Smart Woman

Tembus Ruang Keterbatasan Diri, Ika Agustina Luncurkan Buku 'Suara Dari Atas Kursi Roda'

Wayan Ika Agustina lahir dalam kondisi yang kurang sempurna. Meski demikian,ia telah menghasilkan sebuah buku kumpulan puisi.

Penulis: Noviana Windri | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Noviana Windri
Ika (paling kanan) yang bergabung di Yayasan Bhakti Senang Hati, Gianyar, meluncurkan buku kumpulan puisinya berjudul "Suaraku Dari Atas Kursi Roda" di Rumah Sanur, Jalan Danau Poso, Denpasar, Jumat (23/8/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wayan Ika Agustina lahir dalam kondisi yang kurang sempurna. Meski hingga kini menjalani hidup dalam keterbatasan, namun imajinasi dan kreativitasnya justru melampaui batas.   

Di atas kursi rodanya, perempuan berkacamata yang dikenal pendiam ini terus menggali dan mengasah potensi yang dimiliki.

Bahkan saat ini ia telah menghasilkan sebuah buku kumpulan puisi berjudul "Suaraku Dari Atas Kursi Roda".

Buku itu ia persiapkan sejak 4 tahun lalu atau tepatnya pada tahun 2015. Sudah lama Ika memimpikan bisa menerbitkan sebuah buku.

"Saya dulu kecil tinggal di Karangasem. Sudah sejak SD saya suka menulis. Tetapi saat itu saya menulis cerpen saja. Saat saya SMP, saya bermimpi bisa membuat sebuah buku. Dan baru setahun setelah saya lulus SMA baru bisa mewujudkan mimpi saya," tambahnya.

Sebelum bukunya terbit, Ika mempublikasi karyanya hanya di media sosial pribadinya. Salah satu puisi yang paling emosional baginya adalah puisi yang berjudul 'Suaraku Dari Atas Kursi Roda'.

Ika mengaku inspirasi saat membuat puisi tersebut adalah saat teman-teman sepermainannya yang bukan penyandang disabilitas mengajaknya Ngiring ke Pura Besakih.

"Sebenarnya saat diajak, dalam hati saya  ingin sekali ikut ngiring bersama mereka. Bisa seperti mereka. Tapi saya tidak bisa karena kondisinya seperti ini. Sedih banget. Ketika keinginan harus berkompromi dengan keadaan. Di kala keadaan harus membatasi keinginan," jelasnya.

Anak pertama dari dua bersaudara ini tentu tidak lepas dari pasang surut kehidupan. Berbagai tantangan coba dihadapinya dengan tenang.

Tinggal di Karangasem dan tumbuh dengan didikan keluarga yang sederhana, ia tetap menempuh studi di sekolah sebagaimana siswa pada umumnya.

Saat ia duduk di bangku sekolah dasar dan belum memiliki sebuah kursi roda, ia harus dibantu oleh orangtua dan keluarganya untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.

"Dulu sebelum punya kursi roda, selama sekolah, ibu saya harus menggendong untuk pergi ke sekolah sejauh 2 kilometer. Saat itu kami juga tidak punya sepeda motor," terangnya.

Selama SD hingga SMP, ia sekolah di sekolah umum. Namun, saat SMP, ia mulai sakit-sakitan sehingga pada saat ujian akhir sekolah berlangsung, ia tidak bisa mengikutinya dan tidak bisa mengikuti ujian susulan.

"Akhirnya saat itu saya pindah di SLB. Sedih harus berpisah dengan teman saya di sekolah yang lama," tegasnya.

Meskipun demikian, Ika selalu mendapat dorongan dan semangat dari keluarga dan teman-temannya. Terutama orangtua yang menginspirasinya, yang memberinya dukungan dalam kondisi apapun.

"Kalau kita masih punya harapan, Tuhan pasti memberikan jalan. Untuk mewujudkan mimpi dan apapun yang mau kita lakukan," tegasnya.

Mimpi Yang Telah Terwujud
Ika yang bergabung di Yayasan Bhakti Senang Hati, Gianyar, meluncurkan buku kumpulan puisinya yang berjudul "Suaraku Dari Atas Kursi Roda" di Rumah Sanur, Jalan Danau Poso, Denpasar, Jumat (23/8/2019).

Salah-satu sukarelawan bidang psikologi, Dewa Ayu Eka Purba Dharma Tari MPsi menceritakan awal bertemu dengan Ika pada tahun 2015 saat ia membantu di Yayasan Bhakti Senang Hati.

Saat itu ia melihat Ika memiliki potensi menulis puisi tetapi hanya dipublikasi melalui media sosial pribadinya.

"Saya melihat di facebook-nya puisi yang dibuat Ika itu bagus dan Ika punya potensi. Saat itu terbersit keinginan saya untuk dikumpulkan dan dibuatkan buku kumpulan puisi karya Ika. Kemudian meng-upload keinginannya dengan menulis status di sosmed dan menandai penerbit serta beberapa orang yang saya kenal. Hingga akhirnya penerbit Tinta Mas Perkasa yang merespons dan diberikan gratis percetakannya," paparnya.

Buku kumpulan puisi "Suaraku Dari Atas Kursi Roda" dicetak sekitar 200 eksemplar sebagai awal pada terbitan pertama.

Ada sekitar 42 puisi di dalamnya, di antaranya Pangeranku, Cinta Pertama, Suaraku Dari Atas Kursi Roda, dan lainnya.

Dalam acara bedah buku ini, Ika dibantu oleh Komunitas Tedung Cinta Kasih. Buku kumpulan puisi ini bisa dibeli secara independen dan sebagai bentuk donasi.

"Saya berharap dengan peluncuran buku kumpulan puisi ini Ika bisa menginspirasi para disabilitas lain dan untuk banyak orang. Bahwa membantu tidak hanya aspek fisik materi. Sedangkan untuk Ika ini bisa menjadi titik balik untuknya hal-hal yang dianggap kurang baginya saat ini berbalik menjadi hal baru baginya," pungkasnya.

Peluncuran buku kumpulan puisi sekaligus bedah buku dengan menghadirkan pembicara Made Adnyana Ole, sastrawan dan pendiri Tatkala.co dan Arief Budiman atau sapaan akrab Ayip, Co-Founder Rumah Sanur Creative Hub. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved