Gempa Bumi Lombok

Art For Humanity, Empati Seniman Bali untuk Warga Lombok

Seniman dari berbagai bidang seni di Denpasar Bali, menggelar sebuah acara bertajuk "Art For Humanity" untuk korban gempa bumi Lombok.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Rizki Laelani
TRIBUN BALI/ I MADE ARDHIANGGA ISMAYANA
Acara Art For Humanity di Taman Uber Sari Denpasar Timur, Sabtu (25/8/2018). Acara diisi oleh penampilan beberapa seniman Denpasar Bali sebagai bentuk kepedulian untuk warga terdampak gempa di Lombok, NTB. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bencana Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) membawa duka mendalam bagi warga Indonesia.

Bagaimana tidak, guncangan gempa 7,4 SR dan beberapa kali gempa susulan meluluhlantakkan sebagian besar rumah-rumah warga.

Belum lagi korban meninggal dunia, dan juga luka parah yang dialami warga Lombok.

Atas hal ini, masyarakat terutama seniman dari berbagai bidang seni di Denpasar Bali, menggelar sebuah acara bertajuk "Art For Humanity".

Kesenian untuk kemanusiaan ini adalah bentuk empati seniman-seniman Denpasar atas bencana gempa Lombok.

Belasan seniman dan puluhan warga Denpasar pun berkumpul di areal Taman Ubersari warung Pan Brayut dan Kubu Kopi Jalan Hayam Wuruk Denpasar Timur.

Acara diisi dengan peluncuran buku cerpen oleh Mantan Wartawan Surya Kompas Gramedia Grup, Grace Jeanie.

Kemudian pembacaan puisi oleh Penyair Wayan "Jengki" Sunartha dan Penulis Senior Hartanto.

Lalu, ada penampilan beberapa band Bali, seperti Arransement Musik Gus Bim dengan Penyanyi dan penulis lagu, Ela.

Acara semakin semarak dengan pemutaran musik oleh Videographer Erick Est dengan video berjudul "Di Ujung Senja".

Sementara itu, Grace Jeanie menyatakan bahwa peluncuran buku cerpen miliknya adalah buku "Perempuan Di Balik Bingkai".

Aritinya adalah antologi yang diresponse menjadi sketsa oleh Ayu Sulistyowati setelah melewati proses kurasi oleh I Wayan Jengki Sunarta dan sejumlah arahan oleh Hartanto, dua seniman senior di Bali.

Karya Grace ini untuk Cover Lukisan Cerpen diisi oleh Poleng Lediasa dan wartawan Kompas Ayu Sulistyowati selaku Ilustratornya.

"Ini merupakan antalogi dari beberapa cerpen. Dan diterbitkan dalam rangka ulang tahun suami saya," tuturnya.

Penulis senior, Hartanto mengaku, bahwa ini adalah pergaulan kreatif adalah hal yang menarik baginya.

Interaksi antar individu dalam berbagai profesi, acap menumbuhkan kreatifitas yang baru.

Demikian juga interaksi persahabatan antara Grace Jeanie dan Ayu Sulistyowati.

Grace Jeanie, menekuni sastra dan teater sejak mahasiswa, dan acap memenangi kompetisi antar kampus.

"Ini adalah pergaulan kreatif yang menarik bagi saya oleh Grace," ungkapnya.

Baca: Tangis Marah Luis Milla Diungkap Bima Sakti, Sosok Ini Disebut Bisa Membuat Milla Tetap di Indonesia

Baca: SEDANG BERLANGSUNG LIVE STREAMING Lalu Muhammad Zohri Tanpa Beban di Kelas 100 Meter Putra

Sementara itu, Ayu jurnalis Kompas, mengaku bahwa karya Grace ini adalah cerpen rumah tangga yang retak dan morat-marit.

Cerpen mengingatkan orangtua tentang kehidupan, jangan melupakan anak-anak dengan kesibukan. Cerpen menceritakan positif, untuk tidak boleh egois.

"Perempuan tidak boleh lupa, ibu rumah tangga yang baik. Dan bisa seperti apa menjadi orangtua," tegasnya.

Nantinya, baik cerpen dan segala macam lelang yang dilakukan malam ini, keseluruhannya akan disumbangkan untuk warga Lombok yang sedang dalam keadaan berduka. Saat ini penggalangan dana sedang dilakukan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved