Target Eko Rizky, Pecatur Anak Berkebutuhan Khusus Asal Bali Saat Hadapi O2SN ABK 2018
Rizky merupakan satu diantara atlet anak berkebutuhan khusus yang mewakili Bali ke O2SN ABK 2018 di Yogyakarta.
Penulis: Putu Dewi Adi Damayanthi | Editor: Alfonsius Alfianus Nggubhu
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Persiapan Atlet Catur NPC Denpasar, Eko Rizky Ardiansyah (17) mengikuti Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) 2018 di Yogyakarta yang rencananya berlangsung 16-20 September 2018.
Baca: 10 Ribu Umat Doakan Korban Gempa Lombok di Lapangan Puputan Renon
Baca: Respon Fenomena Kerauhan Saat Bawakan Tarian Rejang Sandat Ratu Segara, Bupati Eka Sarankan Begini
Baca: Komentari Via Vallen soal Lips Sync di Pembukaan Asian Games, Wishnutama Sebut Tak Perlu Minta Maaf
Baca: Update dan 5 Fakta Akibat Gempa Lombok, Korban Jiwa Bertambah hingga Rehabilitasi
Rizky merupakan satu diantara atlet anak berkebutuhan khusus yang mewakili Bali ke O2SN ABK 2018 di Yogyakarta.
Dalam persiapannya menghadapi pertandingan tersebut atlet catur tuna netra ini gencar melakukan latihan bersama pelatih, teman-teman maupun seniornya yang pernah mendapatkan juara 1 catur tingkat nasional tahun lalu di O2SN ABK 2017.
“Persiapannya sejauh ini sudah latihan sama kakak Enrico yang dapat juara 1 nasional tahun lalu sama berlatih di Percasi Badung,” ucapnya pada Tribun Bali di Gor Ngurah Rai, Denpasar, Senin (20/8/2018)
Ia menambahkan latihan yang ia lakukan dengn Enrico biasanya melalui telepon maupun sosial media hal itu dikarenakan seniornya yang sekarang sedang berada di Malang karena melanjutkan pendidikan.
“Latihannya dengan Enrico lewat telp, kalau gak bisa lewat telp ya lewat messenger atau whatsapp. Dan sebelum dia berangkat ke Malang kemarin dapat juga latihan dengan dia,” katanya.
Latihan catur pun biasanya ia lakukan selama 6 jam paling lama dan 2 jam paling cepat. Ia mengaku bermain catur selama itu awalnya tidak merasa lelah, namun rasa lelah terasa saat istirahat.
“Sehari latihan paling sebentar 2 jam, kalau lagi gak mood biasanya sejam, paling lama 6 jam. Pas main gak kerasa capek tapi setelah kita selesai main itu waktunya istirahat itu baru mulai terasa, bahkan saat latihan pernah saya sampai muntah karena over berfikir, “ ucapnya
Dia juga mengaku sring mengalami pegal-pegal saat bermain catur karena duduk terlalu lama. Untuk mengurangi rasa pegal tersebut ia melakukan olahraga fisik.
Olahraga fisik pun dirasanya berpengaruh cukup besar untuk menjaga kondisi tubuhnya.
“Jelas ada pengaruhnya, agak cepat pegal, buat jaga kondisi tubuh juga, fresh juga, makanya saya tetap datang ke lapangan walaupun saya tidak ikut Peparprov. Olahraga fisik itu membantu, bahkan sebelum tanding pun harus ada itu stretching sedikit, latihan ABC sedikit, tetap dilakukan karena berpengaruh,” ucapnya
Untuk mematangkan persiapannya ia pun sempat mencari informasi tentang lawan-lawan yang akan ia temui di O2SN ABK 2018 lewat teman-teman sekolahnya.
Siswa SLB Negeri 1 Denpasar ini berharap di perlombaan catur tersebut, ia dapat menjadi yang terbaik dan bisa masuk ke peringkat sepuluh besar.
“Target saya gak sampai juara 1 gitu, target saya cuma mempertahankan peringkat Bali agar tetap di sepuluh besar, karena tahun kemarin dan dua tahun yang lalu Bali terus di sepuluh besar. Semoga saya bisa menjadi yang terbaik saja untuk Bali,“ ucapnya.(*)