Gempa 7,4 SR: Gerak Sesar Oblique pernah Sebabkan Gempa Aceh yang disertai Tsunami dan Gempa Bali

Gempa 7,4 SR: Gerak Sesar Oblique pernah Sebabkan Gempa Aceh yang disertai Tsunami dan Gempa Bali

Kompas.com
Gempa 7,4 SR: Gerak Sesar Oblique pernah Sebabkan Gempa Aceh yang disertai Tsunami dan Gempa Bali 

TRIBUN-BALI.COM-- Gempa Banten dengan magnitudo 7,4 terjadi pada Jumat (2/8/2019) pukul 19.03 WIB.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa berpotensi tsunami.

Pakar tsunami dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Abdul Muhari, mengatakan bahwa gempa terjadi dengan mekanisme sesar naik.

VIDEO: Diduga Detik-detik Terjadinya Gempa Magnitudo 7,4 di Sumur, Banten

"Tapi oblique, naik miring," ungkapnya ketika dihubungi Kompas.com.

Gerak sesar oblique pernah menyebabkan gempa besar di Aceh pada 2012 yang disertai tsunami kecil serta terjadi pula di Bali beberapa waktu lalu.

Mekanisme gempa sesar naik merupakan salah satu syarat terjadinya tsunami, selain magnitudo gempa yang besar serta lokasi gempa di zona subduksi atau pertemuan 2 lempeng.

Gempa Banten yang terasa hingga Jakarta, Depok, Bekasi, dan bahkan Solo ini berpusat di Megathrust Selat Sunda, wilayah pertemuan dua lempeng yang berpotensi membangkitkan gempa hingga magnitudo 8,8 dan tsunami lebih dari 20 meter.

Sejauh ini, informasi yang diketahui soal gempa Banten adalah magnitudonya 7,2, berpusat di Megathrust Selat Sunda, terjadi pada kedalaman sekitar 10 kilometer, dan punya mekanisme sesar oblique.

Abdul lewat analisis data telah mendeteksi gelombang tsunami di selatan Banten.

Kondisi Terkini Warga di Wilayah Pusat Gempa Banten yang Berpotensi Tsunami

Gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Banten dan sekitarnya, Jumat (2/8/2019) sekitar pukul 19.03 WIB. Getaran terasa kuat di Jakarta bahkan hingga Lampung dan Jawa Tengah serta Yogyakarta.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa berpusat di 7.54 LS,104.58 BT, 147 km barat daya Sumur, Banten.

Pusat gempa berada di kedalaman 10 km.

Gempa disebut berpotensi tsunami.

Warga Sumur, Pandeglang, di kawasan pusat gempa langsung mulai mengungsi sesaat setelah gempa mengguncang.

Erna, warga Pandeglang, menyebutkan, keluarganya di wilayah Sumur telah mengungsi ke tempat yang lebih tinggi sesaat setelah gempa.

Keluarganya menuturkan, air laut telah naik ke atas.

Daerah Sumur merupakan kawasan yang paling terkena dampak paling parah pada bencana tsunami akhir 2018.

Warga di kawasan perusahaan Krakatau Bandar Samudera, Cilegon, Banten, yang berada tak jauh dari bibir Pantai Anyer juga disebutkan telah dievakuasi.

Sementara itu, warga Cilegon juga merasakan getaran gempa yang kuat sehingga berhamburan ke luar rumah

"Warga pada keluar rumah, gempanya gede banget," kata Hayati, warga Cilegon.

Getaran yang kuat juga dirasakan oleh warga Kota Serang.

Mereka sempat berhamburan ke luar rumah.

"Semua pada ke luar di sini. sampai sekarang masih puyeng," kata Fatmawati, salah seorang warga perumahan Bumi Agung Permai I Kota Serang.

Selain warga, para pegawai minimarket di Jalan Letnan Jidun Kota Serang juga sempat berlarian keluar toko saat merasakan getaran gempa yang kuat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gempa Banten, Ahli Katakan Sebabnya adalah Gerak Sesar Oblique "

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved