Asian Games 2018

Sumbang Medali Perunggu Cabor Voli Pantai, Putu Dini Mengaku Dapat Semangat dari Teriakan Penonton

Atlet Voli Pantai Indonesia, Putu Dini Jasita Utami (24) raih medali perunggu di Asian Games 2018

Penulis: Putu Dewi Adi Damayanthi | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
Putu Dini Jasita Utami (kanan), pelatih voli pantai Indonesia, Agus Salim (tengah). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Atlet Voli Pantai Indonesia, Putu Dini Jasita Utami (24) raih medali perunggu di Asian Games 2018.

Pertandingan voli pantai putri Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakabaring Sport City, Palembang telah berakhir.

Tim Voli Pantai Putri Indonesia berhasil menyumbangkan satu medali perunggu di pesta olahraga Asia tersebut.

Medali perunggu diraih oleh pasangan Putu Dini Jasita Utami dan Dhita Juliana.

Utami mengungkapkan perasaan senangnya dapat memperoleh medali perunggu untuk Indonesia di Asian Games 2018.

Ia berbagi kisahnya tentang pertandingan Asian Games 2018 yang telah ia lalui.

Asian Games 2018 merupakan Asian Games pertama yang pernah ia ikuti.

Event tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi Utami karena berhasil menyumbangkan 1 medali untuk Indonesia.

Sebagai pemain yang baru kali pertama mengikuti Asian Games, perasaan gugup sempat menghampiri Utami di awal pertandingan, namun perasaan tersebut hilang saat pendukung Indonesia berteriak memberikan semangat padanya.

“Pasti ya, ini adalah Asian Games pertama saya, multievent besar yang pertama kali saya ikuti, dan bisa menyumbangkan medali. Iya, awal pertandingan saya gugup, tapi semuanya hilang setelah lihat pendukung Indonesia yang datang langsung ke venue, teriakan mereka membuat semangat,” ucapnya saat dihubungi Tribun Bali, Rabu (29/8/2018).

Ia juga menuturkan sudah bertemu dengan tim-tim kuat sejak babak penyisihan grup.

Menurutnya, semua pertandingan yang ia lalui di Asian Games 2018 ialah pertandingan yang berat.

“Untuk voli pantai, tim yang kuat sudah ketemu dari penyisihan group, ada Thailand, Kazakhstan, dari mulai babak selanjutnya di 16 besar dari Taipei, Japan, China, semua ada pertandingan yang berat. Karena di setiap pertandingan kami selalu sampai deuce (jus) berkali-kali, sampai harus long set bahkan kami di penyisihan group jadi rangking 3, dan syukur mungkin sudah jalan Tuhan dari 16 besar hingga semifinal bisa menang,” paparnya.

Ia menambahkan, di babak semifinal ia kalah dari timnas voli pantai putri China, namun saat bertemu timnas voli pantai putri Kazakhstan di final peringkat 3 dan 4, ia dan pasangannya berhasil menang dan memperoleh medali perunggu.

Orang tua Utami yang berasal dari Gianyar, Bali dan sekarang tinggal menetap di Lombok, NTB, tak ikut menyaksikan pertandingan secara langsung, namun support selalu diberikan oleh keduanya.

“Mereka (orang tua) tidak datang langsung, tapi mereka selalu men-support dan mendoakan dari rumah,” ucapnya.

Gempa yang menimpa Lombok, NTB, sempat membuat Utami menjadi khawatir dan kepikiran saat pertandingan berlangsung, namun kekhawatiran itu mereda setelah menerima kabar jika keluarganya di Lombok baik-baik saja.

“Pasti, tapi semua yang di rumah bilang jangan khawatir, mereka di sana baik-baik saja, saya diminta fokus di sini, kasih yang terbaik untuk Indonesia,” ucapnya.

Ia pun mengatakan pulang ke Lombok, NTB, Rabu (29/8/2018).

“Hari ini (kemarin, red) balik ke NTB. Pingin cepat pulang lihat keadaan di Lombok pasca gempa dan masih gempa juga sampai sekarang,” ucapnya.(*)

 
 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved