Gara-gara Hilang Gunting Seharga Rp 88 Ribu, Seorang PRT di Gianyar Mengaku Disiram Air Panas

Seorang pembantu rumah tangga berinisial EF mengaku mendapat penganiayaan oleh majikannya di Gianyar.

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Rizki Laelani
ILUSTRASI Penganiayaan: Seorang pembantu rumah tangga berinisial EF mengaku mendapat penganiayaan oleh majikannya di Gianyar. Didampingi pengacara, EF yang merupakan warga Jember, Jawa Timur ini melapor ke Polda Bali pada Rabu (15/5/2019). 

Gara-gara Hilang Gunting Seharga Rp 88 Ribu, Seorang PRT di Gianyar Mengaku Disiram Air Panas

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Seorang pembantu rumah tangga berinisial EF mengaku mendapat penganiayaan oleh majikannya di Gianyar.

Didampingi pengacara, EF yang merupakan warga Jember, Jawa Timur ini melapor ke Polda Bali pada Rabu (15/5/2019).

EF mengaku, awal kejadian saat dirinya diminta mencari gunting untuk memotong kawat.

Namun, setelah lama dicari gunting tersebut tak ditemukannya.

"Saya sudah berusaha untuk mencari gunting tersebut. Itu gunting besi untuk motong besi di rumah," cerita korban.

EF menyebut, majikannya berinisial DMW langsung marah dan mengancam akan menghukumnya.

"Awalnya saya disuruh mencari gunting yang hilang. Gunting tersebut tidak ketemu dan saya harus menerima sanksi akan disiram air panas," ceritanya yang terlihat menahan rasa sakit.

Sudah berusaha mencari hingga di seluruh tempat, ia tetap tidak menemukan gunting yang dicari-cari.

"Yang nyuruh nyari kan bos saya, tapi mau gimana lagi. Masak saya mau menolak 'ndak mau' masak gitu kan ndak boleh. Tapi setelah disiram itu, saya melarikan diri ke teman saya, di Nusa Dua," ujarnya.

Pengacara korban asal Situbondo, Jawa Timur, Supriyono melaporkan kejadian tersebut ke SPKT Polda Bali.

Dari keterangan korban kepada Supriyono, korban sudah mencari gunting namun tak ketemu.

Lalu sang majikan meminta korban menggantinya dengan uang. Namun, korban menolak lantaran tak memiliki uang.

Kemudian sang majikan meminta ganti gunting dengan cara lain pada korban.

Namun, jika tidak memiliki uang untuk mengganti, korban diminta untuk mengganti dengan cara lainnya, yakni dengan disiram air panas.

"Akhirnya karena dia orang awam hukum orang kecil juga, ya dia mengatakan iya untuk disiram air panas," ungkap pengacara.

Penyiraman tersebut dilakukan oleh majikan, adik tiri korban dan satpam rumah pada Selasa (7/5/2019) sekitar pukul 12.00 wita.

Dimana adik tiri korban yang sudah bekerja terlebih dahulu sebagai baby sitter, diminta untuk membuatkan air panas yang akan dibuat untuk menyiram korban yang telah bekerja selama 7 bulan.

"Yang nyiram juga ada adik tirinya yang kebetulan kerja disitu juga. Jadi beliau ini bekerja difasilitasi adiknya. DSW ini dikatakan korban kehilangan gunting besi warna hitam, yang kalau dibeli itu hanya Rp 88 ribu. Kehilangannya tanggal 7 Mei, pagi,"

Penyiraman pertama dilakukan oleh majikan korban, lalu disusul adik tiri korban, dan satpam rumah yang disuruh dan atas tekanan majikannya.

Tak lama setelah penyiraman tersebut, korban disuruh mencari kembali pada malam harinya sekitar pukul 20.00 wita, disusul penyiraman air panas dispenser untuk kedua kalinya.

Dimana penyiraman tersebut dilakukan adik tiri korban dan satpam atas perintah majikannya.

Korban diminta untuk mencari terus hingga Rabu (8/5/2019) pukul 02.00 wita dini hari, namun korban tetap masih tidak menemukan gunting besi tersebut.

"Esoknya tanggal 8 Mei, pagi. Tau kalau majikannya masih tidur dan adiknya mandi, sekitar jam 9 pagi, korban kabur. Ia loncat pager sambil tahan sakitnya. Terus bersembunyi di warung deket lokasi kejadia," lanjut Supriyono. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved