Prada DP Lucuti Seluruh Pakaiannya Saat Mutilasi Tubuh Fera Oktaria, Hal ini yang Ditakutkannya

Prada DP Lucuti Seluruh Pakaiannya Saat Mutilasi Tubuh Fera Oktaria, Hal ini yang Ditakutkannya

Kompas.com/Aji YK Putra
Prada DP menangis tersedu-sedu ketika mendengarkan keterangan saksi dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (1/8/2019). Korban Vera Oktaria (kanan). 

TRIBUN-BALI.COM, PALEMBANG- Prada DP mengatakan, sempat kebingungan menghilangkan jejak setelah membunuh kekasihnya, Fera Oktaria (21), dengan cara dicekik.

Fera dibunuh di kamar sebuah penginapan 06 Sahabat Mulya Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan pada 8 Mei 2019.

Niat untuk mutilasi itu pun muncul setelah dirinya melihat gergaji besi yang ada di dalam gudang.

Sembari membawa gergaji, Prada DP langsung kembali masuk ke dalam kamar.

Seluruh pakaian yang ia gunakan dilepas agar tak terkena percikan darah dari jenazah Fera.

"Seluruh baju Fera juga dilepas, langsung saya bawa ke kamar mandi," kata Prada DP dalam keterangan di persidangan Pengadilan Militer I-04 Palembang, Kamis (15/8/2019).

Saat mutilasi berlangsung, sekitar tiga menit, gergaji yang digunakan itupun patah.

Prada DP kembali bingung untuk menghilangkan jejak.

Pagi menjelang, ia memutuskan untuk ke rumah pamannya bernama Dodi Karnadi (36) yang hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari tempat penginapan.

Setelah bertemu Dodi, Prada DP mengaku telah membunuh Fera dan meminta bantuan pamannya.

Dodi sempat terkejut dan kebingungan atas ulah keponakannya tersebut.

Ia lantas memberikan kantong plastik ukuran besar kepada Prada DP untuk menyembunyikan tubuh Fera ke dalam tas setelah dimutilasi.

"Kantong plastik itu untuk memasukan jenazah Fera setelah dipotong, agar darahnya tidak netes. Setelah dari rumah Dodi saya membeli tas dan koper di pasar," ujarnya.

Saat bertemu Dodi, Prada DP mengaku bahwa pamannya menyarankan agar jenazah korban dimutilasi dan dimasukkan ke dalam koper sehingga bisa dibawa keluar kamar.

Mendapatkan saran tersebut, ia kembali membeli gergaji besi di toko bangunan dekat rumah pamannya.

Prada DP mengatakan, dia minta tolong Dodi untuk membantu memutilasi jenazah.

Namun, Dodi tidak mau sehingga DP balik ke penginapan.

Ketika di penginapan, Prada DP kembali melanjutkan memutilasi Fera.

Tiba-tiba, DP merasa iba dan mengurungkan niatnya.

"Saya kembali lagi ke rumah Dodi, Dodi lalu menelepon Imam (saksi yang meninggal) untuk meminta bantuan," ungkapnya.

Saat Imam datang, ia menyarankan agar Prada DP membakar jenazah Fera dengan menggunakan obat nyamuk bakar yang telah dibentuk menjadi "bom waktu".

Tubuh Fera disiram bensin.

"Kasur juga disiram, ketika obat nyamuk dihidupkan, saya kasihan jadi saya batalkan," ucapnya.

Dokter Forensik: Ada Tanda Kekerasan di Alat Vital Kekasih Prada DP

Dokter Forensik Polda Sumatera Selatan Kompol Mansyuri menemukan tanda kekerasan di bagian alat vital jenazah Fera Oktaria (21), yang tewas setelah dibunuh oleh kekasihnya sendiri Prada DP.

Tanda kekerasan itu ditemukannya ketika melakukan autopsi terhadap jenazah korban pada 10 Mei 2019 lalu, di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

Mansyuri mengatakan, saat dilakukan autopsi, kondisi jenazah sudah dalam keadaan membusuk lantaran diperkirakan sudah meninggal sejak dua hari sebelum ditemukan.

Hasil pemeriksaan di vagina korban, Mansyuri tak menemukan adanya bercak sperma.

Namun, hanya mendapatkan tanda kekerasan di bagian selaput darah.

"Di selaput darah vagina korban ada luka lecet arah jam 12 dan jam 3. Kalau tidak ada kekerasan biasanya licin saja, kemungkinan mengalami kekerasan," kata Mansyuri, saat menjadi saksi ahli di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Selasa (13/8/2019).

Akan tetapi, Mansyuri mengaku, tak bisa memastikan penyebab luka kekerasan dialat kelamin korban karena kondisi yang sudah mulai membusuk.

Namun, menurut Mansyuri, korban meninggal akibat mengalami kekerasan di bagian kepala akibat benda tumpul.

"Kemudian, ditemukan ada tanda mati lemas. Sehingga korban mengalami kehabisan nafas. Tidak ditemukan tanda kehamilan di tubuh korban," ujar dia.

Prada DP diduga memutilasi jenazah Fera beberapa jam setelah tewas.

Sebab, dokter Forensik tak menemukan adanya tanda resapan darah yang dialami korban.

"Jika ada resapan darah berarti dimutilasi dalam keadaan hidup. Namun, waktu itu tidak ada resapan darah," ungkap dia.

Oditur Mayor D Butar Butar sebelumnya dalam dakwaan menyebutkan, Prada DP dan korban Fera Oktaria (21) sempat melakukan hubungan suami istri ketika menginap di penginapan Sahabat Mulya Kabupaten Musi Banyuasin.

Setelah melakukan hubungan suami istri, keduanya terlibat cek-cok karena persoalan pasword handphone korban yang telah berubah.

Prada DP yang emosi langsung membenturkan kepala Fera di dinding hingga tewas.

Takut aksinya tercium, Prada DP mencoba menghilangkan jejak dengan memutilasi kekasihnya tersebut.

Namun, upaya itu gagal, karena dua gergaji yang digunakan patah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengakuan Lengkap Prada DP Alasan Bunuh dan Mutilasi Kekasihnya"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved