Gempa Bumi Lombok

Pria Keturunan Tabanan Ini Berusaha Evakuasi Jasad Bibi Zohri dari Reruntuhan Masjid

Lengkap dengan alat bantu pernapasan bagi relawan, Ade dan kawan-kawan merambah masuk ke ruangan sempit tak bercela itu.

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / Busrah Hisyam Ardans
Ade, relawan Basarnas yang turut masuk ke dalam reruntuhan menolong korban. Tim berhasil mengevakuasi jenazah Selamah, Bibi dari atlet sprinter Lalu Muhammad Zohri. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Busrah Hisam Ardans dari Lombok

TRIBUN-BALI.COM, LOMBOK - Sejak sore kemarin, Selasa (7/8/2018)  tim Basarnas dan warga sekitar mengidentifikasi bahwa ada sosok jenazah yang tertindih tiang masjid

I Made Kayuniade, seorang relawan asli keturunan Tabanan itu bersama tim Basarnas lainnya berhasil mengevakuasi korban perempuan yang juga bibi dari Atlet sprinter Lalu Muhammad Zohri

Korban yang diketahui bernama Selamah itu berhasil dievakuasi relawan sekitar pukul 12.10 WITA.

Jasadnya  terjebak di antara reruntuhan Masjid Jamiul Jamaah, Karang Pangsor, Pemenang Barat, Lombok Utara siang ini, Rabu (8/8/2018). 

Ade sapaannya saat diwawancarai tribun-bali.com mengatakan hampir 24 jam timnya mengevakuasi.

Hal itu dilakukan sejak sore hari kemarin. 

Lengkap dengan alat bantu pernapasan bagi relawan, Ade dan kawan-kawan merambah masuk ke ruangan sempit tak bercela itu. 

Sejumlah tim Basarna dibantu warga menggunakan alat berat dan manual mencoba mencari korban selamat seorang wanita yang terus menyahut saat dipangil, Selasa (7/8/2018). Korban wanita tersebut diduga berada di dalam reruntuhan Masjid Jamiul Jamaah, Karangpangsor, Pemenang Barat, Lombok Utara.
Sejumlah tim Basarna dibantu warga menggunakan alat berat dan manual mencoba mencari korban selamat seorang wanita yang terus menyahut saat dipangil, Selasa (7/8/2018). Korban wanita tersebut diduga berada di dalam reruntuhan Masjid Jamiul Jamaah, Karangpangsor, Pemenang Barat, Lombok Utara. (TRIBUN BALI/ BUSRAH ARDANS)

Pengap dan panas tentunya.

Bahkan Ade sempat memperlihatkan tangannya berkeringat dan tampak keriput. 

"Kalau sudah ketemu korban di reruntuhan itu sudah paling sulit. Jadi dari kemarin itu kami buat celah agar bisa evakuasi korban." kata Ade yang ibu dan bapaknya berasal dari Tabanan itu. 

Ia juga menyaksikan tubuh korban yang terjepit dan terpisah ditimpa bangunan.

Dan itu menurut dia adalah hal sulit. 

"Apalagi tubuh korban sudah terpisah. Dan juga ada satu tiang yang menimpa korban di bagian kepala hingga pundak. Iya, ini paling sulit, belum lagi yang di Lading-lading." jelasnya bersaksi. 

Tim sebelumnya memutuskan mencari tanda-tanda kehidupan.

Namun faktanya tidak ada, sehingga digunakan alat berat untuk membongkar terlebih dulu agar ada akses masuk. 

"Kalau kami evakuasi dari dalam berisiko sehingga harus buka akses dengan memotong besi juga juga menyanggah bangunan dengan alat berat. Namun malam tiba dan evakuasi dilanjutkan besok (hari ini) karena kemarin terkendala cahaya." kata dia. 

Basarnas dan relawan memutuskan hari ini untuk mengangkat jenazah korban yang sudah mulai tercium aroma khas tersebut. 

"Kita putuskan melanjutkan hari ini dengan membuka ruang yang lebih lebar lagi agar akses menuju korban bisa dilanjutkan. Dan terbukti bisa dilakukan dan berhasil mengevakuasi korban." jelas dia. 

Ade yang sudah 18 tahun bergabung di Basarnas juga menyebut kalau posisi korban di dalam masjid itu terjepit dan dikelilingi dengan reruntuhan. 

"Samping kiri kanan semua reruntuhan, tidak ada barang-barang lain. Pakaian ibadahnya juga masih lengkap di badan." sebutnya. 

Hal yang paling diingat Ade yakni ia harus membuka jalan bagi korban dan harus menopang tiang masjid

"Yang paling sulit yah pas membuka jalan bagi korban agar bisa keluar. Dan itu menggunakan alat berat. Jadi tiang itu kita letakkan alat berat sebagai penyanggah agar reruntuhan tidak jatuh." urainya. 

Ade mengatakan kalau timnya akan kembali rembuk untuk membicarakan apakah masih ada korban di dalam. 

"Nanti kita bicarakan lagi untuk mengetahui apakah masih ada korban di dalam bersama aparat desa, apakah masih ada keluarga yang masih belum lengkap di desa ini." kata dia. 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved