Nyaris Hilang Ditelan Bumi, Ini Kondisi Candi Borobudur Saat Pertama Kali Ditemukan Raffles
Dalam prosesnya, meninggalkan dokumen atau arsip yang menyimpan informasi penting tentang sejarah pelestarian Candi Borobudur.
Penulis: Rizki Laelani | Editor: Alfonsius Alfianus Nggubhu
Stupa di sekeliling stupa utama juga runtuh sebagian. Jejak kerusakan candi yang tersusun dari 55.000 meter kubik batu vulkanis itu diyakini oleh sejumlah ahli kebumian sebagai akibat gempa bumi.
Hanya kekuatan tektonik dalam skala besar yang mampu melipat teras bangunan candi dengan perhitungan konstruksi detail itu.
Selain membuat lantai candi bergelombang, gempa menyebabkan batuan penyusun candi berantakan.
Padahal, batu-batu penyusun itu sudah diperkuat dengan kuncian, seperti tipe ekor burung, takikan, tipe alur dan lidah, serta tipe purus dan lubang.
Borobudur yang dibangun di sebuah bukit yang menjorok ke danau purba itu ditinggalkan kemudian terselimuti debu vulkanis dan material lahar dari gunung api yang mengelilinginya: Merapi, Sindoro, dan Sumbing.
Material vulkanis itu menjadi media tumbuhnya semak belukar yang membelit bangunan kuno sehingga hilang ditelan waktu.
Lahar gunung api yang mengalir antara lain melalui Sungai Progo, Tangsi, dan Pabelan mengendap di danau yang menjadi muaranya.
Jejak lapisan lahar itu ditemukan dalam penelitian Helmy Murwanto, geolog pada Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta.
Lahar berselang-seling dengan endapan lempung hitam yang kaya bahan organik dari tumbuhan air.
Lempung hitam endapan danau purba itu juga mengandung fragmen batu apung hasil letusan gunung api.
Endapan danau purba itu tersingkap jelas di Sungai Sileng di dekat Candi Borobudur.
Borobudur berdiri di atas sebuah bukit yang membentuk tanjung di danau purba sehingga tidak terkubur.
Borobudur rusak akibat proses tektonik yang melepaskan energi melalui sesar-sesar yang membentuk alur sungai Tangsi, Progo, dan Sileng.
Sesar-sesar itu sebagian sudah ada sebelum Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi, pada masa kejayaan Dinasti Syailendra, tahun 750-850 Masehi. (*)