Smart Woman
Ferdina Siregar Bangun Coworking Space, Rumah untuk Berbagi Pengetahuan
Ferdina Siregar termotivasi dari dorongan untuk memiliki tempat sendiri yang bisa digunakan untuk berbagi pengetahuan.
Penulis: Noviana Windri | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Berbisnis coworking mungkin masih terdengar asing bagi beberapa orang. Namun, tidak bagi Ferdina Siregar.
Ia termotivasi dari dorongan untuk memiliki tempat sendiri yang bisa digunakan untuk berbagi pengetahuan.
Akhirnya ia pun memutuskan membuat Rumah Renon 3X yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara No.3X, Panjer, Denpasar.
Ferdina, sapaan akrabnya, bekerja sebagai penerjemah dan juru bahasa independen, spesialisasi bidang ekonomi, serta penerjemahan dokumen perusahaan.
Ia sendiri menekuni bidang penerjemahan sejak tahun 2000.
Ia melihat banyak antusiasme para pemula yang tertarik ingin terjun ke dunia penerjemahan, namun tidak ada sekolah formal di Indonesia khusus penerjemahan.
Ia menyebutkan studi penerjemah di Indonesia hanya untuk mata konsentrasi atau mata kuliah pilihan.
Bersama dengan temannya, Vina, ia kemudian membentuk komunitas bernama Perempuan Freelancer dan baru saja bergabung di grup Facebook dengan nama Community Leadership Cicles Jakarta.
"Dari sinilah kemudian saya dan rekan saya, Vina, terpikir untuk membentuk suatu komunitas (masih informal), tahun lalu, yang awalnya untuk siapa saja yang minat terjun ke industri penerjemahan," ujarnya.
Ia melanjutkan, "namun dalam perkembangannya, akhirnya kami meluaskan sampai mencakup siapa aja yang bekerja sebagai pekerja lepas. Hal ini karena topik-topik yang dibahas berkembang hingga perencanaan keuangan yang bisa berguna bagi pekerja lepas siapa saja.”
Tahun 2018, Ferdina bersama temannya, Sisca memulai bisnis coworking space yang saat itu diniatkan apabila ada keperluan untuk berkumpul berbagi pengetahuan tidak pusing mencari tempat dan mengatur semua logistik.
"Akan lebih mudah jika kami punya tempat sendiri. Oleh karena itulah kami sedang menyiapkan Rumah Renon 3X sebagai tempat berkumpul kami," ujarnya.
Dijelaskannya, persiapan dalam membangun bisnis coworking Rumah Renon 3X beragam, mulai dari saling belajar mengenai model bisnis coworking space, konsep, nuansa, dan lain sebagainya.
"Konsep yang kami pakai adalah co-working home. Nuansa yang disajikan adalah nuansa rumah, bukan seperti bilik kantor, agar siapa pun yang datang merasakan nuansa feel-at-home dan feel-at-work," tegasnya.
Acara yang digelar pertama kali di Rumah Renon 3X yakni pengenalan liku-liku pekerjaan penerjemah profesional pada 27 Januari 2019.
Sekitar 30 peserta hadir di Rumah Renon 3X dan lebih dari 50 lainnya hadir melalui akses webinar.
Meski Rumah Renon 3X belum resmi dibuka untuk umum, namun bisa digunakan untuk acara berkumpul.
Siap Berbagi Tips
Bagi para generasi milenial yang berminat berbisnis coworking space, ia tidak akan segan-segan untuk membagikan tips.
"Silakan riset dulu bagaimana usaha-usaha coworking space yang telah ada dulu dibangun seperti apa. Perhatikan bagaimana proses kerja/operasional suatu coworking space. Jika setelah itu masih berminat, maka laksanakan," jelasnya.
Ferdina berharap ke depan akan menggelar acara lebih rutin, dengan topik bahasan lebih luas bukan hanya sebatas penerjemahan melainkan juga topik industri UKM.
"Kami ingin Rumah Renon 3X dikenal tidak hanya sebagai another co-working space, tetapi juga dikenal sebagai tempat berbagi ilmu pengetahuan. Untuk industri UKM, kami sedang menyiapkan suatu tools yang nanti dapat digunakan oleh para pekerja lepas dan pegiat UKM untuk mengatur usahanya dengan lebih baik dan bankable," pungkasnya. (*)