Sekawanan Pria Pamer Aksi Mesum di Hadapan Siswi, Waspada 10 Kelainan Seksual Yang Berbahaya Ini

Sejumlah siswi mengalami trauma terhadap sekelompok pria mesum yang berkeliaran di Jalan

Editor: Eviera Paramita Sandi
Tirbunnews
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM -  Warga Kota Karawang Jawa Barat diresahkan oleh aksi sekelompok pria yang diduga pengidap kelainan seksual eksibisionisme (exhibisionism) alias suka memamerkan kemaluannya di depan umum.

Setidaknya 50 siswa jadi korban hingga trauma.

Waspadai 10 kelainan seksual paling berbahaya ini. 

Sejumlah siswi di Karawang mengalami trauma terhadap sekelompok pria mesum yang berkeliaran di Jalan Ahmad Yani, Kabupaten Karawang. Pihak sekolah meminta pihak berwajib menangkap pelaku.

Wakil Kepala Bagian Humas SMPN 1 Karawang Barat Nia Kurniasih menyebutkan, sejak tiga tahun lalu, lebih dari 50 siswinya menjadi korban sekelompok pria mesum tersebut.

"Mereka di dalam mobil, memanggil siswi kami, saat murid mendekat, pria - pria itu memperlihatkan alat vital mereka," kata Nia Kurniasih, Wakil Kepala Sekolah bagian Humas SMPN 1 Karawang Barat kepada Kompas.com di kantornya, Kamis (21/2/2019).

Nia menyebutkan, pria-pria tersebut biasa beraksi dengan modus menanyakan alamat kepada siswi, yang sedang menunggu jemputan di halte depan sekolah.

Akan tetapi, ada juga yang pura - pura sebagai teman orang tua korban.

"Ada yang beraksi sendiri ada yang berkelompok," katanya.

Setelah berhasil berkomunikasi dengan siswi, tak jarang para pelaku nekat memasukkan siswi ke dalam mobil.

Di dalam mobil tersebut, pelaku memaksa siswi melihat pria tersebut memainkan alat vital mereka.

"Di dalam mobil ada dua sampai tiga orang. Setelah mobil keliling kota, baru siswi tersebut dilepas," ungkap Nia.

Teranyar, kata dia, dua hari lalu seorang siswi kelas 8 SMPN 1 Karawang hampir diseret ke dalam mobil oleh dua pria dikenal.

"Beruntung siswi kami bisa melarikan diri, setelah menendang perut pria tersebut," tutur Nia.

Kejadian tersebut, kata dia, para anak didik perempuan itu trauma dan ketakutan.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihak sekolah menginstruksikan siswi selalu bergerombol setiap pulang sekolah.

"Bahkan saya menyuruh siswi mengabaikan orang yang tanya alamat," kata Nia.

Berharap pelaku ditangkap

Hingga saat ini, tambahnya, para pria tersebut tidak pernah tertangkap. Sebab, begitu para siswi berteriak, pelaku langsung kabur.

Oleh karena itu, Nia berharap pihak berwajib menangkap pelaku.

"Kami harap pelakunya segera ketemu dan ditangkap," katanya.

Nia mengakui, pernah membahas perihal teror tersebut dengan beberapa pendidik dan forum di sekolah lain.

"Seperti di SMP 6, SMP 5 hingga SMK 2 Karawang. Enam hari lalu ada kejadian serupa di SMK 2," katanya.

Tanggapan Komnas PA

Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kabupaten Karawang Indriyani mengaku tak habis pikir, aksi tak bermoral semacam itu terjadi di Jalan Ahmad Yani yang dikenal sebagai zona ramah anak.

Apalagi, rata-rata korbannya masih di bawah umur.

Mengingat kasus tersebut belum pernah terungkap, Indri menilai perlu ada peningkatan infrastruktur keamanan di Jalan Ahmad Yani, misalnya pemasangan CCTV.

Tujuannya, agar pelaku cepat tertangkap.

"Kami juga akan melakukan koordinasi dengan pihak satpol pp untuk bisa mengawasi daerah sepanjang jalan Ahmad Yani," kata Indri.  

Mengenal 10 Jenis Penyimpangan Seksual

Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang memiliki perilaku seksual yang menyimpang atau parafilia.

Sebagian ahli berpendapat bahwa kelainan perilaku seksual disebabkan oleh trauma masa kecil, seperti pelecehan seksual.

Ada pula yang mengatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan saraf di otak.

Atas dasar itu, perilaku menyimpang seksual biasanya ditangani dengan konseling dan terapi untuk mengubah perilakunya.

Obat juga bisa digunakan untuk membantu proses itu.

Sebab, tak menutup kemungkinan jika seseorang memiliki lebih dari satu perilaku seksual yang menyimpang.

Perilaku menyimpang ini perlu mendapat penanganan dengan segera, sebelum pelakunya menyakiti diri sendiri atau menimbulkan masalah hukum.

Sebab, di berbagai negara, beberapa jenis perilaku menyimpang seksual dianggap tindakan kriminal dan dapat dijatuhi hukuman pidana.

Lalu, apa saja yang dianggap sebagai kelainan seksual? Dikutip dari situs yourtango, berikut perilaku-perilaku yang dianggap kelainan seksual :

 Ekshibisionisme

Pelaku cenderung ingin membuat orang asing terkejut, takut, atau terkesan dengan perilakunya.

Pelaku merasakan kenikmatan seksual bila korbannya terkejut saat ia beraksi. Misalnya, dengan memperlihatkan alat kelamin atau bahkan masturbasi di tempat umum.

Dalam ekshibisionisme, cenderung tak ada kontak fisik, apalagi seksual antara pelaku dan korban.

 Voyeurisme

Pelaku mendapat kepuasan seksual dengan mengintip orang lain yang sedang mandi, ganti pakaian, tanpa busana, atau beraktivitas seksual.

Tak menutup kemungkinan kalau si pelaku melakukan masturbasi ketika mengintip korban.

Pada perilaku ini, si pelaku tidak bertujuan menjalin kontak seksual dengan korban.

 Froteurisme

Pelakunya mendapat kepuasan seksual dengan menggesekkan kelamin pada tubuh orang yang tak dikenal.

Dalam kebanyakan kasus, pelaku terdorong untuk melakukannya di tempat umum yang penuh sesak seperti bus atau kereta. Perilaku ini cenderung mengundang masalah hukum karena terjadi kontak alat kelamin tanpa izin.

 Paedofilia

Pelaku memiliki fantasi, ketertarikan, bahkan melibatkan aktivitas seksual dengan anak di bawah usia 13 tahun. Perilaku tersebut antara lain memaksa anak menonton si pelaku yang sedang masturbasi, memegang kelamin anak, sampai melakukan hubungan seksual dengan si anak.

Banyak kasus paedofilia terjadi pada keluarga sendiri. Si pelaku menjadikan anak atau anggota keluarga lain sebagai korban.

 Sadomasokis

Pelaku mendapat kepuasan seksual dari rasa sakit. Rasa sakit akibat kekerasan verbal atau non-verbal yang sengaja disebabkan oleh diri sendiri atau disebabkan oleh pasangan.

Kata-kata kasar dan makian merupakan kepuasan seksual bagi si pelaku.

Aktivitas seksual yang dilakukan sering kali menyerempet bahaya. Misalnya, mencekik hingga tubuh mencapai kondisi kekurangan oksigen dengan tujuan mencapai orgasme.

Tindakan memukul, mengiris, gigitan, diikat, mencekik, bahkan dicambuk yang berbahaya justru menjadi kepuasan tersendiri bagi si pelaku.

Biasanya sudah ada kesepakatan di antara pasangan tersebut untuk melakukan aktivitas seperti ini. Hingga pelaku jarang terjerat masalah hukum.

 Sadisme

Pelaku mendapat kepuasan seksual ketika menyiksa pasangannya. Penderitaan fisik atau psikologis pasangan akan membawa kesenangan bagi si pelaku.

Penderitaan korban bukan motif si pelaku. Rasa sakit korban juga tak meningkatkan gairah si pelaku.

Orang dengan kelainan ini merasa dirinya berkuasa atas pasangannya. Tujuannya adalah berkuasa sehingga tak jarang terjadi pemerkosaan, bahkan pembunuhan.

Pada kasus ekstrem, kematian pasangan akan membawa kegembiraan bagi si pelaku.

 Transvetitisme

Pelaku adalah pria heteroseksual yang mendapat kepuasan seksual dengan berdandan sebagai wanita.

Dandanan tersebut bisa cukup hanya mengenakan pakaian wanita, bisa juga berdandan dengan make-up hingga menata rambut.

 Nekrofilia

Pelaku mendapat kepuasan seksual ketika melakukan aktivitas seksual pada mayat. Parafilia jenis ini jarang ditemukan atau diungkap ke umum.

 Zoofilia

Pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Tak sebatas fisik, pelaku juga menjalin hubungan emosi dengan binatang tersebut. Ini yang membedakannya dengan beastiality.

 Beastiality

Pelaku mendapat kepuasan ketika melakukan aktivitas seksual dengan binatang. Perilaku ini hanya sebatas kontak fisik, tanpa melibatkan hubungan emosi.  (Farida Farhan/ Kompas.com)

Sumber: https://regional.kompas.com/read/2019/02/22/08405921/aksi-sekelompok-pria-mesum-di-karawang-bikin-banyak-siswi-trauma

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved