Virus Mata Merah 'Serang' Banjar Patas Tegallalang, 50 Persen Warga Terjangkit

Informasi dihimpun Tribun Bali di Banjar Patas, wabah mata merah telah menyerang warga sejak sebulan lalu

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Seorang warga Banjar Patas, Taro Kaja melakukan aktivitas sembari mengenakan kacamata hitam, Minggu (10/6/2018) 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR– Sejumlah warga Banjar Patas, Desa Taro Kaja, Tegallalang melakukan aktivitas sembari mengenakan kaca mata hitam, Minggu (10/6/2018).

Baik saat ke sawah, memasak makanan dan sebagai.

Namun hal tersebut dilakukan bukan untuk gaya-gayaan, tetapi dikarenakan banjar yang dihuni sekitar 400 orang ini, tengah terserang wabah mata merah.

Baca: Usai Habisi Nyawa Kasnawi, Ayah dan Anak Ini Bawa Potongan Tubuh Korban ke Kantor Desa

Informasi dihimpun Tribun Bali di Banjar Patas, wabah mata merah telah menyerang warga sejak sebulan lalu.

Pada awalnya, mata merah menyerang anak-anak, lalu menular ke orangtua mereka.

Penularan terus terjadi hampir setiap hari, hingga selama sebulan, 50 persen setempat sudah terjangkit.

Minggu (10/6/2018), jumlahnya sudah mulai berkurang, hanya tersisa sekitar belasan orang saja.

Namun warga  tidak melaporkan kondisi ini ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Gianyar.

Kelian Banjar Patas, I Wayan Balok membenarkan hal tersebut.

Pihaknya tidak mengetahui secara pasti penyebabkan penyakit ini.

Namun berdasarkan keterangan dokter saat warga berobat, dikatakankan penyakit ini terjadi karena virus.

Namun jenis virus apa, pihaknya tidak mengetahui.

“Sebelum Hari Raya Galungan sudah banyak yang kena. Katanya kena virus. Terkait virus apa, tidak dijelaskan,” ujarnya.

Balok sendiri juga terkena serangan mata merah tersebut.

Namun dia memilih mengobati matanya dengan cara tradisional.

Yakni menggantung gelas, lalu gelas tersebut dilihat-lihat.

"Astungkara, untuk saya sendiri sudah mulai membaik. Tapi saudara-saudara saya masih ada yang belum sembuh,” ujarnya.

Korban lainnya, I Made Kiki (23) berharap pemerintah memberikan perhatian terhadap penyakit mata merah yang menyerang warga.

Sebab kondisi ini, menyebabkan dirinya dan sejumlah warga lainnya yang bekerja di bidang pariwisata, terpaksa meliburkan diri.

“Saya kerja sebagai tour guide, terpaksa libur, karena tidak enak sama tamu dengan kondisi mata seperti ini. Pandangan juga tidak normal, pandangan jadi kabur. Sudah ke dokter, tapi tak ada perubahan. Semoga pemerintah turun untuk menangani. Kalau tidak tertangani secara serius, kondisi ini kemungkinan akan tidak ada hentinya, karena terus menular. Sekarang ada yang sembuh, besoknya ada yang kena lagi. Sejak sebulan ini, hampir 50 persen warga sudah kena,” ujarnya.

Kepala Dinkes Gianyar, Ida Ayu Cahyani mengatakan, pihaknya belum menerima laporan terkait kodisi tersebut.

Pihaknya akan melakukan kroscek ke banjar setempat.

“Tidak ada laporan. Kemungkinan itu sakit mata biasa. Kalau gawat, pasti sudah ada masuk ke saya. Kan sakit mata memang menular. Tapi kami akan kroscek dulu. Mudah-mudahan hanya sakit mata biasa saja,” ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved