Pipe Snake Alias Ular Kepala Dua yang Berkembang Biak Tanpa Pejantan
Ular Pipe Snake atau yang dikenal dengan Ular Berkepala Dua di Indonesia merupakan spesies ular unik dari umumnya ular di dunia
Penulis: Busrah Ardans | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Busrah Hisam Ardans
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ular Pipe Snake atau yang dikenal dengan Ular Berkepala Dua di Indonesia merupakan spesies ular unik dari umumnya ular di dunia.
Ular ini dinamai berkepala dua karena perubahan ekornya yang menyerupai kepala untuk membela diri dari serangan musuh.
Dikutip dari Wikipedia, ular kepala dua atau ular pipa ekor merah adalah sejenis ular primitif yang tidak berbisa, anggota suku Cylindrophiidae.
Dinamai 'kepala-dua', karena perilakunya ketika merasa terganggu akan menegakkan ekornya seolah-olah di situlah letak kepalanya.
Padahal kepala yang sesungguhnya disembunyikannya di bawah gulungan badannya.
Ini dilakukan untuk mengecoh musuh.
Dalam bahasa Inggris ular ini dikenal dengan nama Red-tailed Pipe Snake, Common Pipe Snake atau Two-headed Snake.
Ular ini tinggal di hutan-hutan dataran rendah yang lembap, kebun, dan lahan-lahan pertanian.
Tempat tinggal yang disukainya cenderung memiliki tekstur tanah gembur atau berlumpur.
Ular ini juga mempunyai karakter bisa menyusup masuk (fossorial) untuk mencari mangsanya.
Sehingga bukan tidak mungkin, ular kepala dua sering kali ditemukan di daerah rawa-rawa dan persawahan, di bawah kayu-kayu lapuk di hutan, di balik tumpukan serasah yang membusuk, bahkan di tepi sungai.
Kita juga bisa menjumpai ular ini di jalanan bertanah ketika pagi hari, sesudah hujan lebat turun di malam harinya.
Dalam ulasan singkat video Panji Petualang di youtube dengan judul 'Ular Ini Parthenogenesis, Bisa Berkembang Biak Tanpa Pasangan', Panji mengatakan, keunikan lain yang ada di ular itu adalah caranya berkembang biak.
"Ular ini berkembang biak dengan dirinya sendiri atau tidak memiliki pasangan. Dia berkembang Biak dengan cara beranak dan membuahi telur di dalam perutnya sampai telurnya menetas dan melahirkan anaknya," kata Panji.
Selain itu, Panji juga menjelaskan kalau ular tersebut ialah Parthenogenesis sejati.
"Jadi yang dia lahirkan itu betina semua tidak ada jantan. Nah, cara berkembang biak seperti ini juga dialami serangga, semut, lebah juga komodo walaupun ada musim kawinnya, hiu bisa juga. Ular lainnya ialah ular kawah yang berwarna hitam," jelas Panji.(*)