Mungkinkah Kamben Hijau 1800 Penari Disukai Sang Ratu Pantai Selatan? Ini Penjelasan dan Videonya

siswi yang kerauhan selalu mendengar gamelan dan nyayian Ratu Segara Nyi Roro Kidul seperti saat pementasan tarian kolosal ini.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Rizki Laelani
Kolase Tribun Bali
Seorang siswi kerauhan saat pagelaran tari kolosal Rejang Sandat Ratu Segara di Tanah Lot, foto kedua: ilustrasi Nyi Roro Kidul. 

TRIBUN-BALI.COM - Ada 1800 penari yang kebanyakan  dari kalangan pelajar ikut meramaikan Tanah Lot Art and Food Festival #2 pada 18-20 Agustus.

Menari memakai kebaya putih dan kamben hijau memenuhi tepi pantai Tanah Lot.

Sebelumnya, 1.800 penari Rejang Sandat Ratu Segara menari dengan diiringi lantunan gamelan di Pantai Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan, Sabtu (18/8/18) pukul 18.00 Wita.

Namun, usai sukses menari dalam waktu 11 menit ini, ratusan penari tampak kerauhan.

Menurut pantauan, ratusan penari yang mengalami kerauhan ini diperciki tirta oleh pemangku untuk menenangkannya.

Baca: Di Balik Angka Serba 18, Nyanyian Nyi Roro Kidul, dan Kerahuan Massal Hingga Membuat Khawatir

Lokasi dari penari yang kerauhan pun tak menentu, ada yang mengalaminya di areal pantai maupun tempat lainnya.

“Yang ikut 25 siswi, tapi yang kerauhan tujuh siswi. Tapi tujuh siswi ini malah kesurupan kembali ketika berada di sekolah. Seketika berteriak histeris saat sembahyang di pura sekolah. Awalnya satu orang yang kerauhan, kemudian siswa lainnya juga mengalami kesurupan," ungkap Kepala Sekolah SMPN 3 Selemadeg Timur, Putu Arka Bujangga saat mengantar para siswa menggelar persembahyangan atau ngaturan guru piduka di Pura Tanah Lot.

Bujangga pun menuturkan, mendengar cerita dari siswi yang kerauhan tersebut cukup membuat merinding.

Pasalnya, siswi yang sempat kerauhan selalu mendengar gamelan dan nyayian Ratu Segara Nyi Roro Kidul seperti saat pementasan tarian kolosal ini.

“Kami yang juga merasa khawatir dengan keadaan siswa yang tidak ada hentinya kesurupan. Akhirnya berangkat ke pura luhur Tanah Lot untuk mepamit,” tandasnya.

Mendengar penuturan dari Kepala Sekolah SMPN 3 Selemadeg Timur, Putu Arka Bujangga,
di mana siswinya yang sempat kerauhan selalu mendengar gamelan dan nyayian Ratu Segara Nyi Roro Kidul, mungkinkan ada kaitannya dengan mitos Ratu Pantai Selatan di Jawa?

Banyak masyarakat pulau Jawa percaya bahwa orang yang mengenakan busana hijau saat bertamasya ke Pantai Selatan akan hilang alias hanyut terbawa ombak.

Jika melihat Lukisan Basuki Abdullah dalam sebuah kamar di Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu serta pengakuan pengawal Sri Sultan Hamengku Buwono X membuat sosok Nyai Roro Kidul benar-benar nyata.

Benar-benar pernah menampakan dirinya ke hadapan para manusia-manusia 'terpilih'.

Seperti apa ceritanya?

B. Soelist dan Djati Surendro menguraikannya dalam artikel berjudul Nyai Roro Kidul, Sosok Rekaan Senopati dalam buku Kumpulan Kisah Misteri Intisari (2002).

Mitos Ratu Kidul, sungguh mengingkari kenyataan.

Di sini mitos mengalahkan realitas, tradisi menggusur modernisasi.

Sebab hampir di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa, dari Jawa Barat sampai Banyuwangi, Jawa Timur, ratu lelembut ini dipercaya ada bukan dalam alam khayal semata.

Jadi, mungkin benar pula apa yang dikatakan oleh Edmund Leach dalam bukunya Culture and Communication, bahwa mitos merupakan jembatan antara dunia yang tampak dengan jagad yang tak kelihatan.

Mitos merupakan jawaban dari penghayatan manusia ketika ilmu pengetahuan tak lagi sanggup menerangkan hal-hal yang kelewat supranatural.

Apa jawaban manusia Jawa tradisional terhadap ganasnya lautan yang acap kali meminta korban, kalau bukan sosok lelembut bernama Ratu Kidul.

Seperti apakah gerangan wajah Kanjeng Ratu Kidul itu?

Sayang sekali Babad Tanah Jawi hanya mengatakan kecantikannya tak tertandingi gadis gadis di bumi ini.

Sementara menurut kalangan tertentu yang mengaku pernah juga tahu, kecantikan ratu lelembut ini tak terlukiskan kata.

Dia berkulit kuning langsat, mulus, dan berperangai halus.

Kepalanya berhias mahkota kuning keemasan, dan di deretan giginya ada taring lancip kecil.

Katanya, taring runcing ini justru menambah pesona wajah sang Ratu dan hanya terlihat saat dia murka.

Satu ciri lagi, dia gemar mengenakan warna hijau

Paling gampang membayangkan, lihat saja lukisan Basoeki Abdullah yang sengaja ditaruh di kamar 308 Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu.

Konon lukisan itu bukan asal coretan tangan semata.

Contoh lain, masih segar dalam ingatan saat kirab jumenengan (penobatan) Sri Sultan Hamengku Buwono X tahun 1989.

GBPH Yudhaningrat, pengawal iring iringan kereta Hamengku Buwono X, merasa melihat putri cantik tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam kereta Garudayaksa dan duduk di samping Sri Sultan.

Berbarengan dengan itu, kuda Yudhaningrat melonjak kaget menyebabkan penunggangnya terjatuh. Peristiwa itu terjadi di sebelah utara alun-alun Keraton Yogya.

Siapa lagi putri cantik itu kalau bukan Nyai Roro Kidul yang saat itu diributkan koran-koran setempat, ikut mendampingi Sri Sultan berkirab.

Contoh di atas adalah bukti kecil dari sekian banyak bukti yang pernah tersebar tentang keberadaan ratu demit segoro kidul.

Tokoh ini memang membingungkan sekali, kalau sedang baik hati dia mau memperlihatkan diri, cuma kalau lagi murka bisa menyeret manusia ke dasar samudera.

"Biasanya orang yang jadi korban, kaum muda yang kemendel atau sok jagoan, berteriak menantang supaya kanjeng Ratu Kidul itu memperlihatkan dirinya," ujar Harno Sutopo, penduduk Pantai Parangtritis, Yogya.

Menurut Harno, Parangtritis itu pintu gerbang keraton laut selatan, maka berlakulah yang wajar-wajar saja.

Jangan berteriak-teriak menantang, jangan pula berpakaian warna hijau pupus.

"Hijau adalah warna seragam prajurit penghuni laut selatan, juga warna kegemaran sang ratu," tuturnya. (Intisari)

 VIDEO: Tari Rejang Sandat Ratu Segara | Lambang Kasih Sayang Kepada Sang Ibu

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Mitos Mengalahkan Realita - Nyai Roro Kidul, Wajah Cantik Tak

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved