Jadi Kuli Bangunan Sejak SMA, Ini 6 Fakta Rafdi: Anak Wakil Wali Kota Tidore dan Pengakuan Sang Ayah
Rafdi Maradjabessy, putra Wakil Wali Kota Tidore Muhammad Sinen, tidak merasa malu bekerja sebagai kuli bangunan
Jadi Kuli Bangunan Sejak SMA, Ini 6 Fakta Rafdi: Anak Wakil Wali Kota Tidore dan Pengakuan Sang Ayah
TRIBUN-BALI.COM - Jadi Kuli Bangunan Sejak SMA, Ini 6 Fakta Rafdi: Anak Wakil Wali Kota Tidore dan Pengakuan Sang Ayah
Rafdi Maradjabessy, putra Wakil Wali Kota Tidore Muhammad Sinen, tidak merasa malu bekerja sebagai kuli bangunan meskipun ayahnya sudah menjabat sebagai wakil wali kota.
Bahkan, pekerjaan yang sudah ia jalani sejak masih duduk di kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) ini pun banyak yang mencemooh, namun Rafdi tidak memedulikan cemoohan itu.
Selain itu, ia pun tidak manfaatkan jabatan ayahnya yang kini menjabat sebagai wakil wali kota.
Berikut fakta Rafdi anak Wakil Wali Kota Tidore yang bekerja sebagai kuli bangunan.
1. Anak ke 3 dari 5 bersaudara
Rafdi mengatakan, kalau dirinya adalah anak ketiga dari lima bersaudara.
Ayahnya bernama Muhammad Sinen, dan ibunya bernama Rahmawati Muhammad.
Anak pertama saat ini pegawai honorer di rumah sakit di Tidore, anak kedua baru saja menyelesaikan kuliah S1 dan rencana melanjutkan ke jenjang S2.
Anak keempat masih kuliah, sedangkan yang kelima masih di bangku sekolah dasar.
Sementara, dia sendiri hanya lulusan SMA sejak 2017 lalu.
2. Kerja kuli bangunan sejak SMA
Rafdi memulai kerjanya sebagai kuli bangunan sejak kelas I SMA.
Saat itu, ayahnya baru saja terpilih sebagai Wakil Wali Kota Tidore.
Beberapa bulan ayahnya jadi Wakil Wali Kota, rekan-rekan di sekolah mulai mencemooh, bahwa anak pejabat tapi masih bekerja sebagai kuli bangunan.
“Saya tidak ambil pusing karena sebe (ayah) selalu mengajarkan bahwa hidup itu keras. Kerja itu harus mulai dari bawah bukan dari atas ke bawah,” kata Rafdi saat ditemui Kompas.com di Kota Tidore Kepulauan, Maluku, Selasa (9/7/2019).
3. Kerap dicemooh
Tak hanya di lingkungan sekolah, di masyarakat pun tak sedikit yang mengatakan kepadanya, mengapa masih saja mengerjakan pekerjaan kasar dan tidak minta pekerjaan kantoran kepada ayahnya.
“Saya katakan sama mereka bahwa sebe (ayah) itu, sebelum menjadi wakil wali kota, dia memulainya dari bawah dan saya ingin seperti sebe,” ujar dia.
4. Tidak manfaatkan jabatan ayah
Menjadi anak kandung dari Wakil Wali Kota Tidore Muhammad Sinen bukan berarti membuat hidup Rafdi Maradjabessy lebih mudah.
Prinsip hidup untuk tidak memanfaatkan jabatan sang ayah ternyata telah ditanamkan di keluarga Muhammad Sinen.
Hal itulah yang membuat Rafdi tidak malu dan tidak segan untuk bekerja sebagai kuli bangunan.
Rafdi menuturkan, prinsip itu juga dipegang teguh oleh saudara-saudaranya.
Anak pertama Sinen yang juga kakak Rafdi saat ini adalah pegawai honorer di rumah sakit di Tidore.
5. Tidak dilarang jadi kuli bangunan
Rafdi mengatakan, ayahnya tak marah atau melarang saat ia lebih memilih untuk menjadi kuli bangunan.
Justru sang ayah terus memotivasinya agar terus bekerja.
“Sebe (ayah) sering ke tempat saya kerja, biasanya di hari libur kerja. Kalau tidak datang, biasanya telepon menanyakan apakah hari ini kerja atau tidak,” ujarnya, Selasa (9/7/2019).
Kepada pengawas tukang pun, dia meminta agar diperlakukan sama seperti yang lainnya.
6. Tinggal bersama mertua
Rafdi mengungkapkan, kalau ia sendiri yang memutuskan menjadi kuli bangunan.
