Pejabat Ngayah Nedunang Ida Bhatara dan Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih
Rangkaian upacara dimulai sejak pagi dan dipusatkan di Padma Tiga Pura Penataran Agung Besakih.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Rizki Laelani
Pejabat Bali Ngayah Nedunang Ida Bhatara dan Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Gubernur Bali Wayan Koster, Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) menghadiri pelaksanaan Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Rendang, Karangasem, Rabu (20/3/2019), yang bertepatan Purnama Kedasa.
Rangkaian upacara dimulai sejak pagi dan dipusatkan di Padma Tiga Pura Penataran Agung Besakih.
Pada puncak karya ini dilaksanakan upacara muspayang Ida Bhatara Turun Kabeh dan muspayang Ida Bhatara Turun ke Pelesang.
Koster, Adi Wiryatama, Cok Ace, dan juga Bupati Karangasem Ayu Mas Sumantri turut ngayah nedunang Ida Bhatara dalam prosesi Ida Bhatara Turun ke Paselang.
Ketua Panitia Karya Jro Mangku Widiartha menjelaskan, prosesi yang dilaksanakan adalah urutan dari upacara Tawur Agung dan berlanjut hingga prosesi Ida Bhatara Turun Kabeh hingga yang terakhir Ida Bhatara turun ke Peselang.
“Sesuai dengan urutannya, selanjutnya dilaksanakan prosesi mejaya-jaya di Bale Peselang, dilanjutkan Ida Bhatara Melinggih di pesamuhan dan sorenya ada prosesi Mungkah Ajang di Bale Agung,” papar Mangku Widiartha.
Ribuan pemedek dari berbagai daerah di Bali datang mengikuti pelaksanaan Puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh serangkaian Panca Wali Krama ini. Panca Wali Krama dilaksanakan setiap 10 tahun sekali, dan merupakan karya terbesar kedua setelah Eka Dasa Rudra (100 tahun sekali).
Baca: Begini Skema Polisi Ungkap Komplotan Rusia, Hanya Butuh 2 Jam, Senjata Serbu Masih Misteri
Baca: Deal dengan Liana, Lukman Langsung Bertemu di Kamar Kosan, 10 Menit Kemudian Apes
Baca: Belasan Butir Peluru di Tangan Perampok Asal Rusia Diamankan, Polisi: Itu Magazine SS1 Milik Brimob
Mapepada Agung
Sementara itu, di hari yang sama juga digelar prosesi Mapepada Agung di Pura Ulun Danu Batur, Kintamani, Bangli. Ritual ini merupakan rangkaian Karya Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur, dimana kemarin merupakan puncak karya.
Tampak ribuan pemedek terlihat tumpah ruah di sepanjang jalur Kintamani-Singaraja, mulai dari jaba Pura Ulun Danu Batur, hingga pertigaan Tunon.
Puluhan sekaa gong, sekaa baris hingga barongsai yang dibawakan warga keturunan Tionghoa juga ikut Mapepada Agung.
Iring-iringan Mapepada Agung dimulai dari ngemedalang jempana, Ida Sesuhunan, hingga sejumlah perlengkapan upakara lainnya dari utama mandala pura ke jaba pura, yang diiringi pula oleh sekaa gong dan sekaa baris.
Selanjutnya, iring-iringan Mapepada Agung berjalan menyusuri jalan utama ke arah selatan sepanjang 1 kilometer, kemudian berputar ke arah utara dan terakhir kembali ke areal pura.
Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Jero Gede Batur Duuran, menjelaskan rangkaian Karya Ngusaba Kadasa ini telah dimulai dari 18 Maret 2019.
“Dimulai dari Ida Bhatara katurang pesucian hingga ngadegang bagia, selanjutnya kemarin (Selasa) prosesinya Mapepada Wewalungan dan besok (hari ini) prosesinya Pepada Penek. Rangkaian Karya Ngusaba Kedasa ini akan dilaksanakan hingga 2 April mendatang,” jelasnya.
Sementara upacara kemarin diawali ngaturang pujawali di Padma Tiga, dan berlanjut dengan Mapepada Agung dengan melibatkan 60 desa yang merupakan batun sendi Ida Bhatara, ditambah dengan teruna-teruni.
Yang dimaksud batun sendi Ida Bhatara yakni desa-desa yang selama ini bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan karya di Pura Ulun Danu Batur.
“Batun Sendi ini merupakan desa-desa yang wilayahnya berdekatan. Sebagian besar di wilayah Kintamani, seperti Desa Buahan, Desa Bayunggede, Sekardadi, Selulung, dan Bonyoh. Tak hanya umat sedarma, warga keturunan Tionghoa, Ida Bhatara Konco dan Barongsainya juga ikut dalam prosesi Mapepada Agung,” terangnya.
Sedangkan makna dari Mapepada Agung ini, tidak lain untuk menyucikan semua sarana upakara sebelum dipersembahkan kepada Ida Bhatara. Sama halnya dengan Mapepada Wewalungan yang dilaksanakan Selasa kemarin.
“Sebelum wewalungan disembelih, disucikan terlebih dahulu untuk nunas panganugrahan, sehingga wewalungan yang dipersembahkan, kelak bisa menjelma jadi makhluk yang lebih baik,” ungkapnya.
Puncak karya kedasa ini akan dilaksanakan hingga tengah malam. Setelah pelaksanaan mapepada agung, prosesi dilanjutkan dengan upacara Ida Bhatara katurang pujawali ring tengahing latri. Pada kesempatan itu, Jero Gede Batur Duuran juga mengajak seluruh umat Hindu dimanapun tinggal untuk meluangkan waktu ngaturang bakti selama karya berlangsung.
“Melalui karya ngusaba ini diharapkan jagat Bali beserta isinya senantiasa diberikan anugerah dan keselamatan oleh Ida Bhatara yang berstana di Pura Ulun Danu Batur,” tandasnya. (ful/mer)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/wakil-gubernur-bali-tjokorda-oka-artha.jpg)