Rayakan Kemenangan Kebaikan atas Kejahatan dengan Pesta Warna
Teriakan histeris kegirangan terdengar ketika berbagai macam warna ditembakkan dari mesin penembak warna yang ada di depan panggung
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Walaupun sudah berumur di atas 17 tahun, namun Luh Dea Natalia Anggita masih suka bermain layaknya anak kecil.
Ia melompat-lompat kegirangan bersama ribuan orang di tengah Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Sabtu (23/3/2019) sore dalam perayaan Holi Festival Colour 2019.
Perempuan manis asal Singaraja yang tinggal di Dalung, Kuta Utara, Badung ini rela datang ke Denpasar hanya untuk ikut bergembira di bawah guyuran warna.
"Acara ini kalau di Hindu sama dengan perayaan kemenangan dharma melawan adharma, itu yang saya tahu setelah search di google. Saya baru pertama ikut acara ini, kalau colour run sudah pernah. Nanti kalau ada lagi saya mau ikut lagi," katanya sambil membersihkan mukanya yang coreng moreng oleh warna.
Baca: Masih Bingung Memilih Kuas Make Up? Berikut Tips Memilih untuk Pemula
Baca: Jadwal Lengkap Kualifikasi Piala Eropa 2020 Malam Ini hingga Dinihari Nanti Spanyol dan Italia Main
Ni Komang Pratiwi, perempuan yang memiliki senyum memesona asal Batubulan ini juga mengaku baru pertama ikut acara ini.
Ia diajak oleh temannya sambil lancong ke Denpasar menikmati malam minggu.

"Diajak teman, mumpung besok libur. Gimana ya kayak warna-warni gitu buat seneng-seneng aja. Ya perayaan buat ceria-ceria aja sih," kata Pratiwi.
Teriakan histeris kegirangan terdengar ketika berbagai macam warna ditembakkan dari mesin penembak warna yang ada di depan panggung.
Baca: Keseringan Pakai Headphone Nirkabel Bisa Tingkatkan Risiko Kanker lho, Ini Penjelasannya
Baca: Payungi Tokoh Adat Bali di Tengah Guyuran Hujan, Aksi Jokowi Tuai Tepuk Tangan & Sorak Sorai Krama
Sontak warna-warni cerah, kuning, hijau, merah, biru membubung di depan panggung festival Holi ini.
Peserta yang didominasi perempuan itu langsung meloncat kegirangan sambil melempar warna yang dibawanya.
Baju mereka yang semula berwarna putih berubah menjadi warna-warni.
Beberapa peserta juga terlihat berjoged ria sambil mengangkat tangan mengikuti irama musik khas India.
Usai bermain warna dan saling memolesi antar teman, mereka bermain air di sebelah timur panggung.
Baca: Diterima di Dua Universitas Ternama Dunia, Ternyata Seperti Ini Pola Asuh Orangtua Maudy Ayunda
Baca: Kejutan Generasi Muda Belanda yang Jadi Pembeda dan Pengaruh Sihir Tetangga
Tak lupa mereka mengabadikan momen tersebut dengan berfoto bareng maupun berswafoto.
Ini merupakan festival yang digelar setiap tahun yang diadakan oleh Consulate General of India Bali sejak empat tahun lalu.
Konsulat Jenderal India di Bali, Shri R. O. Sunil Babu mengatakan, pada perayaan Holi tahun 2019 ini, festival asli India ini digelar di berbagai belahan dunia termasuk di Bali.

Tradisi ini sebenarnya dilaksanakan di utara India dengan bergembira menggunakan berbagai warna yang dilaksanakan pada bulan Februari atau Maret atau bulan Phalguna.
"Perayaan Holi ini sebagai hari paling penuh warna untuk merayakan persaudaraan di antara masyarakat. Ini menandakan kemenangan kebaikan atas kejahatan, merayakan datangnya musim semi dan berakhirnya musim dingin di India," kata Sunil Babu.
Baca: Rudenim Denpasar Datangi Wagub Bali, Minta Dukungan Menuju Wilayah Bebas Korupsi
Baca: Nafsu Pelatih Timnas Vietnam Melibas Timnas U-23 Indonesia, Park Hang-seo: Waspada Skill Individu
Selain itu, acara ini juga dilaksanakan sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah dan para peserta bergembira penuh kekerabatan serta saling memaafkan.
"Empat tahun ini kami selalu melaksanakan acara ini dan selalu dapat dukungan dan partisipasi luar biasa. Kita tahu Bali dan India dikenal memiliki keterikatan dalam hal budaya sehingga memudahkan memperkenalkan India dan daya tarik budayanya pada masyarakat Bali," imbuhnya.

Sementara itu, menurut Gubernur Bali, Wayan Koster dalam sambutannya yang dibacakan oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan, Kemasyarakatan dan SDM, Ni Luh Made Wiratmi, ada beberapa kesamaan tradisi antara Bali dan India terkait perayaan Holi ini, di mana di Bali ada sasih kapat (bulan keempat) dan Galungan-Kuningan.
Baca: Fitri Tropica Ungkap Cara Unik Dirinya Mencegah Pertengkaran dengan Sang Suami
Baca: Presiden Jokowi Kaget Gara-gara Dipanggil Seperti ini Oleh Seorang Warga Jawa Tengah
"Di Bali ada tradisi kartika masa saat dimana bunga-bunga bermekaran, kartika panedenging sari atau pada sasih kapat atau sekitar bulan Oktober puncak bunga bermekaran. Saat kartika masa dilakukan upacara di berbagai pura di Bali," katanya.
Sedangkan untuk Hari Raya Galungan dan Kuningan merupakan hari memperingati kemenangan dharma melawan adharma yang memiliki makna sama dengan peryaan Holi ini.
Ia juga menambahkan bahwa Bali telah menjalin hubungan dengan India sejak lama yang bisa dilihat dari prasasti Blanjong di Sanur.
Dalam prasasti Blanjong itu tertulis bahwa Bali dan India telah berhubungan sejak abad ke delapan tepatnya tahun saka 835 atau tahun 913 masehi.
"Temuan di Desa Sembiran juga menunjukkan adanya hubungan kebudayaan yang lebih tua antara India dan Bali. Ada ekspedisi dari India di masa yang lampau yang menunjukkan hubungan erat Bali dan iIdia," katanya. (*)