Pesta Kesenian Bali

Pada Pembukaan PKB 2019, ISI Denpasar Kisahkan Dalem Waturenggong Pimpin Bali di Abad Ke-16

PKB 2019 yang mengusung tema Bayu Pramana (Memuliakan Sumber Daya Angin) ini, juga ada pembukaan saat malam hari di panggung terbuka Ardha Chandra

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Dokumentasi Panitia PKB 2019
Pentas oratorium berjudul ‘Bali Padma Bhuana’ yang dipersembakan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar pada malam pembukaan PKB 2019 di panggung terbuka Ardha Chandra, Denpasar, Sabtu (15/6/2019). Pada Pembukaan PKB 2019, ISI Denpasar Kisahkan Dalem Waturenggong Pimpin Bali di Abad Ke-16 

Pada Pembukaan PKB 2019, ISI Denpasar Kisahkan Dalem Waturenggong Pimpin Bali di Abad Ke-16

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Perhelatan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019 dimulai dengan pawai yang dilepas oleh Presiden RI Joko Widodo di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Denpasar, Sabtu (15/6/2019).

Tidak hanya pawai, PKB 2019 yang mengusung tema Bayu Pramana (Memuliakan Sumber Daya Angin) ini, juga terdapat pembukaan saat malam hari di panggung terbuka Ardha Chandra.

Hadir pula dalam pembukaan tersebut, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Sekda Dewa Made Indra, Ketua DPRD Nyoman Adi Wiryatama, serta undangan para sulinggih, pemuka agama, konsulat negara sahabat, tokoh masyarakat dan masyarakat yang menonton.

Saat pembukaan itu ditampilkan pentas oratorium berjudul ‘Bali Padma Bhuana’ yang dipersembakan oleh Institut Seni Indonesia (ISI Denpasar).

Fragmen sendratari tersebut mengisahkan Raja Dalem Waturenggong yang memimpin Bali di abad ke-16 dengan upaya-upayanya untuk menjaga kesejahteraan dan kebahagiaan rakyatnya dengan melaksanakan upacara Nangluk Merana dan Eka Dasa Rudra serta meneladani kearifan raja-raja sebelumnya.

Baca: Pembalap Astra Honda Raih Podium Kedua ATC Sepang

Baca: Rayakan Hari Jadi ke-49 Tahun, Astra Motor Berbagi Kasih ke Panti Asuhan

“Bayu bukan hanya dijadikan tenaga dan angin, jadi ceritanya jangan melulu tentang angin. Bayu itu sangat universal, bisa diterjemahkan dalam berbagai bidang,” ujar rektor ISI Denpasar  I Gede Arya Sugiartha.

Baginya, bayu dapat pula berarti tenaga dalam menjalankan ritual, juga berkaitan tentang segala energi yang dikeluarkan dalam menari dan menabuh.

Hal ini tentunya terkait dengan kepemimpinan yang harus dapat mengendalikan bayu sehingga segala energi yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik.

Terkait persiapan, Deta Martha, seorang penari sekaligus mahasiswa ISI Denpasar menuturkan, eksekusi konsep memakan waktu hingga tiga minggu.

Dijelaskan olehnya, ada mahasiswa dari berbagai jurusan yang terlibat sepereti mahasiswa seni karawitan, seni musik, seni tari, hingga seni pendalangan.

“Jadi kita selain pembukaan ini juga terlibat dalam pawai. Latihannya pun berbarengan, misalnya, dari jam 6 pagi sampai jam 9 pagi, lalu disambung dari jam 10 pagi hingga jam 3 sore,” ungkap Deta.

Baca: TRIBUN WIKI - 6 Fakta Perbedaan PKB 2019 Dibanding Tahun-tahun Sebelumnya

Baca: Resmi Dibuka Jokowi, Berikut Jadwal PKB Hari Ini, Ada Penampilan dari Jogja, Papua Hingga Jepang

Di sisi lain, sebelum dimulainya oratorium, ada pula penampilan Tabuh Semara Pegulingan di Kalangan Madya Mandala oleh SMKN 4 Bangli.

Adapun tabuh ini terus melantun mulai dai pukul 18.00 Wita hingga dimulainya oratorium.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved