Ini Fakta yang Terungkap Terkait Bekas Tembakan Peluru di Ruang Wakil Rakyat
Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Demokrat, Vivi Sumantri Jayabaya, menceritakan kronologi ditemukannya peluru di ruangannya.
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi Demokrat, Vivi Sumantri Jayabaya, menceritakan kronologi ditemukannya peluru di ruangannya.
Ia sama sekali tak menduga, lubang yang ada di dindingnya berasal dari sebilah peluru yang menyangkut di lemari kerjanya.
"Kejadiannya pas kemarin magrib. Setelah kita rapat di Banggar, saya istirahat salat magrib, staf saya bilang, 'Bu ini ada bolongan kaya peluru nyasar ya?,'" ujarnya saat ditemui di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, (17/10/2018).
Melihat itu, Vivi dan stafnya tidak langsung percaya.
Lantas, stafnya langsung memastikan apakah benar itu peluru.
Baca: Alasan Luhut dan Sri Mulyani Soal Pose 2 Jari Pemimpin IMF Diubah, Ini Tanggapan Kubu Oposisi
Baca: Utang Pemerintah Indonesia Kini Tembus Rp 4.416 Triliun
"Pada enggak percaya kan, langsung dilihat dulu, ditusuk pake pulpen. Ternyata ada peluru. Jadi waktu hari Senin memang kita enggak ada disini. Hari Selasa memang saya rapat di dapil dulu, siangnya rapat banggar, sorenya baru ke ruangan," jelasnya.
Lebih lanjut lagi, Vivi juga menyampaikan alasannya tidak melaporkan langsung temuannya tersebut pada Selasa, (16/10/2018) kemarin.
"Ya kita enggak tau ada peluru di lemari itu. Yang kita lihat ada bolong di dinding. Kemudian ditemukan bahwa peluru itu nyangkut di lemari itu tadi, pas jam 9. Terus langsung lapor ke pamdal, terus langsung lapor ke labfor hari ini," tuturnya.
Ia juga memastikan bahwa pada hari Senin, (15/10/2018), di mana awal kejadian penembakan terjadi, tidak ada orang di dalam ruangannya.
"Waktu itu sama sekali enggak ada orang ya. Staf saya semua keluar," tambah Vivi.
Kepala Bidang Balistik, Metarlugi Forensik Puslabfor Polri Kombes Ulung Kanjaya menjelaskan bekas tembakan di ruangan Fraksi PAN dan Fraksi Partai Demokrat di DPR adalah peluru yang sama dilepaskan oleh dua tersangka IAW dan RMY.
Menurutnya, adanya bekas tembakan yang kembali ditemukan di ruangan anggota dewan itu baru kembali ditemukan.
"Penembakannya yang kemarin-kemarin juga. Hanya baru ketahuan sekarang," kata Ulung saat dihubungi, Rabu (16/10/2018).
Dijelaskan olehnya, terdapat empat peluru yang menyasar ke gedung DPR ketika IAW dan rekannya melakukan latihan menembak di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (16/10).
"Iya (ada empat peluru). Ini baru ketemu kan," tandasnya.
Terkait kasus ini, polisi telah menetapkan dua pegawai negeri Kementerian Perhubungan berinisial IAW dan RMY sebagai tersangka.
Kasus peluru nyasar itu ternyata akibat saat keduanya berlatih menembak di Lapangan Tembak, Senayan, Jakarta Pusat.
Dalam kasus ini, kedua tersangka dijerat dengan Pasal 1 ayat (1) Undang Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan terancam hukuman pidana maksimal 20 tahun penjara.
Kapolres Jakarta Pusat Komisares Besar Roma Hutajulu mengatakan dua ruangan anggota DPR kembali menjadi sasaran penembakan.
Penemuan tersebut setelah pihak kepolisian melakukan oleh TKP setelah sebelumnya mendapatkan laporan dari staf DPR.
Dua ruangan tersebut berada di Gedung Nusantara 1, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Ruangan yang diduga menjadi sasaran penembakan tersebut ditempati Anggota Fraksi Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya di Lantai 10 ruang 1008, ruangan kedua yakni ruang Anggota Fraksi PAN Totok Daryanto di Lantai 20 ruang 2003.
Berdasarkan oleh TKP di kedua ruangan tersebut hanya satu proyektil yang ditemukan.
Proyektil tersebut ditemukan menancap di lemari, ruang kerja Vivi. Sementara proyektil di ruang kerja Totok hingga kini belum ditemukan.
"Untuk sementara yang di lantai 2003 masih dicari untuk proyektilnya karena tidak ditemukan di sisi kaca yang ada bekas peluru nyasar tersebut," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabi, (17/10/2018).
Berdasarkan informasi dari tim laboratorium forensik Polri, proyektil yang ditemukan memiliki kaliber 9 milimeter.
Namun pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah proyektil tersebut sama dengan proyektil di ruangan Anggota DPR Fraksi Golkar Bambang Heri Purnama dan Anggota Fraksi Gerindra Wenny Warouw.
Untuk diketahui proyektil yang ditemukan di ruangan Wenny dan Bambang memiliki Kaliber 9 milimeter dan dilesatkan dari senjata pistol jenis Glock 17.
Peluru menyasar gedung DPR karena ketelodoran anggota Persatuan Penembak Indonesia ( Perbakin) yang sedang latihan di Lapangan Tembak Senayan.
"Info sementara dari Labfor itu pelurunya sama, 9 mm, sama dengan yang kemarin. tapi untuk identik atau tidak kita akan lakukan scientifc investigation, uji balistik untuk pembandingnya apakah sama dan identik dengan kejadian senin kemarin. Itu saja yang bisa kami sampaikan," pungkasnya. (*)