Bali United
Coach WCP: Saya Sudah Doa Pasrah dan Siap Nyawa Saya Dicabut
Skuat Bali United, klub Liga I Indonesia kebanggaan masyarakat Bali sangat akrab dengan maskapai Lion Air
Penulis: Marianus Seran | Editor: Aloisius H Manggol
"Saya waktu itu doa pasrah dan siap dicabut (nyawa). Saya siap kalau Tuhan ambil saat itu. Saya juga rekam (dokumentasi kejadian itu)," katanya.
Menurut dia, tak mungkin selamat jika terjadi musibah karena berada di laut lepas.
Pengalaman pahit ini membuat WCP makin kuat.
Bagi dia semua sudah ditentukan Yang Maha Kuasa.
Kapan mati, dan hidup telah diatur Tuhan.
Asisten pelatih Bali United Eko Purdjianto juga menyampaikan hal serupa.
Di kehidupan ini tak ada yang tahu apa yang terjadi perihal hidup atau lahir, mati dan jodoh.
"Kita tak pernah tahu kapan mati, hidup, dan jodoh, hanya Tuhan yang tentukan," kata mantan pemain bertahan Timnas Indonesia ini.
Jumlah Kabel Jadi Indikasi Kuat Bagian Black Box yang Ditemukan Adalah FDR Pesawat Lion Air JT 610
Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Soerjanto Tjahjono menduga bahwa bagian black box Lion Air JT 610 yang ditemukan di perairan Karawang pada Kamis (1/11/20018) adalah Flight Data Recorder (FDR).
Hal itu diungkapkannya di dermaga JICT 2 pada Kamis (1/11/2018) malam.
"Ini kemungkinan besar adalah flight data recorder kami nanti sampai di lab baru tau apakah ini FDR atau CVR tapi kami cenderung lebih kemungkinan besar adalah flight data recorder," kata Soerjanto.
Menurut Soerjanto, meski tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua bagian black box yakni FDR (Flight Data Recorder) dan CVR (Cockpit Voice Recorder) dugaan itu diperkuat dari jumlah kabel yang dimiliki kedua bagian black box tersebut.
"Nggak, (ciri-cirinya) hampir sama. Tapi dari kabel-kabelnya lebih banyak (FDR), kata Soerjanto.
Ia menjelaskan, FDR tersebut adalah bagian black box yang berisi mengenai rekaman data penerbangan seperti kecepatan, arah, dan ketinggian.