Nyaris Hilang Ditelan Bumi, Ini Kondisi Candi Borobudur Saat Pertama Kali Ditemukan Raffles

Dalam prosesnya, meninggalkan dokumen atau arsip yang menyimpan informasi penting tentang sejarah pelestarian Candi Borobudur.

Penulis: Rizki Laelani | Editor: Alfonsius Alfianus Nggubhu
tangkap layar intisari
Foto2 diambil sekitar tahun 1870-1900 (dari berbagai sumber). Kondisi Candi Borobudur: Reruntuhan candi Borobudur ditemukan pertama kali pada tahun 1814, saat Inggris menguasai Jawa, di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles 

Cornelius dikirim karena dia berpengalaman menelusuri benda-benda antik di Pulau Jawa.

Atas bantuan insinyur Belanda itu, Raffles mengumpulkan data sejarah dalam perjalanannya ke sejumlah kota di Jawa saat Inggris menguasai Nusantara tahun 1811-1816.

Cornelius tiba di Bumisegoro dan mendapati Candi Borobudur dalam keadaan rusak.

Sebagian bangunan tertimbun dan semak belukar menyelimuti karya besar peradaban Buddha abad ke-9 itu.

Sekitar 200 warga desa dikerahkan untuk memotong pepohonan, membakar semak belukar, dan menggali tanah yang mengubur kaki candi.

Pembersihan baru selesai dalam dua bulan. Sebagian kaki candi tidak bisa digali karena bangunan rawan roboh.

Selama pembersihan Candi Borobudur, Cornelius menyusun laporan untuk Raffles disertai sketsa bangunan kuno itu.

Buruh Kasar Pribumi Tak Dibahas
Dalam Chandi Borobudur: A Monument of Mankind, 1976, Sukmono menyebutkan bahwa penemuan Candi Borobudur tidak dibahas secara detail oleh Raffles dalam dua buku mengenai Jawa.

Pekerjaan membersihkan candi oleh ratusan pekerja selama dua bulan juga tidak dibahas lengkap.

Dalam karya besarnya, History of Java (1817), hanya ada beberapa kalimat yang menyinggung Borobudur.

Kondisi Candi Borobudur setelah disingkap oleh Cornelius bisa dilihat dalam foto-foto lama di Studio Sejarah Restorasi Candi Borobudur di kompleks Taman Candi Borobudur, Magelang.

Candi yang memiliki enam tingkat teras berbentuk persegi dan tiga tingkat berbentuk melingkar itu berada dalam keadaan rusak parah sebelum direnovasi selama empat tahun, 1907-1911.

Lantai teras melengkung bergelombang akibat gempa, batu-batu penyusun stupa berjatuhan dan berserakan di lantai teras.

Di tingkat Arupadhatu, lantai 8, 9, dan 10, kerusakan sangat parah.

Stupa utama yang merupakan puncak Borobudur menyisakan rongga menganga karena batu-batu penyusunnya berjatuhan.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved