WIKI BALI
TRIBUN WIKI - 3 Seniman Patung Ternama Asal Bali, Satu Di Antaranya Pembuat Patung Dewa Ruci
Di sini, Tribun Bali sajikan tiga nama seniman pematung asal Bali yang terkenal. Siapa sajakah mereka?
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Siapa yang tidak tahu bahwa Bali sebagai daerah di Indonesia yang sangat kental akan seni dan budayanya.
Salah satu seni yang cukup diminati oleh masyarakat Bali maupun oleh orang luar Bali adalah seni patung.
Tak heran pula kalau di Bali banyak ditemui berbagai patung megah di pinggir jalan dan patung bercorak seni lainnya.
Tentu saja, kehadiran patung tersebut tidak terlepas dari campur tangan seniman pembuat patung itu sendiri.
Beberapa di antara seniman itu bahkan sudah berhasil melanglang buana, baik di nasional maupun internasional.
Di sini, Tribun Bali sajikan tiga nama seniman pematung asal Bali yang terkenal.
Siapa sajakah mereka?
1. I Nyoman Tjokot
I Nyoman Tjokot terlahir dari keluarga petani pasangan I Gentar dan Ni Kinut, di Banjar Jati, Desa Sebatu, Tegallalang, Gianyar sekitar tahun 1886 dan wafat di Bali pada tahun 1971.
Sebenarnya tidak ada catatan akurat yang menerangkan bahwa I Nyoman Tjokot lahir pada 1886.
Sebagian sumber menyebutkan bahwa beliau lahir pada 1888. Ironi memang, seakan-akan hal tersebut memang tidak perlu dicatatkan.
Ketertarikan I Nyoman Tjokot pada patung bermula pada seringnya ia bersemadi di sebuah pura bernama Pura Taro yang berjarak sekitar 5 km dari desa kelahirannya.
Konon, pura tersebut merupakan bekas peninggalan Kerajaan Majapahit.
Di sana terdapat beberapa ukiran yang menunjukkan keprimitifan, kasar tapi enak dipandang dan bersifat magis.
Berawal dari sanalah, Tjokot mulai berani mencoba membuat ukiran di atas kayu.
Tidak ada yang menjelaskan motif seperti apa yang ia pelajari saat itu, apakah motif seni ukir nusantara atau motif lainnya, namun karya yang dibuatnya ketika itu banyak digemari oleh orang-orang di sekitarnya.
Padahal, patung yang dibuat Tjokot waktu itu begitu sederhana.
Namun ada unsur keutuhan.
Ia membuat patung tanpa mengubah bentuk kayu, tapi tetap memiliki ornamen.
Dengan ciri khasnya itu, lahirlah sebuah gaya baru yakni ‘Tjokotisme’.
Tjokotisme ini tidak hanya sekadar julukan atau nama aliran atau gaya dalam seni patung, melainkan secara fisik hal tersebut dapat dijabarkan sebagai karya seni patung yang penuh dengan ornamen yang secara selintas mirip dengan relief (karya seni dua dimensi) namun dalam versi tiga dimensinya.
Berkat semua dedikasi, ketekunan dan kerja kerasnya, ia mendapatkan peghargaan Anugerah Seni pada 1969 juga penghargaan kebudayaan kategori tanda kehormatan satyalencana kebudayaan pada tahuan (2015).
2. I Nyoman Nuarta

I Nyoman Nuarta merupakan Seniman Patung (pematung) yang sangat terkenal di Indonesia.
Ia dikenal sebagai Maestro Patung asal Bali dengan karyanya yang paling terkenal: Patung Garuda Wisnu Kencana.
Karya lain dari pria kelahiran 14 November 1951 di Tabanan, Bali ini yang fenomenal adalah pembuatan patung panglima perang yang menghadap ke Laut di Dermaga Ujung Madura.
Baca: Hanya Tamatan SD, Pematung I Ketut Sugata Eksekutor Bajra Sandhi
Baca: Ziarah Seni Menemui Sang Maestro di Rumah Pelukis dan Pemahat I Gusti Nyoman Lempad
Baca: TRIBUN WIKI - 16 Fakta Luar Biasa Tentang Patung GWK, Patung Tertinggi Ketiga di Dunia
Patung tersebut terkenal di daerah Jawa Timur yang biasa disebut dengan monumen Jalesveva Jayamahe.
Tidak sampai di situ, Nuarta mulai mengkampanyekan atau mulai menerbarkan virus seni rupa modern pada masyarakat khususnya generasi muda Indonesia.
Ia membangun studionya sendiri yang bernama Studio Nyoman Nuarta dan NuArt Sculpture Part di Bandung dan Bali.
Di studionya itu, juga sering diadakan pameran karya seni.
Jenis-jenis pameran yang diselenggarakan oleh Nuarta pun beragam dan kerap melibatkan banyak seniman lain.
3. I Wayan Winten
Seniman pematung lainnya yang tak kalah terkenal adalah I Wayan Winten.
Patung-patung karya Winten telah banyak menghiasi pulau Bali.
Tak heran karena Winten telah mulai mematung ketika berumur tujuh tahun.
Selain karena hobi, keahliannya mematung seperti menular dari ayahnya, I Made Pasta, yang juga pematung ulung di zamannya.
I Wayan Winten menempuh pendidikan formal mematung di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Denpasar dan Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Kesenian Yogyakarta.
Pembeda karya I Wayan Winten dari pematung lain adalah sebagian besar karyanya menggunakan bahan beton.
Alasan memilih bahan beton dan bukan kayu semata-mata untuk mengantisipasi apabila kelak kayu berkualitas semakin sulit diperoleh di Bali.
Selain itu, I Wayan Winten juga mengungkapkan bahwa seniman bisa lebih bebas menciptakan bentuk patung menggunakan bahan beton.
Sebab, apabila menggunakan bahan kayu, maka bentuk patungnya akan mengikuti bentuk kayu.
Salah satu patung di Bali karya Winten yakni Patung Dewa Ruci.
Patung ini merupakan patung yang cukup terkenal di Bali dan terletak di simpang siur perbatasan Kuta dan By Pass Ngurah Rai.
Patung ini menceritakan kisah Bima dalam mencari tirta amertha dan ia harus menembus samudra dan dihalangi oleh Naga Baruna.
Dalam kisahnya, Bima memenangi pertarungan melawan Naga Baruna dan kemudian bertemu dengan Dewa Ruci.
Maka dari itu, patung ini menyerupai sosok Bima yang dililit oleh Naga Baruna dan terdapat Dewa Ruci berwujud Sang Hyang Acintya di atasnya. (*)