Tangis Audrey Pecah Dapat 'Penguatan' dari Sosok Fenomenal ini, Nggak Peduli pada 12 ABG Itu!
Tangis Audrey Pecah Dapat 'Penguatan' dari Sosok Fenomenal ini, Nggak Peduli pada 12 ABG Itu!
TRIBUN-BALI.COM- Kasus Audrey, siswi SMP yang jadi korban pengeroyokan siswi SMA menjadi perhatian banyak pihak.
Secara fisik dan mental, Audrey masih harus menjalani perawatan.
Hastag #justiceforaudrey mendadak viral di dunia maya.
Kasus ini pun kembali membuat warganet meradang.
Banyak sekali komentar-komentar beragam yang membahas Audrey.
Termasuk sosok fenomenal, Reza Oktovian (Arap) yang juga ikut menyampaikkan dukungan kepada Audrey.
Pengguna akun @rapyourbae yang juga dikenal sebagai youtuber gaming ini sangat menyayangkan kasus ini dapat terjadi.
Tak memposting dukungan beserta tagarnya melalui Instagram, tetapi Reza langsung bertindak dengan menghubungi korban yang bersangkutan.
Reza yang menghubungi korban melalui sambungan video call tersebut kemudian memberikan semangat dan dukungannya serta meyakinkan korban bahwa apapun yang terjadi, semuanya akan baik-baik saja.
"I do what I have to do. F**k for each of you who only focused on hating on those 12 girls without thinking about this little girl. Thank you @its.chelsy @syfmlnd and Kak opi for connected me with Audrey (Aku melakukan apa yang harus kulakukan. Enggak perduli pada kalian yang hanya fokus untuk membenci 12 anak perempuan pelaku itu tanpa memikirkan gadis kecil ini. Terima kasih @its.chelsy @syfmlnd dan Kak Opi yang telah menghubungkanku dengan Audrey)," tulis Reza dalam keterangan unggahannya.
Kronologi Pengeroyokan
AU menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan oleh dua belas murid Sekolah Menengah Atas (SMA).
Kejadian tersebut bermula ketika korban dan pelaku saling berbalas komentar di media sosial.
Komentar tersebut diketahui membahas mengenai hubungan asmara antara kakak sepupu korban dengan mantan dari satu di antara pelaku.
Keterangan terkait kejadian tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD), Tumbur Manalu, saat ditemui pada Senin (8/4/2019).
"Permasalahan awal karena masalah cowok. Menurut info, pacar kakak sepupu korban merupakan mantan pacar dari pelaku penganiayaan ini," sebut Tumbur, seperti dikutip dari Tribun Pontianak, Rabu (10/4/2019).
Korban pada awalnya diminta untuk bertemu dengan para pelaku dengan dalih ada sesuatu yang hendak dibicarakan, hingga akhirnya ia dijemput oleh para pelaku.
AU yang menyetujui untuk bertemu, dijemput oleh para pelaku di kediamannya, hingga kemudian dibawa menuju Jalan Sulawesi.
Namun menurut keterangan pihak pihak KPPAD, sebenarnya AU bukanlah target utama dari peristiwa pengeroyokan tersebut.
Para pelaku sebenarnya justru mengincar kakak sepupu korban untuk diserang.
Akan tetapi lantaran AU kerap kali terlibat saling balas komentar di media sosial, pelaku akhirnya merencanakan pengeroyokan tersebut.
Ketika AU sampai di kawasan Jalan Sulawesi, kemudian ia diinterogasi oleh para pelaku.
Berdasarkan keterangan pihak KPPAD, dalang di balik peristiwa pengeroyokan tersebut sebenarnya hanya ada tiga, namun sisanya adalah rekan pelaku yang berniat untuk membantu.
Para pelaku tersebut diketahui berasal dari tiga sekolah yang berbeda di Pontianak.
"Ketika dibawa ke Jalan Sulawesi korban diinterogasi dan dianiaya secara brutal oleh pelaku utama tiga orang dan rekannya yang membantu ada 9 orang sehingga total ada 12 orang," jelasnya.
Ternyata tak berhenti ketika di Jalan Sulawesi, korban lalu dibawa menuju Taman Akcaya.
Di lokasi kejadian kedua itulah penganiayaan terhadap korban terjadi lebih parah dari sebelumnya.
Akibat pengeroyokan yang dialaminya itu, AU kini harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Korban harus menjalani pemeriksaan di bagian tengkorak kepala dan dada untuk mengetahui efek trauma dari pengeroyokan tersebut.
Pemeriksaan tersebut dijalani oleh korban di Unit Radiologi, di Rumah Sakit Mitra Medika, Senin (8/4/2019).
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Viral Pengeroyokan Siswi SMP oleh 12 Murid SMA, Awkarin hingga Reza Arap Beri Dukungan