Kisah Korban Selamat Terjebak 21 Jam di Tambang Emas di Sulawesi Utara, Rusdi: Kami Hanya Berdoa
Peristiwa bencana tanah longsor yang menimbun para penambang di Tambang Busa di Desa Bakan, Kecamatan Tanoyan, Kabupaten Bolmong menyisakan duka
"Kami teriakkan tolong-tolong. Masih ada kami disini. Kami teriakkan asal kami Mopusi dan nama kami semua," ujar Rusdi.
Rusdi mengatakan ada penambang di bagian atas mereka yang sangat berjasa.
"Ada yang diatas kami itu dia yang duluan ditemukan tim. Dialah yang memberi informasi kepada tim bahwa kami masih terjebak," ujar dia.
Tim kemudian mulai menggali dan menemukan Rusdi bersama dua rekannya.
"Yang pertama kali kami lakukan saat kami ditemukan yakni minta air. Perasaan kami langsung senang. Sampai diluar kami kesulitan membuka mata. Nanti di rumah sakit barulah bisa seperti biasa lagi," ujar Rusdi yang sudah menambang sejak sekitar 10 tahun lalu.
Terjebaknya Rusdi membuat semua orang khawatir. Terlebih khusus Tawakal Tulong (60) ayah kandungnya.
Waktu mendengar kabar tersebut, Tawakal berada di rumah.
Dia mengatakan sudah tak bisa berbuat apa-apa karena selalu terpikirkan anaknya yang terjebak.
"Saya selalu memikirkan anak saya yang terjebak. Perasaan saya sudah bercampur aduk.
Saya bahkan tidak dapat berjalan sudah setengah mati pikiran. Saya terus berzikir, selalu berdoa.
Ketika mendengar kabar anak saya sudah dievakuasi dengan selamat perasaan menjadi tenang," ujar Tawakal.
Cerita Deni Mamonto
Kisah korban longsor lainnya, Dedi Mamonto (38) Warga Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara.
Satu di antara korban longsor tambang Bakan yang selamat.
Deni menceritakan dia bersama lima rekannya masuk ke dalam lubang hingga 10 meter, pada Selasa pukul Pukul 19.00 Wita.