Media Sosial dan Anak-anak Remaja yang Alami Gangguan Kecemasan
Perasaan cemas, gelisah, dan panik, tersebut bisa memicu masalah mental seperti depresi, penggunaan narkoba dan alkohol, bahkan bunuh diri
TRIBUN-BALI.COM - Angka remaja yang mengalami kecemasan (anxiety) terus meningkat.
Menurut data National Institute of Health Amerika Serikat, sekitar 20 persen remaja berusia 13-18 tahun mengalami gangguan cemas.
Kecemasan dan kegelisahan sebenarnya merupakan emosi yang wajar dialami.
Namun, jika kondisi itu bisa disebut tidak normal jika sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gangguan kecemasan ditandai dengan rasa khawatir dan takut berlebihan sehingga seseorang sulit berkonsentrasi, susah tidur, hingga merasakan gejala fisik seperti mual atau gemetaran.
Gangguan tersebut memang lebih banyak dialami orang dewasa karena kompleksitas masalah hidup yang dihadapinya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan gangguan cemas itu dialami anak remaja.
Selain faktor genetik, zat kimia di otak, kepribadian, dan kejadian besar dalam hidup, setidaknya faktor ini juga berpengaruh:
- Tuntutan sukses
Tekanan dan harapan yang tinggi untuk mencapai kesuksesan dari lingkungan ternyata membuat banyak remaja merasa cemas.
Menurut sebuah penelitian pada mahasiswa baru terungkap, mayoritas merasa kewalahan dengan banyaknya daftar yang harus mereka lakukan untuk mencapai sukses.
Hoki dan Mujur! 9 Zodiak Paling Bersinar dan Beruntung Besok Minggu 28 Februari 2021 |
![]() |
---|
Kisah Pria Lombok Nikahi Bule Perancis dengan Mas Kawin Cerek dan Cobek Batu, Jumpa Pertama di Bali |
![]() |
---|
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah Tiba di Kantor KPK, Sosok Edy Rahmat Jadi Sorotan |
![]() |
---|
Anda Perlu Tahu Saldo Minimal Tabungan di Bank BRI, BNI, Mandiri dan BTN |
![]() |
---|
Anda Terima Uang Nyasar, Segera Tempuh Langkah Ini Agar Tidak Masuk Penjara |
![]() |
---|