Tampil Kembali di Perayaan Deepavali India, Tahun Ini UNHI Denpasar Tampilkan Kecak Ramayana
Perayaan Deepavali rutin dilakukan setiap tahun di seluruh dunia.Perayaan tersebut berlangsung sejak tanggal 4 sampai 7 November.
Kembali Pentas di Ajang Kesenian Internasional India, Tahun Ini Unhi Denpasar Pentaskan Kecak Ramayana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Perayaan Deepavali rutin dilakukan setiap tahun di seluruh dunia.
Perayaan tersebut berlangsung sejak tanggal 4 sampai 7 November.
Di India, puncak perayaannya dilaksanakan tanggal 6 November, sedangkan di Indonesia, khususnya di Bali dilaksanakan tanggal 7 November.
Acara yang berlangsung 3 hari tersebut dihadiri beberapa pejabat dari wilayah Uttar Pradesh, termasuk Chief Minister Uttar Pradesh.
Perayaan Deepavali tersebut bertajuk “Ramleela Utsava”.
Tidak main-main, pemimpin negara yang terlibat seperti Korea, Rusia, Trinidad dan Tobago, Laos, Kamboja juga hadir dalam perayaan cahaya yang dipusatkan di daerah Ayodhya tersebut.
Khusus untuk Korea, yang hadir adalah “The First Lady”. Sejak tahun lalu, tim kesenian Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar rutin diundang untuk tampil di India untuk memeriahkan perayaan Deepavali tersebut.
Tahun ini tim kesenian UNHI kembali diundang, dan telah memberangkatkan tim kesenian berjumlah 33 orang.
Rombongan yang diberangkatkan terdiri dari dosen dan mahasiswa di Fakultas Pendidikan Agama dan Seni.
Keberangkatan kali ini langsung didampingi Rektor dan Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama beserta sekretaris Yayasan Pendidikan Widya Kerti.
“Ini adalah tindak lanjut kerjasama dalam bentuk MoU antara Ayodhya Research Institute dengan UNHI Denpasar. Jadi setiap tahun, kami dari Unhi diundang untuk tampil di India. Tahun ini kami tampil dua kali, yaitu di kota Lucknow dan Ayodhya dalam rangkaian acara Deepavali. Jadi kami mewakili Bali dan Indonesia untuk tampil. Selain kami dari Indonesia, ada beberapa tim kesenian dari negara lain, seperti Korea, Rusia, Laos, Thailand, Trinidad dan Tobago, India, Kamboja, dan tim-tim kesenian dari negara-negara lain. Dapat kata lain, kami adalah satu-satunya wakil dari Indonesia dalam ajang kesenian internasional yang dipusatkan di Ayodhya ini. Hal ini merupakan komitmen mewujudkan visi UNHI Denpasar sebagai pusat kajian agama dan budaya Hindu, serta langkah nyata untuk go internasional menuju world class university,” kata Rektor Unhi, Prof. Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S.
Pada kesempatan kali ini, tim kesenian Unhi Denpasar menampilkan garapan kesenian “Kecak Ramayana”.
“Ini merupakan wujud nyata kami melestarikan dan mengembangkan kesenian dan budaya Hindu Indonesia. Selain itu, ajang ini menjadi wahana bagi mahasiswa melatih mental mereka tampil di dunia Internasional. Kali ini kami melibatkan 20 orang mahasiswa terpilih untuk tampil. Mahasiswa-mahasiswa tersebut terdiri dari mahasiswa dari Prodi Pendidikan Seni Tari, Seni Karawitan, Seni Rupa, dan Pendidikan Agama Hindu. Tahun depan tidak tertutup kemungkinan mahasiswa dari prodi lain juga dilibatkan, tergantung komitmen mereka terhadap kesenian dan budaya Hindu,” tambah Rektor Unhi Denpasar juga menambahkan di sela-sela pentas kesenian di Kota Lucknow.
Tim kesenian Unhi ini langsung dipimpin oleh Dekan Fakultas Pendidikan Agama dan Seni, Prof. Dr. Ida Ayu Gde Yadnyawati, M.Pd, yang juga langsung berperan sebagai Dewi Sinta.
“Kami sejak tahun lalu rutin diundang ke sini (India red.). Kami dari UNHI dipandang sangat berkomitmen dan dipandang sangat layak untuk tampil dalam ajang kesenian “Ramleela”, kesenian yang mengambil tema berkaitan dengan tokoh Rama dan epos Ramayana. Tahun lalu kami tampil dengan personil lebih sedikit, tahun ini jumlah personil kami lebih besar, yaitu lebih dari 30 orang. Kami sudah berangkat tanggal 3 November, dan pulang tanggal 8 November. Semua biaya keberangkatan, akomodasi, konsumsi ditanggung pihak Ayodhya Research Institute. Ini adalah usaha kami selalu menggemakan kesenian dan kebudayaan Indonesia, khususnya Bali di ajang internasional. Harapan berikutnya adalah kerjasama ini tetap kami laksanakan, dan tidak tertutup kemungkinan tahun depan kami juga akan tampil di negara lain karena disini kami bertemu tim-tim kesenian dari banyak negara,” sebutnya.
“Kecak Ramayana”
Plot 1
Mengisahkan tentang keharmonisan hubungan cinta Rama dan sintha
Plot 2
Mengisahkan rama ada di tengah hutan dikejutkan oleh kehadiran sosok binatang Kijang Emas.
Sinta terpikat oleh kecantikan binatang kijang menyuruh Rama untuk menangkapnyabersama laksamana.
Plot 3
Sintha dan rama tidak menyadari kalau Kijang itu adalah jelmaan Niwatakaca untuk menggoda Sinta.
Rama Akhirnya mengeluarkan busur panahnya dan memanah kijang, saat bersamaan kijang lari dan kembali ke wujud aslinya menjadi Marica.
Merasa gagal dengan tipuan pertama akhirnya Marica mengubah siasat untuk menjelma menjadi pendeta.
Plot 4
Pada saat Sinta menunggu kehadiran Rama munculah Rahwana memperhatikan Sinta sendirian, akhirnya menjelma menjadi pendeta palsu untuk meminta air pada Sinta.
Sinta tidak menyadari kalau pendeta itu adalah jelmaan Rahwana dengan tulus keluar dari gartis janji yang ditorehkan Laksamana ketika disuruh mencari Rama ke tengah Hutan.
Singkat cerita Sintha telah berada di luar garis perlindungan, dengan mudah Rahwana kemudian menculik dan melarikannya.
Di tengah perjalanan seekor Paksi melihat kejadian penculikan itu akhirnya mencoba merebut sinta sayangnya paksi malah tidak berdaya.
Plot 5
Setelah Rama pulang terkejut tidak menemukan Sinta, Rama sedih dan memarahi laksamana karena ingkar tidak menjaganya.
Akhirnya diputuskan untuk mencari ke tengah hutan. Bertemu kemudian dengan paksi yang sudah kelelahan, lewat paksi kemudian diketahui bahwa Sinta diculik.
Plot 6
Akhirnya Rama mencari ke Alengka lewat Bantuan kera putih Hanoman diutus untuk mematai Rahwana.
Singkat cerita Rama kemudian bertemu Rahwana akhirnya terjadi perkelahian yang dimenangkan Rama.
Sita kemudian dipertemukan dengan Rama dan Trijata yang dianggap melindungi Sintha saat di Alengka kemudian dijodohkan dengan Hanoman.
Karya Tari kecak ini diproses selama 20 kali latihan dengan durasi waktu 4 jam setiap kali pertemuan.
Masing-masing pertemuan mematangkan musikal, adegan dan keutuhan pertunjukan.
Kendala yang dianggap menjadi ganjaran dalam proses ini tidak begitu banyak berarti karena pelaku-pelaku yang terlibat sebagaian besar adalah pelaku seni yang sudah memiliki pengalaman musikal dan tari yang sangat memadai untuk diolah.
Stamina dan olah vokal barangkali cukup seirus untuk diberi perhatian karena keunikan pertunjukan ini mengandalkan vokal sebagai dasar musikalnya.
Perhatian vokal menjadi perhatian serius dalam pertunjukan ini.
Harapan ke depannya adalah melalui pertunjukan kecak ini diharapkan akan dapat menyampaikan misi jalinan keeratan budaya selain secara estetika memperkenalkan kekayaan seni budaya Bali dan Indonesia di mata dunia.
Dibawakan oleh :
- Tim Kesenian Universitas Hindu Indonesia dan Fakultas Pendidikan Agama dan Seni
- Pelindung : Prof Dr. drh. I Made Damriyasa, M.S
- Penanggungjawab : Prof, Dr. Ida Ayu Gede Yadnyawati, S.Pd
- Koreografer : I Made Sugiarta, S.Sn.,M.S1
- Komposer : I Ketut Gede Rudita, S.Sn.
- Pande Gde Eka Mardiana, S.Skar.,M.Si
- Costume : Team Kreatif
- Penata Rias : Team Kreatif
- Penari : Dosen dan mahasiswa Fakultas Pendidikan Agama dan Seni