Sejarah Mangkok Ayam Jago: Simbol Keberuntungan hingga Dipuja-puja Kaisar Tiongkok
Orang-orang yang tumbuh di era 70 dan 80-an dijamin familiar dengan keberadaan mangkok ini
Di antaranya ada Kaisar Wanli (memerintah tahun 1572-1620)dan Kaisar Kangxi (memerintah tahun 1661-1722) dari Dinasti Qing.
Saking menyukai cawan tersebut, mereka berani mematok harga mahal untuk gambar ayam jago.
Kaisar Qian Long (memerintah tahun 1735-1796), bahkan membuat puisi khusus yang memuja mangkok ayam jago itu pada 1776.
Baca: Debat Kedua Pilpres 2019 Jokowi Vs Prabowo: Capres 02 akan Buat Kejutan ini
Baca: HIPMI Denpasar Luncurkan Platform Edukasi Mulai Merintis
Pada masa Dinasti Qing, mangkok ayam jago mulai diproduksi massal.
Masyarakat kelas menengah ke bawah di Tiongkok pada masa itu hanya dapat menggunakan mangkok bergambar ayam.
Sebab, mangkok-mangkok bergambar naga, phoenix dan motif lainnya, lebih mahal harganya.
Dalam perkembangan selanjutnya, bagi petani di Tiongkok, mangkok ayam jago merupakan lambang kerja keras untuk mendapat kemakmuran.
Ini mengingat peran ayam jago yang selalu membangunkan mereka di pagi hari untuk segera bekerja di ladang.
Incaran kolektor
Sekitar awal abad 20, mangkok ayam jago mulai merambah dunia.
Awalnya dibawa oleh para perantau, yang pabriknya berada di Provinsi Guangdong.
Lalu menyebar ke beberapa negara di Asia Tenggara.
Baca: 50 Pengguna Honda PCX dan Scoopy Ikuti Couple Rally Dalam Rangka Valentine Day
Baca: Astra Motor Bali Hadirkan Tiga Skutik Terkini Dalam Honda Premium Matic Day 2019
Mangkok ayam jago pun semakin banyak diproduksi.
Mulai dari menggunakan teknik gambar tangan hingga mesin.
Saat ini, cawan ayam jago pada masa kekaisaran menjadi buruan bagi para kolektor barang antik di seluruh dunia.