Wiki Bali

TRIBUN WIKI - 10 Pahlawan Nasional dari Bali, Salah Satunya Dijuluki Wanita Besi

Berikut 10 pahlawan nasional dari Bali yang wajib Tribunners ketahui, ada yang berjuluk Wanita Besi

Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali
I Gusti Ngurah Rai. TRIBUN WIKI - 10 Pahlawan Nasional dari Bali, Salah Satunya Dijuluki Wanita Besi 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Meskipun Bali sebagai pusat pariwisata Indonesia, tetapi jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.

Sesuai dengan semboyan terkenal yang diucapkan oleh Ir Soekarno dengan singkatan jasmerah tersebut.

Termasuk jasa-jasa para pahlawan dari Bali yang berjuang melawan penjajah.

Berikut 10 pahlawan nasional dari Bali yang wajib Tribunners ketahui.

1. Kolonel TNI Anm. I Gusti Ngurah Rai

Kolonel TNI Anm. I Gusti Ngurah Rai adalah pahlawan nasional yang paling terkenal ini berasal dari Badung, Balu.

Beliau memimpin pasukan bernama Ciung Wanara yang bertempur di Puputan Margana di sebuah desa di Tabanan, Bali.

I Gusti Ngurah Rai
I Gusti Ngurah Rai (Tribun Bali)

Kolonel TNI Anm. I Gusti Ngurah Rai lahir 30 Januari 1917 di Desa Canangsari.

Kemudian wafat pada 20 November 1946 di Marga, Tabanan.

Beliau mendapat penghargaan Bintang Mahaputra dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen TNI Anumerta.

Juga dibuatkan nisan di kompleks Monumen de Kleine Sunda Elladen, Candi Marga, Tabanan.

Namanya kemudian diabadikan menjadi nama bandar udara di Bali, Bandara Internasional Ngurah Rai dan nama kapal perang KRI I Gusti Ngurah Rai.

2. I Gusti Jelantik

I Gusti Jelantik adalah pahlawan nasional yang berasal dari Karangasem.

I Gusti Jelantik merupakan seorang patih dari Kerajaan Buleleng yang terlibat dalam Perang Jagaraga di Bali pada tahun 1846.

Berawal dari perang pemerintah Belanda untuk mengahapuskan hak tawan karang yang berlaku di Bali.

Baca: Fakta Barcelona Vs Liverpool, Messi Cetak Gol ke-600, Suarez yang Pertama Musim Ini

Baca: Kredit BPR Lestari Berhasil Capai Rp 3,136 Triliun, Tumbuh 20,90 Persen Year on Year

Perang dengan Belanda berakhir sebagai perang puputan hingga seluruh anggota kerajaan bertarung.

I Gusti Jelantikpada akhirnya harus mundur sampau ke Gunung Batur, Kintamani dan gugur di sana.

3. Untung Surapati

Untung Surapati lahir di Bali pada tahun 1960.

Untung Surapati merupakan rakyat jelata dan juga seorang budak VOC.

Untung Surapati dijual oleh Perwira VOC, Kapten van Beber kepada Perwira Moor di Batavia.

Untung Surapati kemudian bertemu dengan Pangeran Purbaya, dan menghancurkan pasukan memperlakukan pangeran dengan Kasar.

Juga menghancurkan pasukan Jacob Couper sehingga menjadi buronan.

Surapati tewas pada 17 Oktober 1790 dalam pertempuran di Benteng Bangil.

4. Mr Dr Ide Anak Agung Gde Agung

Mr Dr Ide Anak Agung Gde Agung lahir fi Gianyar, 24 Juli 1921.

Mr Dr Ide Anak Agung Gde Agung adalah ahli sejarah dan politik Indonesia dan Raja Gianyar yang menggantikan sang ayah, Anak Agung Ngurah Agung.

Baca: Cerai Dari Sule, Lina Kini Jadi Penyanyi, Rilis Single Baru Dengan Penampilan Baru

Baca: Usai Emosi Karena Fadel Islami Ditanya Pekerjaannya, Musdalifah Curhat Tentang Pernikahannya

Mr Dr Ide Anak Agung Gde Agung menjabat sebagai Menteri Masalah-masalah Kemasyarakatan pada Kabinet Persatuan Nasional.

Dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Dubes RI untuk Belgia pada 1952, Portugal, Perancis pada 1953 dan Austria.

Mr Dr Ide Anak Agung Gde Agung meninggal pada usia 77 tahun tanggal 22 April 1999.

5. I Gusti Ngurah Made Agung

Pahlawan nasional Bali, I Gusti Ngurah Made Agung hidup dalam rentang waktu 1876-1906.

