Serba Serbi

Ingatlah Selalu 6 Pelajaran Tentang Hidup Dari Dewa Ganesha

Dewa Ganesha mewakili kekuatan dari Yang Mahatinggi yang menyingkirkan rintangan dan menjamin kemenangan dalam pencapaian manusia.

Penulis: Eviera Paramita Sandi | Editor: Eviera Paramita Sandi
Istimewa
Patung Ganesha di Pura Pura Parahyangan Agung Jagatkarta 

TRIBUN-BALI.COM - Dewa Ganesha adalah Dewa kecerdasan, keberuntungan dan kemakmuran.

Dewa Ganesha mewakili kekuatan dari Yang Mahatinggi yang menyingkirkan rintangan dan menjamin kemenangan dalam pencapaian manusia.

Secara tradisi, setiap festival agama Hindu dimulai dengan pemujaan terhadap Dewa Ganesha.

Sedemikian rupa penggambaran Dewa Ganesha sehingga Dia diwujudkan dalam perpaduan antara bagian manusia dan hewan.

Ini mengilustrasikan beberapa persepsi filosofis tentang kepentingan spiritual yang mendalam yang memiliki peran besar dalam memuja Dewa Ganesha.

Alasan Pertama Mengapa Kita Menyembah Ganesha

Patung Ganesha di Pura Pura Parahyangan Agung Jagatkarta
Patung Ganesha di Pura Pura Parahyangan Agung Jagatkarta (Istimewa)

Dia dilambangkan dengan kepala gajah-Nya, perut besar, dan tunggangan-Nya adalah seekor tikus kecil.

Ganesha melambangkan kebijaksanaan dan pengetahuan.

Dia adalah Vighnaharta atau pemusnah semua rintangan.

Kepala gajah Ganesha adalah simbol kebijaksanaan, dan telinga-Nya yang panjang menandakan bahwa Ia mendengar segala sesuatu yang dikatakan oleh para pemuja-Nya.

Ada banyak legenda dan cerita yang berkaitan dengan Dewa Ganesha yang mengajarkan kita banyak hal dan juga fakta mengapa Dewa Ganesha adalah Dewa kebijaksanaan.

Dilansir Tribun Bali dari Boldsky, Inilah enam pelajaran hidup yang menakjubkan ini yang dapat kita pelajari dari Dewa Ganesha:

1. Rasa Tanggung Jawab

Ilustrasi
Ilustrasi (Net)

Seperti diketahui bahwa kita semua sudah familiar dengan kisah Dewa Siwa yang memenggal kepala Ganesha hingga mengakibatkan adanya kepala gajah Tuhan. Kisah ini mengajari kita bahwa tugas dan tanggung jawab Anda berada di atas segalanya. Lord Ganesha siap mengorbankan kepala-Nya untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan oleh ibu-Nya.

2. Manfaatkan Terbaik Sumber Daya Terbatas 

ganesha
Ganesha (Ist)

Sebagian besar dari kita sering mengubur tentang hal-hal terbatas dalam hidup.

Tetapi kisah perjalanan Ganesha dan Kartikeya mengajarkan kepada kita bagaimana kita dapat memanfaatkan sumber daya terbatas yang kita punya sebaik-baiknya.

Seperti ceritanya, sekali waktu Dewa Ganesha dan Dewa Kartikeya ditantang oleh orang tua mereka untuk berlari tiga kali di seluruh dunia.

Orang yang menyelesaikan tugas itu akan mendapat buah ajaib.

Kartikeya segera pergi dengan merak-Nya.

Sedangkan milik Ganesha sedang diperbaiki sehingga Dia tidak bisa melakukan hal yang sama dengan Kartikeya menggunakan tikus-Nya.

Jadi, Dia pun pergi tiga kali mengelilingi orang tua-Nya dan mengatakan bahwa itu berarti seluruh dunia bagi-Nya.

Dengan demikian, Ganesha memperoleh buah ajaib dengan kehadiran pikiran dan sumber daya yang terbatas.

3. Jadilah Pendengar yang Baik

Telinga Ganesha melambangkan peran komunikasi yang efektif. Pendengar yang baik selalu memiliki pemahaman yang lebih baik tentang situasi yang dihadapi.

Dalam pengambilan keputusan, mendengarkan orang lain membantu Anda menganalisis situasi dari perspektif yang berbeda dan karenanya, memandu Anda ke solusi yang lebih baik.

4. Kekuatan Harus Di Kontrol

Kekuasaan korup, kekuasaan mutlak dan korup adalah mutlak.

Belalai Ganesha selalu digulung dengan cara yang baik.

Ini menunjukkan bahwa Dia mengendalikan kekuatan yang Dia miliki.

Ini adalah pelajaran bagi kita untuk memiliki kendali atas kekuatan kita dan memanfaatkannya dengan baik.

5. Seni Pengampunan

Ilustrasi
Ilustrasi (Net)

Pada suatu cerita, Dewa Ganesha diundang ke pesta dan Dia makan terlalu banyak.

Pada saat Ia kembali, bulan mengolok perut-Nya yang menggembung dan tertawa.

Tuhan pun mengutuk bulan menjadi tidak terlihat.

Kemudian bulan menyadari kesalahannya dan meminta pengampunan.

Tuhan segera mengampuni bulan dan memproklamasikan bahwa bulan akan semakin tipis setiap hari dan tetap tidak terlihat pada satu hari dalam sebulan.

Oleh karena itu kita belajar seni pengampunan dari Tuhan yang bijaksana.

6. Kerendahan Hati & Rasa Hormat Terhadap Makhluk Lain

Contoh terbaik dari ini adalah kendaraan Sang Dewa.

Dewa yang Agung mengendarai seekor tikus kecil.

Itu menunjukkan bahwa Tuhan tidak membeda-bedakan dan menghormati makhluk yang paling kecil sekalipun. Sifat ini sangat penting bagi kita untuk menyerap.

Hanya dengan begitu kita bisa mendapatkan posisi terhormat dalam hidup. (Boldsky)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved