Bali Paradise
Sensasi Menyedot Sumsum Sapi, Sotography Tawarkan Menu Soto Kuah Gurih Kaya Rempah-rempah
Daging serta rempah yang digunakan adalah bahan pilihan sehingga menghasilkan rasa kuah soto yang gurih serta daging yang empuk
Penulis: Karsiani Putri | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Soto sudah tidak asing lagi di telinga kita.
Soto sudah menjadi salah satu ikon kuliner di banyak daerah di Indonesia.
Bahkan soto sudah lama menjadi salah satu menu pilihan di hotel bintang lima dan resto papan atas.
Soto juga sudah biasa ditemui di warung-warung pinggir jalan.
Hanya berbeda rasa dan racikannya.
Masing-masing punya ciri khas tersendiri.
Ada yang menggunakan daging babi, ayam, hingga sapi.
Seperti yang ditawarkan Sotography, soto menjadi salah satu menu andalan.
Daging serta rempah yang digunakan adalah bahan pilihan sehingga menghasilkan rasa kuah soto yang gurih serta daging yang empuk.
Baca: Coach Teco Fokus Latihan Taktik Bola Mati, Hati-hati Turunkan Pemain di Leg Kedua
Baca: Kunjungan Wisatawan Tiongkok Menurun, Tapi Tetap Peringkat Teratas
Baca: Gunawan Dwi Cahyo Berlabuh ke Bali United karena Motivasi jadi Juara Liga 1 Indonesia
Salah satu menu utamanya adalah Soto Babat Sapi.
Daging yang digunakan adalah daging sapi kualitas I.
Kemudian bumbunya khas akan rempah-rempah Bali dan tanpa menggunakan bumbu kemasan serta penyedap.
Soto ini mampu menghasilkan rasa gurih, pekat, kental dan kuatnya rasa rempah yang terkandung dalam kuah.
Didirikan oleh I Gusti Agung Wijaya Utama (Gung Ama) dan I Gusti Agus Sueka Putra (Kum Kum), Sotography juga menghadirkan berbagai menu unggulan lainnya.
Seperti ayam bakar sambel matah.
“Ayam bakar sambel matah ini baru diperkenalkan kepada pengunjung dari lima bulan yang lalu dan dalam sehari bisa terjual sampai 50 porsi,” ujar Gung Ama.
Yang membuat menu ini istimewa adalah, pembuatan sambal mentahnya yang menggunakan minyak tandusan.
Juga dalam proses membakar ayamnya, menggunakan sabuk kelapa sehingga aroma ayamnya setelah dibakar mengeluarkan aroma yang khas.
Selain soto dan ayam bakar, masih ada tiga menu pilihan di Sotography, yakni varian sambal untuk menikmati ayam penyet.
Baca: Hasil Studi: Kendati Bikin Ketagihan, Bermain PUBG dan Fortnite Bisa Tingkatkan Produktivitas Kerja
Baca: IMLEK 2019 – Tahun Ini Memasuki Shio Babi, Bagaimana Maknanya?
Baca: Tas Daun Pandan Ramai Dipesan, Dampak Pergub Pembatasan Plastik
Ada sambal slow, top dan ganas.
Sambal slow merupakan level kepedasan yang terendah karena hanya menggunakan empat cabai.
Sambal top berada di tengah-tengah level kepedasan dengan menggunakan delapan cabai.
Sementara sambal ganas menggunakan 20 cabai yang pastinya akan menambah keseruan dalam menikmati ayam penyet pedas.
Khusus Hari Rabu, Sotography menghadirkan menu spesial, Soto Sumsum Sapi.
Rasa kuahnya khas, lebih kental hasil perpaduan kaldu rebusan sumsum daging sapi.
Menikmatinya juga penuh sensasi menyedot isi sumsum sapi.
Bermula dari Hobi Photography
Hobi photography telah membawa Gung Ama dan Kum Kum menekuni bidang kuliner.
Awalnya, keduanya sebagai fotografer sama-sama menyukai soto.
Akhirnya berkembanglah menjadi bisnis kuliner dengan nama Sotography.
Berdiri sejak 2011, menurut Gung Ama, menu-menu yang ditawarkan di Sotography sebagian besar terinspirasi oleh menu-menu yang ada di Pasar Kreneng Denpasar.
Semakin bertambah usia, Sotography pun semakin banyak menghadirkan menu-menu unggulannya.
Tidak hanya unggul dalam menunya, suasana yang dihadirkan di Sotography pun sangat mendukung.
Ada mural ayam di salah satu tembok.
Menu serta suasana yang nyaman ini, cocok untuk nongkrong bersama. (*)