Yang penting, kata dia, bisa bekerja dan cari pengalaman kerja serta menambah nafkah hidup bagi istri dan satu anaknya.
Rafdi menikah dengan isrtinya bernama Sridayu pada 2018 dan kini dikaruniai seorang anak berumur 3 bulan.
“Setelah menikah, saya tinggal bersama mertua,” kata dia.
Kata Wakil Wali Kota Tidore soal Anaknya Jadi Kuli Bangunan
Sementara itu, dilansir Tribun Bali dari artikel Kompas.com dengan judul Kata Wakil Wali Kota Tidore soal Anaknya Jadi Kuli Bangunan, Wakil Wali Kota Tidore Muhammad Sinen mengatakan, bangga terhap anaknya, Rafdi Marajabessy yang kini berprofesi sebagai kuli bangunan.
“Secara pribadi, saya sangat bangga dengan apa yang dilakukan Rafdi,” ujar Sinen, ketika ditemui Kompas.com di ruang kerjanya di Kantor Wali Kota Tidore, Rabu (10/7/2019).
Sinen mengatakan, perjalanan hidup Rafdi saat ini tidak jauh beda dengan apa yang ia alami sejak kecil.
“Mungkin karena saya sering cerita, tentang kerasnya kehidupan saya masa lalu sehingga di Rafdi punya gaya hidup seperti saya. Dia mungkin termotivasi dengan apa yang saya lakukan dulu,” katanya.
Sinen bercerita, sejak kecil dirinya sudah berdagang bersama ibunya hingga ke Papua demi menopang kehidupannya bersama beberapa adik-adiknya.
Setelah menikah, Sinen pernah menjadi juragan kapal, motoris speed, hingga akhirnya terjun ke dunia politik yang memulai membesarkan namanya.
“Berangkat dari pengalaman hidup saya cerita ke mereka, setiap makan saya cerita hidup ini harus begini. Kakek kalian bukan pejabat tapi hanya nelayan biasa. Jadi ayah mau kalian seperti ayah,” ujarnya.
Ia juga sering menyampaikan kepada anak-anaknya bahwa hidup ini tidak boleh mengharap dari orang lain, tapi harus berjuang sendiri karena jabatan ini suatu saat akan hilang dan begitu hilang, anak-anaknya sudah siap dari sisi ekonomi.
Sinen mengaku, sebenarnya tidak mau Rafdi menjadi seorang kuli bangunan.
Namun, apa boleh buat profesi itu adalah pilihannya dan tidak boleh dipaksa.
“Bahkan suatu saat saya pernah tawarkan mau carikan kerja, tapi dia sendiri sampaikan ke saya, 'biar Adi (Rafdi) cari jalan sendiri'. Dia bilang bahwa banyak orang yang mau honor, karena kalau saya mau honor pasti ayah akan memprioritaskan saya. Nanti orang akan bilang apa,” kata Sinen.
Sinen mengatakan, istrinya juga sempat protes karena Sinen mengizinkan anaknya untuk tetap menjadi kuli bangunan.
“Istri saya bilang nanti orang lain akan bilang apa, tapi saya bilang ke istri tidak apa itu pilihannya, dan mudah-mudahan bisa menjadikan lebih baik,” katanya lagi.
Tak hanya dari lingkungan keluarga, cemoohan juga datang dari kalangan pegawai di dalam kantor.
Tak sedikit yang bertanya, kenapa Rafdi harus menjadi seorang kuli bangunan.
“Ada yang bilang seharusnya orangtua susah, anak-anak jangan susah. Ada yang SMS ke saya dimana mata hati melihat anak seperti itu. Saya bilang cara pandang saya dengan kalian beda. Alhamdulillah anak saya bisa begitu, hidup penuh dengan kesederhanaan,” kata Sinen yang juga Ketua DPD I Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Provinsi Maluku Utara.
Sinen berharap bahwa apa yang dia ajarkan kepada anak-anaknya bisa tertular dan dapat dibawa terus.
“Yang jelas, saya tidak mungkin tinggalkan begitu saja. Setelah jabatan ini selesai, saya pasti lakukan regenerasi. Saya sudah lihat cara dia berpikir sederhana, merakyat, itu sudah ada di dia (Rafdi). Tinggal diasah dan harapan saya pengganti saya ke depan,” katanya.
Sumber: KOMPAS.com (Fatimah Yamin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 6 Fakta Anak Wakil Wali Kota Tidore Kerja Jadi Kuli Bangunan, Sejak SMA hingga Dicemooh