Emosi Lama Beli Roti, Pria Ini Lempar Pisau yang Langsung Menancap di Dada Anaknnya, Tewas di Tempat
Saat itu, ayah korban menceritakan, sempat menyuruh korban membelikan es kelapa dan makanan ringan (roti) di warung dekat rumahnya.
Emosi Lama Beli Roti, Pria Ini Lempar Pisau yang Langsung Menancap di Dada Anaknnya, Tewas di Tempat
TRIBUN-BALI.COM, PALANGKARAYA - Kematian Eko Saputro (15) salah seorang pelajar di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang diduga dilakukan oleh Mardi (37) orang tuanya sendiri sempat menjadi perbincangan warga disekitar TKP, karena pengakuan ayah korban sangat janggal.
Lokasi kejadian pembunuhan di Jalan Manunggal Gang Kenanga I Kelurahan, Kalampanngan Kecamatan Sabangau, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pun menjadi sorotan warga, karena Mardi tega membunuh putranya sendiri.
Informasi terhimpun menyebutkan, sebelum kejadian, Mardi orang tua ES sempat beralibi korban tewas akibat terjatuh hingga membuat putranya tersebut meninggal dunia, sehingga dada kirinya tertusuk pisau.
Namun polisi tidak percaya begitu saja pengakuan ayah korban, karena adanya kecurigaan tetangga korban yang melapor ke polisi kejanggalan kematian korban tersebut.
• Ada Ketakutan Luar Biasa, Gadis 16 Tahun Pilih Bunuh Diri Setelah Digilir Pacar dan Teman-temannya
• Cerita Kehidupan Novy Chardon yang Hilang di Australia, Polisi Duga Dilenyapkan Suami Bulenya
• 2 Bayi Berusaha Hidup 11 Hari dalam Kamar Tanpa Sang Ibu yang Memilih Berpacaran, Berakhir Tragis
• Live Streaming Arsenal vs Tottenham Hotspur, Mencari Penguasa London Utara
Saat itu, ayah korban menceritakan, sempat menyuruh korban membelikan es kelapa dan makanan ringan (roti) di warung dekat rumahnya.
Namun, setelah kembali ke rumahnya dan membawa pesanan tersangka, adik korban memintanya sehingga terjadi keributan antara korban dan adiknya yang masih berumur 5 tahun.
Saat itu korban bersama adiknya sempat kejar-kejaran sehingga korban terjatuh saat di dalam rumah, hingga tewas tertusuk pisau dada kirinya.
Untuk membuktikan pengakuan ayah korban tersebut polisi kemudian meminta agar jenazah korban dilakukan visum, namun sempat ditolak oleh ayah korban.
"Ayah korban sempat menolak saat ingin dilakukan visum, namun karena kami curiga dengan kematian korban yang tak wajar akhirnya jasad korban dilakukan visum untuk penyelidikan, dan diketahui memang ada luka menganga bekas tusukan pisau di dada kiri korban hingga menembus jantung ," ujar Kapolres Palangkaraya AKBP Timbul RK Siregar, Minggu (1/9/2019).
Polisi makin curiga, karena waktu turun ke TKP, menemukan pisau sudah dalam kondisi bersih begitu juga TKP nya juga dalam kondisi bersih, sehingga semua dimintai keterangan dari ayah korban, ibu korban hingga adik korban.
Akhirnya pelaku mengakui telah membunuh anaknya karena tidak mampu mengendalikan emosi, melihat kelakuan anaknya yang berantem dengan adiknya.
Jengkel karena terlalu lama membelikan roti dan tidak memberikan adiknya roti sehingga keduanya berantem didalam rumah.
"Dia mengakui telah membunuh anaknya karena tidak mampu mengendalikan emosi kemudian melemparkan pisau ke arah anaknya sehingga tertancap di dada kiri anaknya masuk hingga sembilan sentimeter tembus ke jantung, hingga anaknya tewas," ujarnya. (banjarmasinpost.co.id / faturahman)
Artikel ini ditulis Fathurahman telah tayang di banjarmasinpost.co.id