Serba Serbi

Kisah Tiga Murid yang Berbakti Kepada Guru Dalam Kitab Adi Parwa

Ia melakukan berbagai macam cara agar padinya tidak hanyut dengan melakukan berbagai macam upaya.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
phdi.or.id
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Dalam Adi Parwa ada kisah perjuangan tiga orang murid untuk menempuh ujian dari gurunya.

Menurut Staf Pusat Kajian Lontar Universitas Udayana, ketiga murid tersebut bernama Sang Arunika, Sang Utamaniu, dan Sang Weda dengan gurunya bernama Bhagawan Dhomya.

"Mereka bertiga memang dipersiapkan untuk mewarisi pengetahuan gurunya yaitu Bhagawan Dhomya sehingga mereka harus melewati serangkaian ujian," kata Guna.

Sang Arunika diuji dengan mengolah sebidang sawah.

Ketika padi mulia tumbuh, tiba-tiba turun hujan lebat.

Ia melakukan berbagai macam cara agar padinya tidak hanyut dengan melakukan berbagai macam upaya. 

Beberapa kali pematang sawah jebol dan ia mencoba memperbaikinya.

"Karena sudah terjadi berulang-ulang, akhirnya tubuhnya yang digunakan untuk ngempel (membendung) air itu dan ia meninggal saat ngempel air itu," kata Guna.

Karena begitu gigihnya menjalankan ujian padi gurunya, Sang Arunika disupat kembali dan bisa hidup dan namanya berubah menjadi Sang Uddalaka, karena melentangkan badanmu dalam air sebagai tanda baktinya kepada sang guru. 

Sementara untuk Sang Arunika diberikan ujian dengan jalan mengembalakan lembu.

Saat mengembala ia kelaparan sehingga dia meminta-minta dan hanya dimakan sendiri tanpa diserahkan kepada gurunya.

Lalu sang guru mengatakan bahwa murid yang berbakti kepada guru hendaknya menyerahkan apa yang diperoleh dari hasil meminta-minta dan Sang Utamaniu meminta maaf.

Karena keesokan harinya ia masih meminta-minta walaupun hasilnya diserahkan kepada gurunya dan juga untuk hidupnya saat mengembala maka dilaranglah dia meminta-minta.

"Saking laparnya ia minum susu sisa dari anak lembu, gurunya juga melarang. Tidak minum susu sisa anak lembu, ia menjilati buih anak lembu ketika menyusui dan gurunya juga melarang karena dianggap mengambil makanan anak lembu itu," imbuh Guna.

Setelah itu ia mengembala tanpa makan apapun. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved