Hilang Seharian, Anjing Yang Kelihatan Bersih Ini Gigit 3 Majikannya di Karangasem, Ternyata Rabies

Tiga warga di Lingkungan Susuan, kelurahan atau kecamataan Karangasem digigit anjing positif rabies.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Eviera Paramita Sandi
DOK PRIBADI
Ilustrasi Anjing Rabies 

TRIBUN-BALI.COM - Tiga warga di Lingkungan Susuan, kelurahan atau kecamataan Karangasem digigit anjing positif rabies.

Yakni Ni Putu Desi Kumara Dewi (32) dan dua orang anaknya Ni Putu Devana Lingga Aprila (10) serta Made Devanu Oktara (7).

Ni Ketut Yuliawati, orang tua Ni Putu Desi menjelaskn, anaknya digigit anjing peliharaan sendiri.

Desi digigit di bagian ibu jari tangannya saat memandikan anjingnya, sedangkan cucunya digigit bagian kaki saat bermain di halaman rumah di Susuan.

"Devana dan Davanu digigit, Minggu (24/2/2019), saat anjing berkelahi. Sedangkan Ni Putu Desi digigit, Senin (25/2/2019) saat hendak memandikan. Rencananya anjing itu hendak divaksin," jelas Ni Ketut Yuliawati, Kamis (28/2/2019), saat ditemui di kediamanya.

Yuli sapaannya, mengaku jika anjing tersebut pemberian tetangga.

Sebelum mengigit, anjing sempat hilang seharian.

Anjing tersebut akhirnya pulang sendiri dengan kondisi galak.

Keluarga pun tak mengira anjing tersebut terjangkit rabies karena terlihat bersih.

"Saat hendak dimandikan tiba - tiba mengigit, jari jempol Desi. Sehari setelah itu kaki anaknya digigit dan dicakar. Mereka langsung diberikan vaksin petugas RS Karangasem,  lalu lapor ke Peternakan," akunya.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian, Made Ari Susanta mengakui ada kasus gigitan anjing rabies dan sample anjing tersebut pun sudah diambil.

"Korbannya 1 keluarga. Kita sudah kirim petugas ke lokasi untuk penanganan,"kata Ari.

Korban sudah diberikan vaksin anti rabies oleh petugas.

Saat ini korban sudah beraktivitas seperti semula.

Kondisinya akan terus dipantau petugas.

"Warga sekitar harus waspada dan hati - hati dengan anjing rabies,"ungkap Ari, yang merupakan dokter hewan ini.

Ia menambahkan bahwa kasus gigitan rabies di Karangasem mulai 1 Januari 2019 hingga hari ini mencapai 12 kasus.

Terjadi di 12 Desa, yakni Desa Bungaya Kangin, Subagan, Tianyar, Tianyar Barat, Datah, Bungaya, Sibetan, Pempatan, Menanga dan Rendang.

Untuk menekan kasus rabies, petugas setempat akan menggalakkan vaksin emergency yang diprioritaskan untuk anjing tak bertuan.

Rencananya,  di bulan maret akan digelar vaksin massal.

Petugas juga memberi edukasi ke warga terkait bahaya gigitan anjing rabies.

Untuk tahun 2019, target vaksinasi 43 ribu ekor dari estimasi populasi anjing di Karangasem sebanyak 43 ribu.

Dari jumlah itu anjing yang liar sekitar 1 persen sedangkan yang diliarkan pemiliknya hampir mencapai 50 persen lebih.

Sisanya yakni anjing tak bertuan.

Pihaknya berharap warga ikut serta mensukseskan program vaksinasi.

Masyarakat diharapkan rutin mevaksinasi anjingnya sehingga kekebalan tubuh anjing menjadi kuat dan tak mudah terjangkit penyakit rabies.

28 Desa Masih Kategori Rawan Rabies

Made Ari Susanta mengungkapkan, pemetaan zona merah rabies di Karangasem masih seperti dulu. 

Dari 78 Desa atau Kelurahan diKarangasem, sebanyak 28 Desa masuk zona merah rabies.

Desa dinyatakaan merah rabies karena sering ada gigitan anjing Rabies.

Daerah zona merah rabies tersebar di 8 Kecamatan.

Paling banyak yakni Kecamatan Rendang, Kecamatan Kubu, Abang, dan Kecamatan Bebandem.

Di empat kecamatan ini sering dijumpai kasus gigitan anjing positif rabies, serta anjing liar.

Di Kecamatan Kubu ada Desa Tianyar Tengah, Tianyar Barat, Tianyar, Ban dan Sukadana.

Di Kecamatan Abang ada Kertamandala, Culik, Pidpid, dan Purwakerti.

Di Kecamatan Rendang ada Pempatan, Rendang, Pesaban. Bebandem ada Desa Jungutan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved