Spanduk Bertuliskan Sindiran dan Kritik Pemerintah Dipasang Warga Andir Bandung, Sudah Tak Tahan
Banjir "turunan". Begitulah kondisi di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
Spanduk Bertuliskan Sindiran dan Kritik Pemerintah Dipasang Warga Andri Bandung, Sudah Tak Tahan
TRIBUN-BALI.COM, BANDUNG - Banjir "turunan". Begitulah kondisi di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung.
Sejak dulu banjir di Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung belum pernah bisa teratasi meski telah berganti kepala daerah, bahkan presiden.
Sebagai bentuk kritikan, Warga Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung memasang spanduk sindiran kepada pemerintah.
Gara-garanya hingga saat ini, pemerintah belum juga bisa menyelesaikan masalah banjir di Baleendah dan sekitarnya, Senin (14/1/2019).

Dikutip Tribun-Bali.com dari Tribun Jabar, spanduk-spanduk tersebut terpasang di lokasi banjir.
Spanduk tersebut berukuran sekitar 2 meter x 50 sentimeter berwarna kuning dan bertulisan warna merah dan hitam.
Spanduk-spanduk tersebut di antaranya bertuliskan, "Selamat Datang di Kampung Banjir, Hati-hati Pasca Banjir Jalanan Berlumpur dan Licin".
Kemudian tulisan, "Mari Kita Wujudkan 'Situ Andir' Sebagai Kawasan Penyeimbang dan Penanggulangan Banjir di Bandung Selatan".
"Tujuan kami di sini memang masyarakat sudah lelah juga sudah jenuh. Dan ini adalah aspirasi masyarakat yang ingin ada perhatian dari pemerintah," kata Abah Ule (45) warga Andir di lokasi tadi siang.
Abah Ule mengaku pihaknya bukan tidak diperhatikan oleh pemerintah, tapi menurutnya sejauh ini Kelurahan Andir kerap menjadi langganan banjir.
Kolam retensi yang juga belum terasa perubahannya dan banjir masih saja terjadi.
"Spanduk ini suatu kekesalan kami, suatu aspirasi masyarakat untuk didengar oleh para pimpinan yang ada di atas sana," katanya.
Warga Andir lainnya, Ipin (50) mengatakan hal serupa. Warga Andir ingin merasakan hidup bebas dari banjir yang setiap tahun mengepung wilayah mereka.
"Ini bentuk kekesalan kami. Kami inginnya dari dulu merasakan bebas dari banjir."
"Mungkin dengan spanduk-spanduk ini bisa diwujudkan Situ Andir juga. Udah puluhan tahun, udah lelah, dan enggak ada solusi," katanya di lokasi.
Menurutnya pembangunan Situ Cieunteung ini belum terasa manfaatnya.
Pembangunan Situ Cieunteung itu menurutnya hanya menjadi kepentingan-kepentingan orang tertentu saja.
"Terus terang saja selama ini masyarakat hanya menjadi objek. Harapannya, ya, pemerintah lebih serius lagi memerdekakan warga dari banjir. Hampir 2 ribu rumah tiap tahun terendam banjir," katanya. (*)
Artikel ini ditulis Mumu Mujahidin telah tayang di tribunjabar.id