Di Negara Maju, Para Milenial Punya Pendapatan Lebih Rendah dari Orangtua, Ini Sebabnya
Jumlah kelas menengah terus menurun di negara-negara maju di dunia, dan perubahan tersebut semakin terlihat di generasi yang lebih muda.
Pertumbuhan upah rata-rata hanya sebesar 0,3 persen per tahun pada 2007-2017.
Sementara pertengahan 1980 hingga 1990, pertumbuhan pendapatan bisa mencapai 3 kali lipat.
Sementara di sisi lain, biaya hidup terus meningkat, terutama ongkos perumahan yang telah tumbuh dua kali lebih cepat dari inflasi.
Baca: Milenial, Sudahkah Kamu Mengalokasikan Dana Darurat? Ini Porsi Ideal dari Pengeluarannya
Baca: Mona Ratuliu Bagikan Tips Mengasuh Anak Milenial di Banyuwangi
"Atau dua kali lebih cepat daripada pendapatan rata-rata rumah tangga," sebut laporan tersebut.
Perumahan juga jadi penyumbang lebih dari sepertiga dari pengeluaran keluarga, dibandingan dengan hanya seperempat pada 1995 lalu.
Biaya perawatan kesehatan dan pendidikan pun melampai inflasi, khususnya di Amerika Serikat.
Hal itu membuat banyak orang di kelas menengah harus berjuang untuk membayar tagihan mereka sehari-hari.
"Lebih dari 20 persen rumah tangga berpendapatan menengah menghabiskan lebih banyak dari yang mereka dapatkan," jelas laporan tersebut.
Orang dewasa berusia 18 hingga 29 tahun mungkin paling merasakan tekanan, berkat kombinasi kenaikan biaya dan upah rendah.
Faktor-faktor tersebut dapat mempersulit mereka untuk melunasi utang dan menabung untuk masa depan.
Mereka menabung lebih sedikit daripada di masa lalu semakin berisiko terlilit utang, yang membuat semakin banyak orang tersingkir dari kelas menengah.
"Keresahan pekerjaan juga meningkat, dengan satu dari enam pekerjaan saat ini berisiko terotomatisasi," jelas laporan tersebut.
Berkurangnya kelas menengah berarti bahwa lebih sedikit generasi milenial yang mampu mendapatkan peluang yang sama dengan yang dilakukan oleh baby boomer pada usia mereka, seperti memiliki rumah dan mengejar pendidikan tinggi.
“Kelas menengah dulu merupakan aspirasi. Bagi banyak generasi, itu berarti kepastian tinggal di rumah yang nyaman dan memberikan gaya hidup yang menyenangkan. Namun sekarang ada tanda-tanda bahwa fondasi demokrasi dan pertumbuhan ekonomi kita tidak stabil seperti di masa lalu,” demikian bunyi laporan itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Milenial di Negara Maju Makin Miskin dari Orangtuanya, Kenapa?"