawarkan swansrai untuk menghormati tamu, dan sering disajikan dalam tempurung kelapa.
6. Tuak

Variasi dari minuman gula aren ini dapat ditemukan di banyak wilayah di Indonesia.
Di Lombok, misalnya, tuak disuling dari sari bunga pohon aren, dan dicampur dengan akar dan rempah.
Di komunitas Batak Sumatera Utara, campuran tersebut meliputi buah-buahan kering untuk menciptakan rasa lebih segar, lebih manis.
Tuak ringan, dengan kandungan alkohol hingga 8 persen, jadi penduduk setempat tidak ragu untuk meminumnya setiap hari.
Di beberapa daerah, tuak disebut sebagai bir panjat atau "bir mendaki".
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Ciu Bekonang sampai Arak Bali, 6 Alkohol Tradisional Khas Indonesia yang Digilai Turis Asing,
(Ambar Purwaningrum)