I Gusti Ngurah Made Agung.
I Gusti Ngurah Made Agung. (www.parameternews.com)

Ia adalah Raja di Puri Agung Denpasar yang berjuang melawan Belanda.

Naik tahta pada 1902 sebagai Raja ke VII Kerajaan Badung dan sebagai seorang sastrawan.

I Gusti Ngurah Made Agung memimpin perang melawan Belanda pada 20 September 1906 dan gugur dalam perang yang dikenal sebagai Puputan Badung.

6. I Gusti Ketut Pudja

I Gusti Ketut Pudja adalah Gubernur Sunda Kecil yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1945.

I Gusti Ketut Pudja ikut serta dalam perumusan negara RU mewakili Sunda Kecil (Bali dan Nusa Tenggara).

I Gusti Ayu Nyoman Arinti menunjukkan foto I Gusti Ketut Pudja yang ada di dalam naskah bigrafi ayahnya itu di teras rumahnya di Jalan Veteran, Singaraja, Buleleng, Bali, Senin (19/12/2016).
I Gusti Ayu Nyoman Arinti menunjukkan foto I Gusti Ketut Pudja yang ada di dalam naskah biografi ayahnya itu di teras rumahnya di Jalan Veteran, Singaraja, Buleleng, Bali, Senin (19/12/2016). (Tribun Bali/Lugas Wicaksono)

Juga perumusan teks Proklamasi di rumah Laksamana Maeda.

Lahir di Singaraja pada 19 Mei 1908 dan wafat di Jakarta pada 4 Mei 1977.

7. Dewa Agung Istri Kanya

Pahlawan wanita dari Bali ini mendapat julukan Wanita Besi karena mampu membunuh jenderal Belanda.

Ratu yang memimpin Bali pada tahun 1814 sampai dengan 1850 yang dikenal sebagai Ratu Perawan Klungkung.

PAHLAWAN - Patung Ida I Dewa Agung Istri Kanya di simpang empat By Pass Ida Bagus Mantra wilayah Tiyingadi, Kecamatan Dawan, Minggu (25/11).
PAHLAWAN - Patung Ida I Dewa Agung Istri Kanya di simpang empat By Pass Ida Bagus Mantra wilayah Tiyingadi, Kecamatan Dawan, Minggu (25/11). (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

Dewa Agung Istri Kanya dikenal karena memimpin perlawanan rakyat Klungkung menantang invasi Belanda di Desa Kusamba.

Bersama Agung Ketut Agung, ia mengarsiteki penyerangan balasan terhadap Belanda di Kusanegara yang berujung pada gugurnya pimpinan ekspedisi Belanda, Mayor Jenderal AV Michiels.

8. Mayor I Nengah Metra

Mayor Metra berasal dari desa Beratan, Buleleng yang sangat berperan dalam melawan penjajahan Belanda di Buleleng.

Ia gugur dalam perlawanan Gintungan, Desa Selat pasa tahun 1946.

Namanya diabadikan menjadi Gor Mayor Metra Singaraja.

Selain itu, monumen Pelagan Gintungan didirikan untuk mengenang jasanya.

9. Letkol I Gusti Putu Wisnu

Letkol I Gusti Putu Wisnu lahir di Klungkung pada tahun 1919.

Dari ayahnya yang seorang ambtenaar.

Baca: Peserta Peringatan Hardiknas 2019 di Lapangan Bajra Sandi Memakai Pakaian Adat Bali

Baca: BMKG Peringatkan 16 Provinsi Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologis Hingga 6 Mei Termasuk Bali

Ia masuk kursus kadet militer Belanda di Gianyar bersama I Gusti Ngurah Rau dan bergabung denga PETA dan TKR.

I Gusti Putu Wisnu juga terlibat dalam pertempuran Puputan Margana dengan Ngurah Rai dan gugur dalam pertempuran tersebut.

Kini, namanya diabadikan menjadi Lapangan Terbang Letkol Wisnu yang terletak di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.

Dan dijadikan sebagai nama jalan di Jalan Mayor Wisnu di Denpasar.

10. Kapten I Gede Muka Pandan

Kapten I Gede Muka Pandan lahir di Singaraja pada 1923.

Bergabung dengan PETA di Banyumala, Singaraja, Buleleng.

Ia lalu mengadakan gerakan bawah tanah bersama Ngurah Rai, Wijaya Kusuma dan Kapten Sugianyar dan lainnya.

Kapten Muka gugur di Lorong Melati ketika mengalihkan perhatian terhadap Belanda agar teman-temannya bisa meloloskan diri.

Kini, namanya diabadikan menjadi nama jalan Kapten Muka.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved